Mohon tunggu...
Simon Peter
Simon Peter Mohon Tunggu... Ilmuwan - Let's do something different

I am highly interested in environmental issues and I wanna be a part of people who're taking action to cope the problems which we face these days. I am a concerned citizen.

Selanjutnya

Tutup

Nature

Sustainable Development dan Covid-19

23 Mei 2020   17:50 Diperbarui: 23 Mei 2020   23:08 802
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kita semua memiliki pandangan yang berbeda tentang apa itu keberlanjutan (sustainability), pengembangan (development) dan pembangunan berkelanjutan (sustainable development). Namun dari konteks tentang keberlanjutan (sustainabilty) dan perkembangan manusia (human development), apakah mungkin kita bisa mencapai sustainable development atau kah hanya sebuah oxymoron?

Perkembangan manusia  seperti perkembangan ekonomi misalnya merupakan hal yang kita sedang perjuangkan untuk mencapainya. Dengan kata lain, perkembangan ekonomi merupakan standar yang sangat bernilai bagi kita untuk menuju perkembangan manusia. Namun, sustainable development meminta kita untuk berpikir jauh dari pada itu yang mana merujuk pada kesehatan lingkungan planet kita.

Sekian banyak ton dari plastik dibuang ke lautan setiap tahun kemudian berkontribusi pada perubahan iklim yang menyebabkan permukaan air laut menjadi naik, kekeringan, dan banjir. Tetapi aksi apakah yang telah dilakukan sejauh ini untuk sustainable development? Itu semua bukan berita buruk untuk kita. Beberapa contoh yang telah dilakukan misalnya mengurangi angka kemiskinan, Monterial protokol pada tahun 80an yang mana aksi mengurangi konsentrasi zat-zat yang diemisi ke atmosfir kemudian menyebabkan lapisan ozon menipis.

Sebenarya lapisan ozon sedang mengalami pemulihan saat ini, tetapi masih banyak masalah-masalah dan tantangan besar yang harus kita hadapi. Jadi aksi apakah yang perlu kita butuh untuk mencapai masa depan berkelanjutan? Tentunya kita harus melakukan aksi pada tingkat global dan juga lokal untuk mencapai kehidupan yang lebih baik. Jadi, pikirkan apa yang harus kamu lakukan? Apa yang komunitasmu bisa lakukan?

Namun, sebelum kamu dan juga komunitasmu melakukan aksi tersebut, berikut merupakan 7 dari 17  konsep aksi yang paling berpengaruh saat ini dan menjadi blueprint untuk mencapai kehidupan yang lebih berkelanjutan dan lebih baik di masa depan. Konsep-konsep tersebut dituangkan dalam tujuan pembangunan berkelanjtan atau Sustainable Development Goal (SDG), yang berbicara tentang tantangan-tangan global yang kita hadapi mencakup kemiskinan, ketidaksetaraan, perubahan iklim, runtuhnya lingkungan, kedamaian dan keadilan. 7 konsep tersebut saling berhubungan antara satu dengan yang lainnya. Oleh karena itu, agar tidak ada satu pun yang ditinggalkan, sangat penting bagi kita untuk mencapai semuanya di tahun 2030 berdasarkan Paris Agreement pada tahun 2015.

1. Tidak Ada kemiskinan

Tantangannya adalah lebih dari 700 juta jiwa atau 10% dari populasi dunia masih hidup dalam kemiskinan yang sangat ekstrim, berjuang untuk memenuhi kebutuhan dasar seperti kesehatan, pendidikan, dan akses air bersih. Penelitian terbaru yang dipublikasi oleh UNU World Institute for Development Economics Research menegaskan bahwa resesi ekonomi dari global pandemi bisa menambah kemisikinan global dengan sebanyak setengah dari populasi, atau 8% dari total populasi manusia. Selama pandemi terjadi, Ini akan menjadi pertama kali kemiskinan telah meningkat secara global dalam kurun waktu 30 tahun, sejak 1990.

2. Tidak Ada Kelaparan

 Saat ini lebih dari 820 juta orang tidak makan sebelum tidur, sekitar 135 juta orang menderita karena kelaparan akibat konflik antarmanusia, perubahan iklim dan ekonomi yang menurun. Covid-19 yang terjadi sekarang bisa saja menambah angka tersebut menjadi dua kali lipat, ditambah lagi 130 orang didalam resiko menderita kelaparan pada akhir tahun 2020, berdasarkan The World Food Programme.

3. Kesehatan Yang Baik dan Kesejahteraan

Faktanya adalah sekitar 17000 anak meninggal setiap hari daripada yang terjadi di tahun 1990. Selain itu, lebih dari 5 juta anak masih meninggal setiap tahun sebelum ulang tahun mereka pada umur 5 tahun. Namun, kematian ibu hamil sudah menurun 37 % sejak 2000.

Di lain sisi, 36.7 juta manusia secara global hidup dengan HIV pada tahun 2017 dan TBC masih menjadi penyebab utama kematian manusia yang menderita HIV. Pada saat ini, dunia sedang menghadapi krisis kesehatan global  dimana covid-19 sedang menyebar dan merenggut jutaan nyawa manusia, ketidakstabilan ekonomi global dan kehancuran sejuta hidup umat manusia di seluruh dunia.

4. Kualitas Pendidikan

Sekitar 260 juta anak masih keluar dari sekolah pada tahun 2018 - hampir seperlima dari populasi global pada kelompok umur tersebut. Dan lebih dari setengah jumlah anak di seluruh dunia tidak berkesempatan mendapatkan standar kompetensi atau keterampilan dalam membaca dan perhitungan matematika.

Pada tahun 2020, seperti Covid-19 menyebar seluruh dunia, hampir semua negara mengumumkan untuk penutupan sekolah sementara, berdampak pada lebih dari 91% peserta didik di seluruh dunia. Pada April 2020, mendekat pada 1.6 juta anak dan pemuda dropout dari sekolah dan hampir 369 juta anak yang hanya bersandar pada makanan yang disiapkan oleh sekolah harus mencari makanan dari sumber lainnya untuk kebutuhan nutrisi sehari-hari.

5. Kesetaraan Gender

Diskriminasi hukum dan norma sosial masih perfasif, masih kurang keterlibatan wanita pada semua tingkat dalam kepemimpinan politik, dan 1 diantara 5 wanita dan gadis remaja pada umur 15 dan 49 tahun mengalami kekerasan seksual dengan pasangan mereka dalam jangka waktu 12 tahun. Dampak dari pandemi covid-19, wanita memerankan peranannya di atas porsi dalam menghadapi virus, mencakup menjadi garda terdepan tenaga kesehatan dan bekerja di rumah.

Wanita yang bekerja tanpa upah meningkat secara signifikan sebagai hasil dari penutupan sekolah dan meningkatnya kebutuhan orang yang lebih tua. Wanita juga sangat mengalami pukulan dari dampak ekonomi saat ini, karena secara proporsional mereka bekerja dalam kondisi tenaga kerja yang tidak aman. Hampir 60% wanita bekerja pada sektor informal, yang mana menempatkan mereka pada resiko yang lebih besar untuk jatuh pada kemiskinan.

6. Air bersih dan Sanitasi

Sementara kemajuan substansi telah dibuat untuk meningkatkan akses air minum bersih dan sanitasi, jutaan manusia - hampir di area pedalaman - masih kekurangan pelayanan dasar ini. Seluruh dunia, satu dari tiga orang tidak mendapatkan akses untuk air minum yang aman, dua dari 5 orang tidak mendapatkan fasilitas dasar untuk mencuci tangan dengan sabun dan air, dan lebih dari 673 manusia masih buang air besar sembarangan.

Pandemi Covid-19 telah menunjukkan kepentingan kritis dari sanitasi, higenis, dan akses yang cukup terhadap air bersih untuk mencegah penyakit. "Tangan yang higenis menyelamatkan hidup". Berdasarkan World Health Organization (WHO), mencuci tangan adalah satu langkah yang paling efektif yang bisa dilakukan untuk mengurangi penyebaran patogen dan mencegah infeksi, mencakup virus Covid-19. Namun demikian, jutaan manusia masih kekurangan air sanitasi yang aman, dan persediaan tidak cukup.

7. Energi Yang Terjangkau dan Bersih

13% dari populasi global masih kekurangan akses untuk listrik moderen, 3 miliar manusia bergantung pada kayu, batu bara, arang dan kotoran hewan untuk memasak dan memanaskan makanan. Selain itu, energi memiliki kontirubusi  besar terhadap perubahan iklim, sekitar 60% dari jumlah emisi gas-gas rumah kaca. Lebih lagi, 840 juta manusia, seperti di sub-Saharan Afrika masih hidup tanpa akses listrik, dan lebih dari ratusan juta manusia hanya memiliki sedikit akses terhadap listrik yang tidak memadai.

Diprediksi bahwa hanya 28% dari fasilitas kesehatan yang memiliki akses istrik yang memadai. di sub-Saharan Afrika, energi secara kritis dibutuhkan untuk digunakan di rumah dan mengoperasikan alat-alat kesehatan di rumah sakit. Jika rumah sakit dan masyarakat lokal tidak mendapatkan akses listrik, ini dapat memperbesar bencana manusia dan secara signifikan memperlambat pemulihan global.

Dari ketujuh konsep tersebut yang paling penting untuk membawa hidup yang berkelanjutan di masa depan, pilihlah salah satu yang menjadi prioritasmu dan lakukanlah dengan komunitasmu dimanapun kamu berada untuk mengatasi tantangan yang sedang kita alami maupun yang akan terjadi.

Sumber Data: United Nation 2020

Introduction to Sustainability and Development. Deakin University. 2020

Lamalaka, 23 May 2020

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun