"Papa mama jadi berpisah." lanjutnya lirih. Wajah Ali menjadi muram.Â
Tenggorokanku tercekat. Aku menelan ludah. Meskipun Ali pernah menceritakan permasalahan keluarganya, tetap saja kabar perpisahan itu membuatku miris dan sedih.Â
     "Jadi?" kataku terhenti.
    "Saya ikut mama ke Palembang. Life must go on. Itu perkataan Bapak dulu, waktu saya tidak naik." Anak laki-laki itu mencoba tersenyum.Â
    "Be brave. Be strong. Be a big boy. Dulu juga Bapak berkata begitu."Â
    "Sekarang saya bukan lagi a big boy. Tapi a man. Sekarang saya menjadi a man bagi mama saya. Siapa lagi yang akan melindungi dia," ujarnya setengah terisak.Â
Tak kuasa menahan haru aku memeluknya.
    "It's not fair for you, Ali," pikirku sambil mencoba menenangkan remaja tanggung yang baru beberapa minggu di kelas 9. Dan tentunya menenangkan diriku yang larut dalam cerita Ali.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI