Menurut saya, beliau tidak hanya sekedar seorang wanita pekerja keras yang lima belas tahun mengabdikan hidupnya bekerja di kebun dan juga pabrik. Tapi, juga memberi arti bahwa kita tidak boleh kalah oleh kerasnya hidup. Hal itu tentu sedikit menyentil saya yang sedikit-sedikit mengeluh hanya karena tugas menumpuk.
Banyak hal yang sedari dulu saya tunggu ketika ikut bertumbuh bersama melihat kerja keras beliau. Kapan kebahagiaan akan sepenuhnya berada di pihak beliau? Itu yang selalu ada di kepala saya hingga kini. Tapi, rasanya agak aneh jika saya mencari keadilan atas hidup beliau sedangkan beliau menjalani semuanya tanpa merasa tidak diadilkan.
Mungkin saya ingin tumbuh setangguh beliau dalam mengartikan hidup. Ada banyak hal menyakitkan yang sudah dilewati tapi tetap harus fokus ke depan. Petir mungkin menjadi sebuah ketakutan untuk beliau karena mengubah histori hidup tapi beliau tidak pernah bersembunyi dari petir itu. Ada banyak hal yang menyebabkan sakit selama hidupnya, tapi dia tidak meninggalkannya tapi mungkin menunggu ketika petir itu berubah menjadi pelangi.
Ada banyak hal baik yang saya pelajari dan sangat membantu saya menjadi dewasa. Saya tidak ingin menjadi tukang sapu, tapi saya ingin bekerja setulus beliau. Seperti kata beliau suatu hal tidak bisa kita raih dengan mudah, akan ada proses di baliknya. Itulah yang saya coba artikan dalam hidup saya untuk mencapai tujuan saya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H