Mohon tunggu...
Sindi Darmawan Prasetyo
Sindi Darmawan Prasetyo Mohon Tunggu... Freelancer - Pembaca yang ingin menulis

Menulis sedikit tapi bermanfaat, karena memberi inspirasi lebih penting dari sekedar menjadi viral

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Di Sepak Bola, Warna Darah Tak Harus Sama dengan Warna Bendera

11 Mei 2020   17:17 Diperbarui: 11 Mei 2020   17:21 367
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber: sport-image

Regulasi FIFA mengatur kewarganegaraan dengan cara yang berbeda. Semua tergantung pada debut internasional seorang pemain.
Dalam Statuta FIFA Bab III pasal 8 disebutkan bahwa jika seorang pemain telah bermain dalam laga resmi internasional, maka dia telah memiliki status kewarganegaraan dari tim yang dibelanya.

Sedangkan di pasal 5 dijelaskan bahwa setiap pemain yang telah berpartisipasi dalam pertandingan (baik sebagian atau seluruhnya) dalam kompetisi resmi kategori apapun untuk satu asosiasi, maka tidak diperbolehkan memainkan pertandingan internasional untuk tim dari asosiasi lain.

Artinya sekali seorang pemain tampil dalam pertandingan resmi internasional baik di kategori senior maupun kelompok umur, maka dia tidak punya kesempatan untuk memperkuat timnas negara lain di sepanjang karirnya.

Regulasi itu yang membuat Mikel Arteta gagal memperkuat Inggris hanya karena pernah membela tim Spanyol U-16. Atau bagaimana naturalisasi Ezra Walian menjadi sia-sia, karena Ezra sudah tidak mungkin lagi memperkuat timnas Indonesia gara-gara pernah bermain di kualifikasi Euro U-17 bersama Belanda.

Diego Costa lebih beruntung. Sempat dipanggil Brasil dalam dua laga uji coba, tapi Costa masih bisa masuk skuad Spanyol di Piala Dunia 2014. Itu karena laga Costa bersama Brasil bukanlah laga resmi internasional, dan saat itu Costa sudah punya paspor Spanyol.

Trend naturalisasi pemain lalu muncul sebagai respon isu kewarganegaraan di sepakbola. Ini menjadi siasat yang dilakukan untuk memperkuat timnas secara instan. 

Hukum kewarganegaraan di masing-masing negara memungkinkan pergantian bahkan kewarganegaraan ganda. Garis keturunan, tempat kelahiran hingga lama domisili dihubung-hubungkan untuk melegalkan seorang pemain menyeberangi batas status kewarganegaraan.

Mauro Camoranesi dan Diego Costa mungkin tidak akan sempat merasakan panggung Piala Dunia tanpa karir panjang di negeri orang dan 'dibantu' regulasi kewarganegaraan FIFA. 

Sekalipun harus dicap penghianat bangsa oleh Argentina dan Brasil selaku tanah kelahiran mereka.
Sepak bola selalu berkembang dengan dinamikanya. Kewarganegaraan dalam sepak bola adalah kompromi regulasi sepak bola dengan hukum negara untuk menghasilkan bakat terbaik bagi tim nasional. (sdp)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun