[caption id="attachment_318566" align="aligncenter" width="432" caption="Beliau dan tamu undangan sewaktu acara"]
[caption id="attachment_318567" align="aligncenter" width="432" caption="Pemberian kenangan-kenangan sebelum acara usai (dokumen panitia)"]
[caption id="attachment_318568" align="aligncenter" width="432" caption="Panitia dan para tamu undangan menyempatkan berfoto bersama (dokumen panitia)"]
Hikmah yang saya petik
Saya memang kecewa dengan beliau, lebih jauh lagi yang saya takutkan adalah efek buruk yang beliau ciptakan terhadap para peserta seminar tentang apa yang beliau ucapkan tidak sejalan dengan apa yang beliau jalankan. Kalau belakangan ini, kita disodori berita di Metro TV, tentang kegiatan-kegiatan DPR yang bertolak belakang dengan suara rakyat, mungkin inilah yang menjadi alasannya mengapa rakyat merasa sangat skeptis terhadap lembaga ini. Bukankah satu orang anggota DPR mewakili sekian rakyat? Lalu jika perwakilannya ditangkap KPK, berapa orang yang dia khianati?.
[caption id="attachment_318569" align="aligncenter" width="432" caption="Beberapa panitia dari sekian panitia termasuk saya yang jadi korban pengkhianatan. (dokumen panitia)"]
Saat saya menghadiri undangan dari KODAM IV Diponegoro Semarang, dalam acara dialog kebangsaan Pak Susilo selaku Gubernur Lemhanas mengatakan bahwa beliau ini takut ketika beliau bicara ini itu di depan, eh tahu-tahu dibelakang hari ditangkap KPK. Yang beliau takutkan bukan dirinya sendiri yang ditangkap, tapi efek jika dirinya ditangkap. Kan efeknya luar biasa karena jabatan yang di sandang. Beliau juga mengatakan bahwa kita tidak hanya mencari orang pintar, tapi yang kita cari adalah orang yang berkarakter.
Rasanya tidak akan habis mengupas untuk saya bandingkan tentang apa yang telah Ibu Choirunnisa paparkan waktu itu dengan tindakannya sekarang, satu kesimpulan saya adalah semua bertolak belakang. Manusia memang tempatnya salah dan lupa, namun dengan melihat profilnya yang begitu meyakinkan, saya bertanya lagi, apa lagi yang kurang dari beliau ? Mungkin Anda punya jawaban sendiri.
Kata orang tua saya, ingatlah kebaikan orang, agar hatimu tenang. Memang benar apa yang beliau ucapkan, saya melihat ucapannya. Soal apa yang telah beliau langgar, Tuhan tidak pernah tidur.
[caption id="attachment_318587" align="aligncenter" width="372" caption="Ingat saja kebaikan-kebaikannya (foto:http://www.jpnn.com)"]
Entahlah, teman saya berujar , di Indonesia, ada dua hal yang paling muak ketika di bicarakan (menurut dia). Pertama soal Sepakbola, kedua soal Politik.