Mohon tunggu...
Seno Rocky Pusop
Seno Rocky Pusop Mohon Tunggu... Penulis - @rockyjr.official17

सेनो आर पूसॉप जूनियर

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Nanti Kita Cerita tentang Papua

4 Desember 2023   01:51 Diperbarui: 4 Desember 2023   02:05 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gambar. Ilustrasi Pulau Papua (Jubi.id)

Pulang ke rumah bukanlah pilihan terbaik, kita sudah melangkah, kita harus membawa perubahan dalam kehidupan negeri kita Papua, itulah tekadnya. Seringkali kita melewatkan hari dengan puasa, menahan dahaga dan lapar sembari terus melangkah. Berikhtiar menemukan sayap-sayap malaikat.

Kecemasan mulai membuat kita khawatir. Namun inilah suatu kehidupan, kita paham bahwasannya dunia ini hanyalah tempat persinggahan, tempat tinggal yang sesungguhnya ada, meski jauh dari harapan dan kenyataan, kita pasti bisa sampai dengan selamat di dermaga kebahagiaan, tanpa mengeluh, tertatih-tatih hanya untuk memenuhi kewajiban demi negeri yang kita cintai.

Bertahun-tahun dalam ketidakpastian tetapi kehiduapn tidak kunjung berubah. Kita terbiasa dengan kenyataan tersebut, hanya di saat mengucap syukur dan memanjatkan doa yang selalu bergema di langit ilahi, kita merasakan kesejukan, seperti terbebas dari beban dan belenggu dunia yang menindih, hingga hati kita selalu tentram di tiap menit yang kita lalui.

Di antara lamunan kecemasan, kita dikejutkan oleh suara yang memanggil nama Sweetland, suara itu datang dari persimpangan jalan. Sebelum guncangan hebat itu berlalu, kita dikejutkan oleh orang-orang yang dengan tegap menghampiri kita. Mereka membawa kita ke mobil tanpa basa-basi lagi, tak banyak ngomong mereka hanya mengatakan "tuan memanggilmu".

Rasa takjub dan takut hilang begitu sampai di tempat yang konon merupakan istana tuan besar, disanalah para serdadunya menceritakan bahwa tuan merasa kehilangan dengan suara Cenderawasih yang indah dan merdu. Setiap kali mendengar suara Cenderawasih, tuan selalu terbangun dan merasa terpanggil.

Hingga suara Cenderawasih tak terdengar lagi, tuan merasa kehilangan. Ketika mengetahui suara-suara itu lelah dan terdiam, tuan memerintahkan serdadunya untuk mencari dan segera menjemput kita yang berada dalam kondisi sangat tidak berdaya. Sesampainya di rumah, tuan menyambut kita dengan beberapa pertanyaan tentang alasan mengapa suara Cederawasih berhenti begitu cepat.

Kita cerita, sudah puluhan tahun Cenderawasih tidak lagi menari dan bernyanyi seperti biasanya, namun kini semakin langka karena dihabisi oleh orang-orang yang tamak dan tidak bertanggung jawab.

Cenderwasih tidak punya kesempatan untuk hidup di negeri ini. Tuan mengangguk dan bertanya "Berapa banyak Cenderawasih yang masih hidup sampai hari ini?"

Canggung kita menjawabnya, karena Cenderawasih yang masih hidup sudah tidak mampu bertahan lagi. Bahkan seringkali Cenderawasih menghilang begitu saja, bahkan selama bertahun-tahun banyak yang hilang, dibunuh dan dibantai habis-habisan. Tuan bertanya lagi "Berapa jumlah Cenderawasih dalam sebulan terakhir yang pernah ada?"

Dahi kita berkerut mengingat kembali catatan hitam selama bertahun-tahun lamanya kebelakang. Kita menjawab dengan sedih bercampur ceria "ratusan ekor". Tuan memerintahkan serdadunya untuk mencari dan menemukan mereka yang masih hidup serta menyatukannya kembali dan mengembalikan mereka ke habitatnya. Tubuh kita bergetar melihat keajaiban di hadapan tuan.

Sebelum bibir kita selesai bibir kita mengucapkan terima kasih, tuan yang baik hati datang dan memeluk kita seraya berkata: "Aku tahu, cerita tentang negeri dan tanah airmu yang penuh dengan burung surga yang selalu menunggumu. Pulanglah dan temuilah mereka dengan damai, tidak akan ada lagi ratapan dan tangisan, hiduplah dengan tenteram dan bahagia".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun