Mohon tunggu...
Sindi Darmawan Prasetyo
Sindi Darmawan Prasetyo Mohon Tunggu... Freelancer - Pembaca yang ingin menulis

Menulis sedikit tapi bermanfaat, karena memberi inspirasi lebih penting dari sekedar menjadi viral

Selanjutnya

Tutup

Kurma Pilihan

Menafsir Ulang Idul Fitri untuk Harapan Normal Baru

23 Mei 2020   18:12 Diperbarui: 23 Mei 2020   18:18 483
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Karena itu mudik jadi media untuk mendekatkan antar individu dalam memenuhi tujuan tersebut.

Nilai-nilai budaya luhur di negeri ini memberi dasar pengamalan agama yang diselaraskan dalam dimensi persatuan dan budaya. Jadilah mudik sebagai ritual Idul Fitri rasa Indonesia.

Tapi yang dihadapi muslim Indonesia pada Idul Fitri 1441 H jauh berbeda. Pandemi Covid-19 membuat ruang interaksi manusia menjadi terbatas. Sebagai upaya pencegahan penyebaran virus, pemerintah telah melarang mudik tahun ini.

Karena itu masyarakat muslim Indonesia harus menafsir ulang makna Idul Fitri.

Mudik lahir dari perjalanan budaya. Di masa pandemi seperti sekarang, manusia ditantang beradaptasi untuk menciptakan budaya baru yang cocok dengan tuntutan kehidupan sekarang.

Tantangan itu membawa kita pada sebuah harapan normal baru. Bahkan sejak Ramadhan tahun ini sudah banyak hal positif baru yang dilakukan dalam hubungan vertikal dengan Allah dan hubungan horizontal dalam kehidupan sosial.

Tanpa disadari selama ini kita sering merayakan euforia Ramadhan hampir setiap hari dengan buka bersama teman atau kolega.
Hitung saja ada berapa kali buka bersama dalam setahun yang mengurangi waktu bersama keluarga.

Hitung berapa lama waktu mengobrol yang dihabiskan saat bukber hingga melewatkan waktu Tarawih.

Pembatasan aktivitas sosial pada Ramadhan kali ini justru memberi kita waktu untuk lebih bermanfaat dalam keluarga. Sesibuk apapun aktivitas di luar pasti akan pulang untuk buka puasa di rumah. Bagaimana seorang ayah setiap saat bisa menjadi imam sholat berjamaah untuk anak dan istrinya.

Demikian juga saat Lebaran. Kebutuhan untuk mudik membuat orang mencari jalan apapun untuk pulang ke kampung halaman. Tiket semahal apapun akan dibeli. Yang tidak kebagian tiket akan memaksa pulang sekalipun harus menggunakan motor dengan penumpang dan barang bawaan berlebih. Kemacetan terjadi dimana mana, laporan tingkat kecelakaan lalulintas meningkat saat arus mudik dan balik.

Orang juga cenderung untuk tampil sebaik mungkin di hari lebaran. Seringkali momen tahunan yang mempertemukan sanak keluarga tidak pernah lepas dari pakaian baru, mobil baru dan cerita sukses dalam bisnis atau pekerjaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kurma Selengkapnya
Lihat Kurma Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun