Mohon tunggu...
Sindi Srilius
Sindi Srilius Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Nama: Srilius Saka Mbindi

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Minimnya Masyarakat yang Tidak Mengikuti Batasan Usia pada Media Sosial dan Internet

15 April 2024   20:33 Diperbarui: 15 April 2024   20:35 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

MINIMNYA MASYARAKAT YANG TIDAK MENGIKUTI BATASAN USIA PADA MEDIA SOSIAL DAN INTERNET

Disusun Oleh :

KELOMPOK 4


Richard Dio Commas (1902056100)


Gracia Perada Watun (2302056073)


Bonita Femi Febrian (2302056082)


Aloysia Alfagrace Ying (2302056092)


Nailah Syakirah Syahbani (2302056098)


Srilius Saka Mbindi (2302056099)


Elicha mutiara putri (2302056109)


Program Studi Ilmu Komunikasi, Fakultas Ilmu Sosial Dan Politik

Universitas Mulawarman Samarinda


A. LATAR BELAKANG

 1. Penjelasan SKI secara Umum 

Sistem Komunikasi Indonesia (SKI) merupakan suatu istilah yang terdiri dari tiga buah kata yang menjadi satu untuk membentuk suatu makna tersendiri. Ketiga kata tersebut masing-masing mempunyai arti tersendiri. Dari bergabungnya ketiga kata tersebut menjadi satu menjadikannya suatu kalimat dengan makna yang secara khusus merujuk pada komunikasi dan berbagai dinamikanya.

Pertama, kata “Sistem” mengandung makna sebagai sebuah pola yang memiliki keteraturannya sendiri yang bersifat mekanis yang berhubungan satu sama lainnya yang dengannya maka bergeraklah suatu dinamika.

Kedua, kata “Komunikasi” Defenisi komunikasi tersebut adalah suatu satu kesatuan yang saling berhubungan. Atau dengan kata lain, disebut komunikasi apabila kelima unsur yaitu penyampai pesan, pesan, penerima pesan, alat penyampai pesan, dan efek yang timbul dari pesan tersebut ditemukan dalam satu kondisi secara sekaligus. Kalau salah satu saja, bahkan kalau hanya ada empat dari lima unsur yang ada yang saling berhubungan, maka kondisi tersebut belum tepat dikatakan sebagai sebuah komunikasi.

Ketiga, kata “Indonesia” dalam konteks sosial politik, yang dimaksud dengan Indonesia adalah sebuah negara yang berideologi Pancasila, berlambang Burung Garuda, berbendera merah putih yang terdiri dari gugusan ribuan pulau-pulau dari Sabang sampai Merauke. Indonesia terdiri dari ratusan suku/etnis yang disatukan menjadi bangsa Indonesia, dan terdiri dari ratusan bahasa daerah yang berbeda yang disatukan oleh bahasa Indonesia sebagai bahasa sehari-hari.

Dari ketiga defenisi tersebut, yang masing-masing memberi batasan sesuai dengan makna kata, maka frasa Sistem Komunikasi Indonesia membentuk maknanya sendiri. Tirtawati mendefinisi sistem komunikasi adalah sekelompok orang atau pedoman dan media yang melakukan suatu kegiatan mengolah, menyimpan menuangkan ide, gagasan, simbol, lambang menjadi pesan dalam membuat keputusan untuk mencapai satu kesepakatan dan saling pengertian satu sama lain dengan mengolah pesan itu menjadi sumber informasi. Pendapat seperti ini merujuk pada hal yang terjadi dalam sebuah sistem, sistem komunikasi dan informasi dalam suatu negara yang saling memengaruhi dengan sistem politik dan kenegaraan, sistem ekonomi, sistem sosial dan lainnya.

2. Urgensi Masalah Komunikasi

Masalah komunikasi minimnya masyarakat yang tidak mengikuti batasan usia pada media sosial dan internet memang menjadi isu yang cukup penting dan mendesak untuk diperhatikan.

  • Perlindungan anak dan remaja: Konten yang tidak sesuai dengan usia dapat berdampak negatif pada perkembangan psikologis, moral, dan sosial anak-anak dan remaja. Mereka rentan terhadap paparan konten berbahaya seperti kekerasan, pornografi, atau konten yang tidak pantas.

  •  Kesehatan mental: Penggunaan media sosial dan internet tanpa batasan usia dapat memicu masalah kesehatan mental seperti kecanduan, depresi, kecemasan, dan masalah psikologis lainnya, terutama pada anak-anak dan remaja.

