Mohon tunggu...
Sindi Lestari
Sindi Lestari Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Suka menulis kalau mood

Selanjutnya

Tutup

Film

(500) Days of Summer: Grieving for The Living, Pentingnya Tidak Menggantungkan Kebahagiaan pada Orang Lain

26 Oktober 2022   00:00 Diperbarui: 26 Oktober 2022   00:13 1011
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keterpurukan Tom dapat diminalisir jika saja dirinya tidak menjadikan Summer sebagai pusat kebahagiaannya. Jika saja dia tidak terobsesi dengan sebuah hubungan yang berhasil. Terkadang menjadi independent sangat penting, atau bahkan tidak selalu merasa ketergantungan dengan seseorang. 

Karena kita seringnya terlena dengan kenyamanan tersebut yang membuat kita tidak siap jikalau kenyaman itu direnggut begitu saja. Untuk itulah ada istilah "Setting Boundaries" agar kita dapat membatasi hal-hal yang sekiranya membuat kita terlalu keasyikan serta dapat tetap mengontrol apa yang boleh dan tidak boleh untuk diri kita. 

Dikutip dari osc.medcom.id, menetapkan Batasan dapat membuat hidup kita jadi terasa lebih mandiri karena tidak menggantungkan harapan pada orang lain dan kita jadi bisa lebih bertanggung jawab atas diri kita. (Keenan, 2021)

Secara asimilasi, cerita dan mise en-scene (500) Days of Summer terasa begitu nyata untuk sebuah film. Sepanjang film menunjukkan bagaimana kehidupan pekerja kantoran dengan pekerjaan yang tidak dia minati, tetapi karena butuh ornag tersebut sebisa mungkin terus bertahan. Kesinambungan setiap elemen mise en-scene dalam film cukup membuat saya merasa begitu dekat dengan akur kehidupan di dalam film (500) Days of Summer.

Akhir kata, (500) Days of Summer membuat saya merasa untuk tidak terlalu percaya tentang hal-hal terlalu baik yang terjadi akhir-akhir ini. Saya selalu aware terhadap kemungkinan terburuk yang bisa saya dapatkan setelah merasa mendapatkan kebaikan.

Namun, jika kita sudah menyiapkan hati dan telah membuat batasan, apakah kita benar-benar terjamin tidak akan merasakan hal yang dialami Tom setelah putus dari Summer?

References

Ayu Mandira, I. (2022, September 27). Stoikisme: Refleksi Spiritual Zaman Now -- CRCS UGM. CRCS UGM. Retrieved October 25, 2022, from https://crcs.ugm.ac.id/refleksi-spiritual-zaman-now/

Keenan, C. (2021, January 1). The Importance of Setting Boundaries --- The SMU Journal. The SMU Journal. Retrieved October 25, 2022, from https://www.thesmujournal.ca/editor/the-importance-of-setting-boundaries

Martin, S. (2018, April 24). What Are Boundaries and Why Do I Need Them? Live Well with Sharon Martin. Retrieved October 25, 2022, from https://www.livewellwithsharonmartin.com/what-are-boundaries/

Selva, J. (22018, 1 5). How to Set Healthy Boundaries: 10 Examples + PDF Worksheets. PositivePsychology.com. Retrieved October 25, 2022, from https://positivepsychology.com/great-self-care-setting-healthy-boundaries/

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun