Seluruh orang termasuk para ahli sepakat bahwa olahraga memiliki manfaat besar untuk menjaga kesehatan dan kebugaran tubuh. Olahraga yang dilakukan secara rutin terbukti menurunkan risiko terjadinya berbagai macam penyakit kronik terkait perubahan gaya hidup seperti sakit jantung, stroke, diabetes mellitus, dan kanker.Â
Selain itu, olahraga juga memicu terjadinya adaptasi fisiologis tubuh sehingga menghasilkan peningkatan metabolisme dan ketahanan jantung dan paru [1]. Studi menunjukkan olahraga menurunkan risiko sakit jantung dengan mencegah terjadinya pembentukan plak dalam pembuluh darah dan peningkatan pelebaran pembuluh darah, sehingga mengurangi resistensi pembuluh darah dan meningkatkan aliran darah ke organ.Â
Olahraga rutin juga mengadaptasi jantung sehingga meningkatkan curah jantung dan efisiensi kerja jantung. Orang yang rutin berolahraga memiliki tekanan darah yang lebih rendah dan kadar gula yang lebih baik [2].
Walaupun manfaat dari olahraga sudah diketahui dengan jelas, masih banyak masyarakat Indonesia yang enggan untuk melakukan olahraga rutin.Â
Penelitian oleh Ekawati et. al. (2020) pada 34 provinsi di Indonesia menunjukkan angka partisipasi olahraga dan kebugaran fisik yang rendah pada masyarakat Indonesia [3]. Indonesia juga memiliki angka prevalensi obesitas yang tinggi yaitu 23,1% pada seluruh populasi orang dewasa [4]. Kurangnya motivasi dan ruang terbuka untuk melakukan olahraga menjadi alasan rendahnya partisipasi olahraga bagi masyarakat Indonesia [3].
Penelitian pada dekade terakhir ini menunjukkan olahraga intensitas tinggi secara intensif memiliki manfaat yang besar untuk menjaga kesehatan dan pencegahan penyakit, serta dapat menghasilkan bentuk tubuh yang ideal dan fisik yang bugar dalam jangka waktu yang relatif singkat.Â
Hasil penelitian tersebut membuat banyak media massa menekankan manfaat olahraga intensitas tinggi serta berbagai teknik untuk melakukannya.Â
Pada masa modern ini, hasil yang cepat menjadi pesan yang sangat menarik bagi masyarakat yang menginginkan badan yang sehat dan bentuk tubuh yang ideal [5]. Padahal tidak semua orang dapat bertahan melakukan olahraga intensitas tinggi terutama pada orang yang tidak pernah atau jarang berolahraga.Â
Kegagalan dalam mengikuti olahraga intensitas tinggi ini justru dapat berakibat pada rendahnya motivasi untuk melakukan olahraga secara rutin. Studi menunjukkan bahwa olahraga intensitas tinggi memiliki risiko drop out yang lebih tinggi dibandingkan dengan olahraga intensitas sedang [6].
Sudah banyak bukti menunjukkan bahwa perilaku sedentari merupakan faktor risiko terjadinya berbagai penyakit kronik termasuk sakit jantung, kanker, diabetes mellitus, hipertensi, dislipidemia, gangguan otot dan tulang, depresi, gangguan kognitif, serta penurunan kualitas hidup. Ketidakaktifan tubuh merupakan salah satu faktor risiko terbesar penyumbang kematian di dunia yang dapat dimodifikasi [7].Â
Di sisi lain, studi terkini menunjukkan aktivitas fisik intensitas sedang tanpa disertai olahraga secara intensif mampu menurunkan angka kematian dan mencegah penyakit akibat perilaku sedentari. Aktivitas fisik bermanfaat untuk mengontrol tekanan darah, gula darah, dan lemak darah, menurunkan berat badan, serta mencegah obesitas sehingga mencegah terjadinya penyakit akibat perilaku sedentari.