  •  Etika dan tanggung jawab: Kurangnya pengawasan dan batasan usia dalam penggunaan media sosial dan internet mencerminkan kurangnya tanggung jawab dan etika dari pengguna maupun penyedia layanan. Hal ini dapat berdampak luas pada masyarakat.

  • Regulasi dan kebijakan: Diperlukan regulasi dan kebijakan yang jelas dan tegas terkait batasan usia penggunaan media sosial dan internet untuk melindungi kelompok rentan, khususnya anak-anak dan remaja.

  • Edukasi dan literasi digital: Masyarakat perlu diedukasi dan ditingkatkan literasi digitalnya agar dapat menggunakan media sosial dan internet dengan bijak dan bertanggung jawab sesuai usia.

    Oleh karena itu, masalah komunikasi minimnya masyarakat yang tidak mengikuti batasan usia pada media sosial dan internet harus segera ditangani secara komprehensif melibatkan berbagai pemangku kepentingan untuk melindungi generasi muda dan menjaga kesehatan mental masyarakat.

B. PEMBAHASAN

1. Kekhawatiran mengenai penggunaan media sosial dan internet di bawah umur

Di zaman modern ini, penggunaan internet dan media sosial  tidak memiliki batasan ruang dan waktu, bahkan tidak ada batasan usia bagi penggunanya. Namun kenyataannya, media sosial sudah memiliki filter tersendiri untuk  konten dan pesan lama, termasuk topik sensitif seperti video dan cerita dewasa, kekerasan fisik, dan  politik. 

Selain itu, akun media sosial  hanya dapat dibuat oleh kelompok umur tertentu. Namun yang terjadi di masyarakat justru sebaliknya.
Khususnya di Indonesia, orang tua memberikan gawai kepada anak di bawah umur, dan beberapa anak kecil bahkan  diberikan gawai sebagai mainan. Pendapat di platform seperti Tik-Tok dan Instagram mengatakan ini adalah solusi yang memungkinkan orang tua menjaga anak mereka saat mengerjakan pekerjaan rumah atau pekerjaan kantor.

Persoalan kualifikasi usia ini harus dipandang sebagai persoalan serius ketika mempelajari sistem komunikasi Indonesia, khususnya unsur budaya timur yang dianut Indonesia. Pembatasan usia pengguna media sosial berkaitan dengan sistem komunikasi Indonesia yang merupakan salah satu aspek pengaturan dan pengendalian penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.  Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan kebijakan  usia minimum penggunaan media sosial untuk melindungi anak-anak dan remaja dari konten yang tidak pantas atau berbahaya.

Hal ini juga mencerminkan upaya  menjaga integritas dan moralitas  sistem komunikasi Indonesia.

Penggunaan media sosial dan internet yang tidak tepat pada kelompok umur tertentu dapat menyebabkan buruknya kesehatan mental dan emosional. Oleh karena itu, penting untuk memberikan pendidikan dan pengawasan orang tua serta menerapkan pedoman yang lebih ketat terkait penggunaan oleh anak di bawah umur.

2. Harapan Mengenai Penggunaan Media Sosial Dan Internet Di Bawah Umur

Kami ingin mengatasi  media sosial dan internet, dan segala sesuatu yang berdampak negatif pada  anak-anak khususnya. Untuk mencegah anak-anak merasakan dampak negatif dari Internet, kita harus memberikan cara-cara yang lebih bermanfaat, seperti memberikan ruang terbuka di mana anak-anak dapat mengakses Internet, sehingga tidak memberikan kesempatan kepada mereka untuk membuka pornografi dan informasi negatif lainnya kepada Anda dapat memfokuskan waktu dan perhatian Anda pada berbagai hal. Ini 

Karena internet  telah menjadi bagian integral dari kehidupan sehari-hari anak-anak dan remaja di Indonesia, diperlukan upaya  untuk meningkatkan kesadaran, pengetahuan, dan keterampilan mereka mengenai keamanan internet.
Hal ini dapat dicapai melalui sosialisasi, pendidikan berulang, dan pelatihan.

Terutama dari sudut pandang anak-anak dan remaja, sangat penting untuk memahami penggunaan dan keamanan media digita sebelum merencanakan program informasi bertema keamanan digital. Hal ini mencakup pemahaman bagaimana menafsirkan dan menggunakan teknologi digital, komunikasi online, dan perilaku berisiko atau berisiko.

C. KESIMPULAN

1. Ulasan Dari Karya Tulis

Penggunaan media sosial kerap tidak mengenal batas ruang dan waktu, menjadi salah satu dari faktor penting berjalannya Sistem Komunikasi Indonesia di masyarakat.

Namun, karena penggunaannya yang tidak terbatas dan tidak terkendali, perilaku seseorang akibat dampak dari media sosial menjadi kekhawatiran di kalangan masyarakat, terutama pada mereka yang berada di bawah umur. Tidak adanya literasi dan pengendalian dari orang tua, anak-anak bisa terjerumus semakin dalam di pengaruh internet yang buruk dan belajar dari yang seharusnya belum cukup di umur mereka, terutama pada konten yang tidak pantas dan berbahaya.

Dengan harapan agar ke depannya, para orang tua dapat membantu anak-anak dan remaja dalam mengendalikan penggunaaan internet dan media sosial, memberikan literasi dan pengetahuan dasar mengenai dampak dampak dari media sosial agar tidak menciptakan adanya sifat kurang moral dan etika pada usia mereka yang masih tergolong muda.

2.  Saran Dan Solusi Terkait Penggunaan Media Sosial Dan Internet Di Bawah Umur

Kehadiran media sosial semakin memudahkan kita untuk terhubung dengan siapapun saat ini. Segala informasi dan hiburan yang Anda butuhkan juga bisa Anda dapatkan melalui media sosial. 

Oleh karena itu, banyak orang yang membuang banyak waktu berselancar di internet sambil menikmati berbagai media sosial. Permasalahan rendahnya kesadaran masyarakat terhadap batasan usia dalam menggunakan media sosial dan internet dapat menjadi permasalahan yang serius, apalagi mengingat dampaknya terhadap anak-anak dan remaja.  Berikut beberapa saran dan kemungkinan solusi:

  • Pendidikan dan Kesadaran Penting untuk mendidik dan meningkatkan kesadaran masyarakat, khususnya orang tua dan pendidik, tentang risiko dan bahaya yang terkait dengan penggunaan media sosial dan Internet. Seminar, lokakarya, dan kampanye publik dapat menjadi cara yang efektif untuk menyebarkan informasi ini.
  • Peraturan  Ketat Pemerintah harus memberlakukan peraturan  ketat mengenai batasan usia saat menggunakan media sosial dan internet.  Hal ini dapat mencakup peraturan yang membatasi akses terhadap konten yang tidak pantas atau berbahaya oleh anak-anak dan remaja.
  • Teknologi Pembatasan Pengembang  media sosial dan platform Internet dapat memperkenalkan fitur teknologi seperti kontrol orang tua, filter konten, dan peringatan usia untuk  mengontrol akses anak-anak dan remaja terhadap konten yang tidak pantas. 
  • Pendidikan Digital Sekolah dan lembaga pendidikan dapat memasukkan pendidikan digital ke dalam kurikulumnya, termasuk memahami pentingnya privasi online, keamanan, dan perilaku  sehat saat menggunakan media sosial dan internet.

 

  •  Peran orang tua dan pengasuh Orang tua dan pengasuh memainkan peran penting dalam memantau dan mengendalikan penggunaan media sosial dan internet anak-anak mereka. Mungkin ada gunanya jika kita menetapkan peraturan rumah tangga dalam menggunakan teknologi dan mendiskusikan secara terbuka  risiko dan manfaatnya.

 

  •  Dukungan dan Pemantauan Dukungan dan pemantauan yang lebih proaktif terhadap aktivitas online anak-anak dan remaja dapat membantu mencegah akses  ke konten yang tidak pantas atau berbahaya.

 

  •   Kampanye Edukasi Melakukan kampanye edukasi rutin yang mengingatkan masyarakat akan pentingnya menghormati batasan usia saat menggunakan media sosial dan internet dapat membantu meningkatkan kesadaran dan mengubah perilaku.

 

  •  Kolaborasi pemerintah Industri dan masyarakat sipil: Untuk mengatasi masalah ini secara efektif melalui kolaborasi dan kemitraan, diperlukan keterlibatan semua pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, perusahaan teknologi, lembaga pendidikan, dan organisasi masyarakat sipil. Hal ini penting.

Dengan menerapkan pendekatan holistik dan melibatkan berbagai pemangku kepentingan,  perubahan besar harus dicapai dalam mengatasi kurangnya kesadaran masyarakat terhadap batasan usia dalam menggunakan media sosial dan Internet.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun