Respons konselor terhadap klien berupa verbal dan nonverbal. Yang berpengaruh terhadap klien dan topikk yang sedang dibahas. Tugas konselor adalah mengidentifikasi jenis isi yang dikemukakan oleh klien dan mengidentifikasi alternatif respons.Â
Jenis respons yang dapat digunakan dari stimulus yang menghasilkan isi kognitif adalah : (1) diam; (2) meminimalkan aktivitas verbal (seperti oh, ya dll); (3) menyatakan kembali sebagian atau seluruh apa yang dikomunikasikan klien; (4) probing, yaitu bertanya yang memerlukan lebih dari satu kata dari klien.
Klien menggunakan cara verbal dan nonverbal (suara memuncak, kecepatan bicara, posisi tubuh, dan bahasa badan) untuk menyatakan masalah pada koonselor. Perasaan dapat diidentifikasikan kedalam 4 bidang, yaitu ksih sayang, kemarahan, kekhawatiran, dan kesedihan.
Perumusan masalah meliputi mengenal, memahami dan memenuhi kebutuhan klien. Konselor perlu memahami klien, karena peran konelor untuk menciptakan suasana menyenangkan untuk konseling.Â
Proses konseling melibatkan 2 jenis tujuan, yaitu tujuan proses dan tujuan hasil akhir. Tujuan hasil dibedakan untuk setiap klien, secara langsung diaitkan dengan perubahan klien sebagai hasil konseling. Konselor harus mampu mengubah tujuan yang tidak jelas ke tujuan khusus, dan klien harus dilibatkan dalam hal tersebut.
Dalam proses konseling, konselor harus menilai perilaku dan pengaruhnya terhadap klien. Proses ini melibatkan dua kegiatan, sebelum dan selama. Sebelum kegiatan konselor harus memahami klien dan kesulitannya untuk menyeleksi intervensi konseling apa yang sesuai. Dan selama kegiatan melibatkan penilaian yang berkesinambugan terhadap respons klien terhadap intervensi konselor.
Sumber diambil dari buku Bimbingan dan Koseling dalam berbagai latar kehidupan karya  Dr. Achmad Juntika Nurihsan, M.Pd
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H