Mohon tunggu...
Sinar hambung
Sinar hambung Mohon Tunggu... Administrasi - Anak kampung

Hidup ada seni,berkarya adalah hidup

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sejarah Singkat dan Yubelium: Survey, Persinggahan dan Injil Masuk di Yalimu

6 Oktober 2022   02:09 Diperbarui: 6 Oktober 2022   02:26 891
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Waktu mereka sampai di sungai Pondeng, sekelompok orang Sali mengikuti mereka hingga di tepi sungai Pondeng dan bunuh 6 pemuda Apahapsili, melukai dua lain, termasuk dua panah terkena pendeta Helmut Bentz. 

Pembunuhan ini terjadi, karena masalah perang antara Pong-Kulet dengan Apahapsili di lembah Habie, akibat perang itu banyak orang Pong mengungsi ke Werenggik, Panal, Sali dan Panggema, dan mereka minta bantuan orang Sali melakukan balas dendam terhadap musuh mereka orang Apahapsili, dan sebagai balasannya orang Apahapsili serang kampung Pong dan tercatat 32 orang dibunuh. 

Di Sali sendiri, kepala suku Pabiahun pahabol dibunuh oleh Ware Faluk dan polisi. Ware Faluk terbang dari Apahapsili ke Angguruk dan para polisi terbang dari Wamena ke Angguruk, mereka jalan kaki ke Sali untuk misi ini.

Seperti dijelaskan oleh bapak Ware Faluk sendiri, bahwa akar perang disebabkan karena masalah perempuan, bapak Ubalik Wilil dari Pong turun ke kampung Sohoni dan berkosa seorang perempuan, ibunya dari istri Ware Faluk.

Dengan cara bonggar atap rumah dan masuk ke dalam, dan Ware Faluk tidak terima perbuatan Ubalik Wilil itu, kemudian mengambil tindakan tegas dengan cara bunuh seorang pria dari Pong. Persoalan itu kemudian berkembang menjadi perang besar dan banyak kerugian nyawa dan harta benda dari kedua pihak. 

Akhirnya perang itu berakhir dengan perdamaian antara Kulet dengan Apahapsili tahun 1971 dalam satu upacara perdamaian di Apahapsili, dan menciptakan perdamaian abadi selama ini. Itu semua karena injil, kasih dan damai dalam Yesus Kristus.      

Dengan demikian, semua peristiwa dan tanggal-tanggal sejarah ini penting, baik sejarah perjalanan dan persinggahan maupun sejarah injil masuk. Beberapa tanggal seperti 3 Oktober 1966 di Mabualem, 6 Oktober di Mohi 1966, 8 Oktober di Werenggik 1966, 8 September di Tangumsili 1965, 10 Oktober di Sali 1966, ini bisa dibedakan baik. 

Mana tanggal persinggahan dan mana tanggal injil masuk. Menurut saya, tanggal 8 September di Tangumsili, 8 Oktober di Werenggik, dan tanggal 10 Oktober di Sali itu sebagai tanggal survei dan persinggahan, bukan tanggal injil masuk.

Tanggal-tanggal itu sama dengan tanggal perjalanan Zllner melewati Kuruma, Juwarima menuju Piliam tahun 1961, survei ke Hiklahin, Homdonggo, Yanggali, Irarek, Sali, Panal dan Panggema tahun 1962. Ia singgah di tempat-tempat itu dalam perjalanan ke tempat tujuan, dan atau ia singgah dalam perjalanan survei. Maka, tidak bisa disebut sebagai tanggal injil masuk.  

Tanggal injil masuk adalah tanggal dimana seorang misionaris masuk di sebuah kampung dan tinggal menetap di situ untuk menjalankan penyebaran injil. Atau setidaknya, ia diterima resmi dan melakukan pelayanan injil atau medis, seperti 3 Oktober di Mabualem. Misionaris dan penginjil tinggal tetap, bangun jemaat, bangung gedung gereja, menyampaikan firman, dan pengembangan aspek-aspek lain.

Buku-buku berikut ini adalah sumber-sumber utama yang ditulis oleh para Misionaris sendiri tentang perjalanan dan kerja mereka di Yalimu. Misionaris Siegfried Zllner tulis sebuah buku dengan judul "Vergessene Welt" Erste Begegnungen mit den Yali in Bergland von West-Papua. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun