Mohon tunggu...
Jena Sinanda
Jena Sinanda Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa

Pencinta diksi

Selanjutnya

Tutup

Love Pilihan

"Yang Hilang Dalam Cinta": Berhenti Menyakiti Diri dalam Toxic Relationship

26 Agustus 2022   17:04 Diperbarui: 26 Agustus 2022   17:15 493
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Satria menyadari bahwa hubungan Dara dan Rendra bukanlah hubungan yang sehat. Dara kerap mendapatkan kekerasan dari Rendra, baik secara fisik maupun verbal. 

Selain itu, Dara juga menjadi korban gaslighting Rendra, di mana Dara selalu dilimpahkan kesalahan, dibuat menjadi sosok yang inferior, dan tidak percaya diri. Hingga suatu ketika, Dara menghilang dan tidak bisa ditemukan oleh siapapun, kecuali Satria. Ia satu-satunya orang yang bisa melihat Dara.

Sumber: hotstar.com
Sumber: hotstar.com

Ide cerita serial Yang Hilang dalam Cinta didapatkan Yandy Laurens dari kisah nyata temannya yang terjebak dalam hubungan toksik. Berdasarkan kisah tersebut, Yandy Laurens (Putri 2022) menemukan bahwa korban dalam hubungan toksik akan dibuat tidak berdaya dan bergantung pada pasangannya sehingga akan sulit untuk terlepas dari hubungan tersebut. 

Eksistensi korban akan dihilangkan dan hal inilah yang diwujudkan secara nyata melalui hilangnya tokoh Dara di dalam serial. Melalui isu hubungan toksik yang diangkat dalam serial ini, Yandy Laurens berharap akan semakin banyak orang yang sadar dan peduli sehingga dapat menekan angka korban maupun menolong korban untuk dapat terlepas dari hubungan toksik.

Mengapa hubungan toksik harus menjadi perhatian semua pihak, tidak hanya korban atau orang yang terlibat dalam hubungan itu saja? Karena hubungan toksik sejatinya merugikan. 

Menurut Julianto, et al (2020), seseorang yang terjebak dalam hubungan toksik akan sulit untuk hidup produktif dan sehat. 

Selain itu, hubungan ini juga menimbulkan konflik batin yang menyebabkan diri lebih mudah tersulut emosi, depresi, hingga merasa cemas. 

Adanya dampak yang ditimbulkan ini tentu saja dapat merugikan pihak lainnya, tidak hanya korban. Seperti halnya yang dialami oleh Dara, hubungan toksik dapat berupa (1) kekerasan verbal dari pasangan, seperti membuat tuduhan tak berdasar, menghina di depan umum, berbicara kasar, mengancam dengan tatapan mengintimidasi (2) kekerasan seksual, yaitu kekerasan yang melibatkan sesuatu secara fisik, tetapi dalam bentuk bujuk rayu, janji, dan situasi yang bertujuan untuk mengontrol korban, serta (3) kekerasan fisik, bisa berupa memukul, mendorong, dan perilaku fisik yang menyakiti tubuh korban. 

Bentuk-bentuk kekerasan tersebut tentu saja harus menjadi perhatian banyak pihak di sekeliling korban, untuk mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan terjadi.

Siapa pun dapat menjadi korban dalam hubungan toksik, baik perempuan maupun laki-laki, karena kasus ini tidak memandang gender tertentu. Namun, ironinya, kasus kekerasan ini lebih banyak dialami oleh perempuan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Love Selengkapnya
Lihat Love Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun