Petaka dan nestapa merupakan masalah yang sangat kompleks dan merupakan kenyataan yang tidak dapat dihindari dalam kehidupan umat manusia. Seiring berjalannya waktu, kesejahteraan rakyat Papua sangat terdampak dan terganggu akibat tindakan manusia yang sama sekali tidak bertanggung jawab, antara lain konflik militer, perang terbuka, kerusuhan, intimidasi, rasisme, diskriminasi, kemiskinan dan kerusuhan politik.
Penderitaan merupakan hal yang tidak bisa dilepaskan dari sejarah kelam Papua. Fakta penderitaan juga secara bersamaan telah melahirkan wajah para korban. Bencana manusia, konflik bersenjata, migrasi, dan pelanggaran hak asasi manusia kini semakin sering terjadi, menyebabkan lebih banyak kematian, pengungsian, kelaparan, penyakit dan marginalisasi.
Fakta mengenai adanya penderitaan tidak terlepas dari sejarah kehidupan umat manusia. Adanya keyakinan tersebut tidak serta-merta mengubah cara setiap orang menyikapi penderitaan yang dialami rakyat Papua. Ada yang cenderung menerima penderitaan sebagai hal yang positif dan ada pula yang ingin menolak dan melupakannya.
Fakta yang sulit dihindari adalah dunia selalu menafsirkan penderitaan rakyat Papua, dan militerisasi yang cenderung menjadi masalah kebijakan politik dan ekonomi yang selalu menyudutkan rakyat jelata.
Apakah pembangunan selalu mengorbankan kehidupan rakyat jelata? Benarkah kekayaan lebih bernilai dari segalanya, termasuk nyawa rakyat Papua? Berbagai pertanyaan selalu berputar-putar di kepala mereka yang prihatin dengan narasi dan realitas ini tanpa ada feedback. Kekhawatiran tentang masa depan Sweetland menimbulkan banyak pertanyaan ironis dan paradoks.
Apa yang terjadi di Sweetland menyebabkan penderitaan manusia dalam skala yang belum pernah terlihat dalam satu generasi. Bahwa konflik dan krisis yang terjadi di bumi Cendrawasih memakan banyak korban jiwa, hal ini tentu bukan hal yang baru.
Namun cakupan penderitaan yang dialami rakyat Papua sungguh luar biasa. Apa yang terjadi hampir di seluruh bumi Cendrawasih merupakan peristiwa yang sangat menyayat dan meresahkan.
Semua mata menyaksikan eskalasi konflik dan eksploitasi politik. Penderitaan yang semakin meningkat tidak hanya berasal dari perang dan kekerasan. Hal ini juga disebabkan dari cara banyak aktor, baik pemimpin, pemerintah atau faksi tertentu yang terus-menerus mengambil keuntungan dari penderitaan rakyat.
Mereka bahkan sengaja menimbulkan penderitaan terhadap rakyat, dengan menyerang, menggusur, memaksa atau mengendalikan populasi, termasuk menentukan apakah, di mana, dan bagaimana mereka mendapatkan bantuan. Menggunakan taktik militer atau politik yang keras tanpa mempedulikan penderitaan besar yang mereka sebabkan.
Dunia rakyat jelata adalah dunia yang terlupakan (amnesia). Peristiwa yang terjadi selama ini di Papua, konflik, pengungsian, penderitaan dan kelaparan yang terus meningkat. Apakah ini hanya cerita legenda atau benar-benar ada di dunia yang terlupakan?