Dalam sejarah pekabaran injil di Yalimu khususnya GKI-TP, perlu dibedakan tiga konsep ini. Survei, persinggahan dan Injil Masuk. Survei adalah pengamatan baik melalui udara, darat dan laut untuk menentukan daerah pelayanan di atas peta.
 Persinggahan adalah tempat-tempat yang dilewati untuk menunju ke tempat tujuan. Injil masuk adalah para misionaris dan pengijil masuk di tempat tujuan, tempat yang sudah ditentukan berdasarkan survei. Para misionaris dan penginjil tinggal dan menetap di tempat itu untuk mengembangkan injil dan misi mereka.
Survei Udara
Sebelum masuk wilayah suku Yali, beberapa kali dilakukan survei oleh Misionaris melalui udara untuk menentukan daerah yang akan menjadi misi pelayanan mereka. Para Misionaris memetakan dan menentukan dalam peta, daerah dimana mereka akan masuk buka isolasi dan penyebaran injil. Di daerah Yalimu, survei udara dilakukan oleh misionaris GKI, pendeta Dr. Siegried Zllner, misionaris Gidi bersama pilot Bob.Â
Di atas udara misionaris GKI-TP dan Gidi tentukan wilayah yang mereka akan masuk dan melayani, Misionaris Gidi pilih, wilayah Yalimu selatan di lembah Y, lembah Heluk, Seng, Solo dan sekitarnya, yang dilihat dari udara berbentuk huruf y maka disebut lembah y.Â
Misionaris Zllner pilih sebelah utara dari lembah Ubahak hingga lembah Landi. Belakangan, seorang misionaris dari gereja protestan Belanda tiba, ia diajak ke Angguruk untuk bantu misionaris GKI-TP dan ditugaskan di Kosarek dan Nipsan.Â
Tetapi, misionaris reformasi ini tidak mau bergabung dengan GKI-TP dan ia menjalankan misi dari gerejanya sendiri. Akhirnya, berselisih pendapat antara misionaris GKI-TP. Pdt  Klaus Reuter mengusir misionaris Belanda ini dari Kosarek dan Nipsan, akhirnya Zllner panggil kedua misionaris itu ke Angguruk dan mediasi perselisihan ini.Â
Kemudian, Zllner menyerahkan kepada misionaris Belanda itu wilayah lembah Landi khususnya Pasvalley dan Landikma, dan daerah itu kini menjadi basis gereja Reformasi yang kini disebut GJPI.
Setelah Zllner dan Vriend masuk dan buka Yalimu 23 Maret 1961, misionaris Helmut Bentz dan Adam Roth dari Jerman dikirim ke Papua untuk memperkuat Zllner dan dokter Vriend, Helmut Bentz ditugaskan di lembah Habie dan Adam Roth ditugaskan di lembah Pondeng. Sebelum mereka ke lembah Pondeng dan Habie, beberapa kali survei dari udara dengan pilot Bob, dan Zllner dan Bentz melihat sebuah lembah yang luas dengan beberapa perkampungan.Â
Mereka menentukan dari udara di atas peta bahwa lembah besar itu akan menjadi tujuan pekabaran injil, lembah itu adalah Apahapsili. Di lembah ini telah menjadi tujuan perjalanan Helmut Bentz dan rombongan dan di tempat itu kemudian menjadi pusat pengembangan Injil dan disebarkan ke kampung-kampung hingga ke lembah Mamberamo.
Perjalanan dan tempat-tempat persinggahan.