Mohon tunggu...
Simon Sutono
Simon Sutono Mohon Tunggu... Guru - Impian bekaskan jejak untuk sua Sang Pemberi Asa

Nada impian Rajut kata bermakna Mengasah rasa

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mareta dan Armando

19 Februari 2021   22:22 Diperbarui: 28 Februari 2021   23:18 970
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

          Mareta menggeleng, "Bu Sekar. Dia menunjukkan tulisan pengakuan Armand."

          "Pantes Aldo terdengar begitu kesal," gumam Lala. "Armand sendiri apakah pernah cerita pada kamu?" 

          Mareta menggeleng, "Ia hanya mengirimkan video itu dengan satu pesan pendek."

           "Apa bilangnya?"

          "Kalau-kalau aku ingin menyimpannya. Dia menjamin copiannya tinggal satu, yang dikirimkan ke aku itu. Yang lain sudah dihapus."

          "Kamu percaya?"

          Mareta mengangkat bahunya. Dari tulisan Armando, HP yang digunakan untuk merekam kejadian itu HP Armando. Dan video yang ditunjukkan ke Bu Sekar belum tersebar termasuk ke pemesannya, Aldo. 

          "Terus sekarang kamu bagaimana?"

          Mareta kembali mengangkat bahu. Ia menerima kembali HP yang disodorkan temannya. 

           "Aku tidak tahu," katanya lemah. Matanya menerawang sampai perhatiannya teralihkan oleh bunyi pesan masuk. 

           "Armand?" gumamnya setengah terkejut. Tanpa membuang waktu ia membuka kotak pesan. "Aku tahu temanmu menguntit dan merekam percakapanku dengan Aldo. Semoga kamu lebih percaya padaku." 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun