Lantas apa yang bisa kita lakukan jika ulama besar dawuh seperti itu?
Ya, sangat benar tentunya dawuh beliau, namun jika masyarakat salah arti dalam memahami karna kurangnya ilmu yang membekali, wanita bisa merasa sangat dirugikan. Berdiam di rumah bukan hanya sebatas rebahan dan scroll tiktok dan instagram, ridlo suami tidak hanya tentang dapur, kasur, dan sumur, mencetak anak sholeh dan sholihah bukan cuma hamil lalu melahirkan, namun harus asah, asih, dan asuh. Jika tidak dengan ilmu, kita bisa apa? Ingat! al-Umm madrasatul ula bagi anak-anaknya.
Bagaimana kita mau mengharapkan anak-anak kita akan terdidik dengan baik jika diasuh ibu yang tidak berpendidikan. Maka jadilah terdidik sebelum kalian mendidik. (Ning Sheila Hasina)
Pernyataan tersebut sejalan dengan gagasan RA Kartini yang menjadikan pendidikan itu sebagai alat untuk memajukan sebuah bangsa.
"Wanita berpendidikan tinggi bukan untuk menyaingi lelaki, tetapi untuk membangun generasi" (Muhammad Raffi, 2023)
Jadi, pendidikan bagi wanita merupakan kunci dari peningkatan kualitas diri. Makin tinggi pendidikannya, makin tinggi pula kualitas dirinya. Sehingga wanita juga bebas dan boleh untuk berpendidikan tinggi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H