Mohon tunggu...
Simon Sutono
Simon Sutono Mohon Tunggu... Guru - Impian bekaskan jejak untuk sua Sang Pemberi Asa

Nada impian Rajut kata bermakna Mengasah rasa

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Terbang

8 Juni 2021   10:30 Diperbarui: 22 Juni 2021   23:28 202
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

            "Sepertinya pendingin kabin," guman Tuanku. Pandangan Tuanku beredar mengamati apa yang dilakukan para penumpang yang lain. Setelahnya ia meniru menyimpan tas di bagasi atas dan duduk di kursi.

            "Selalu ada pengalaman pertama," gumamnya lagi. Sekalipun tidak mendapatkan kursi di samping jendela, pengalaman pertama Tuanku naik pesawat terbang menjadi kenangan tak terlupakan. Kelak alat transportasi ini rutin digunakan sehubungan majikan laki-laki pindah tugas ke Semarang dan acapkali keluarga berkunjung terbang ke Semarang menggunakan Mandala Airlines dari Jakarta.

             Perjalanan Bandung - Bali terlalu jauh untuk sang Merpati. Burung besi low carrier itu hanya terbang sampai Bandara Adi Sucipto. Selanjutnya Tuanku akan melanjutkan penerbangan dengan sang Garuda. Kisah perjalanan terbang Tuanku tak lepas dari skenario jalan hidupnya. Tiga bulan sudah Tuanku menjadi pekerja paruh dan Mrs. M  merasa cocok dan senang dengan pekerjaan Tuanku. Seiring kunjungan rutin setiap hari Minggu, relasi Tuanku dan MK semakin akrab. Bisa jadi penyebabnya karena pembawaan Tuanku. 

           Aku boleh bercerita bahwa semasa di SD ia senang bermain dengan sepupu-sepupunya yang jauh lebih muda. Menggunakan tampah bambu sebagai papan tulis dan kapur yang diambil dari sekolah, Tuanku berperan sebagai guru dan mengajari sepupu-sepupunya. 

Ditambah lagi dengan jiwa musiknya, Tuanku antusias belajar lagu anak-anak -nursery rhymes. Demikian halnya dengan buku-buku cerita. Kegiatan membacakan buku-buku cerita menjadi kegiatan wajib harian yang Tuanku tiru dari ibunya MK. Dengan unjuk kerja seperti itu, tidak heran Mrs. M merasa Tuaku perlu naik kelas.

            "Saya sudah bicara dengan Mr. W. Dia setuju kalau kamu tinggal dengan kami." Begitu ucapan Mrs. M suatu hari Minggu. Tuanku melongo. Ia belum mengerti maksud dari majikannya itu.

            "Saya melihat kamu memberikan pengaruh baik MK. Seandainya kamu bisa meluangkan waktu lebih banyak lagi maka dampaknya akan lebih besar lagi bagi dia," ujar Mrs. M sambal menatap Tuanku penuh harap.

            "Saya akan menggajimu setiap bulannya," lanjutnya, "Jadi, saya punya penawaran untuk kamu untuk tinggal bersama kami. Bagaimana?"

Untuk sesaat Tuanku tertegun, antara kaget dan senang.

           "Bagaimana dengan kuliah saya?" tanyanya setelah sejenak mencerna perkataan majikannya.

           "Kuliahmu tidak masalah. Waktunya kuliah kamu kuliah. Tapi kalau tidak ada kuliah kamu menemani MK."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun