"Dan H?" Tuanku bertanya tentang H, yang menjadi pengasuh tetap MK.
      "Dia tetap dengan perannya. Hanya kalau ada kamu, ya dia bisa melakukan kegiatan lain. Kamu menjadi tutor MK. Bahasa Inggrismu semakin bagus. Saya inginkan kamu mengajari MK. Lagian kami punya rencana tersendiri untuk H. Dia mau kami kursuskan."
      Tuanku melongo. Satu sisi ia terkejut, di sisi lain ia merasa excited - girang. Sebagaimana keputusan-keputusan yang ia buat sebelumnya, untuk penawaran inipun tuanku tidak berpikir panjang dan langsung memutuskan.
      "Ya," jawabnya mantap.
      Keputusan Tuanku tinggal bersama MK, seolah diamini oleh kejadian berikutnya: kepindahan keluarga ini ke hunian baru di Setrasari. Ketidakcocokan Mrs. M dengan kakek penjaga rumah dan suara ojeg yang acapkali tengah malam melewati jalan kecil persis di samping rumah yang menghubungkan jalan utama dengan perumahan padat penduduk menjadi alasan keluarga ini untuk mencari rumah baru. Suara itu cukup mengganggu istirahat kedua orang asing ini.
      Roda pesawat menderit menyangga pesawat yang mendarat di pacuan. Goncangan badan pesawat sejenak membuat aku, kembaranku dan Tuanku cemas. Namun perasaan itu segera hilang ketika pramugari mempersilakan para penumpang bersiap-siap meninggalkan kabin. Tuanku menghela nafas panjang dan meregangkan badan. Dengan langkah ringan aku dan kembaranku menapaki lorong kabin dan menuruni tangga pesawat. Jogja, kami datang. (Cimahi, 5 Juni 2021)
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI