Mohon tunggu...
Seno Rocky Pusop
Seno Rocky Pusop Mohon Tunggu... Penulis - @rockyjr.official17

सेनो आर पूसॉप जूनियर

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kemiskinan dan Marginalisasi Rakyat Pribumi

22 Juli 2021   11:44 Diperbarui: 29 September 2023   23:45 775
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tolak ukur dalam keberhasilan suatu daerah dapat dilihat dari minimnya jumlah penduduk miskin. Dewasa ini, kemiskinan bukanlah masalah regional tetapi persoalan global. 

Kemiskinan adalah salah satu masalah sosial yang berkembang di tengah-tengah kehidupan masyarakat masa kini, dan hal ini telah menjadi salah satu bagian dari kemajemukan masyarakat yang ada di bumi Cendrawasih. Papua merupakan salah satu Provinsi yang juga tidak dapat terlepas dari masalah kemiskinan.

Secara garis besar presentase penduduk miskin di Papua diagramnya tidak pernah mengalami canggaan pertahunnya, namun stagnasi. 

Ada berbagai data yang dapat menolong kita untuk memahami gambaran umum, yang dipengaruhi oleh berbagai macam faktor yang saling berkaitan antara satu sama yang lainnya. Dalam hal ini, taraf kemiskinan di Provinsi Papua dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain :

  1. Indeks Pembangunan Sumber Daya Manusia yang mengalami tren yang semakin Mandek.
  2. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) mengalami kecenderungan yang maksimal dalam menangani sektor perekonomian daerah.
  3. Angka Pengangguran yang tiap tahunnya meningkat karena jumlah angkatan kerja atau Pencari Kerja tidak sebanding dengan jumlah lapangan kerja yang mampu untuk menyerapnya.
  4. Pengelolaan Sumber Daya Alam yang tidak dimanfaatkan dengan baik oleh penduduk asli Pribumi di Provinsi Papua.
  5. Angka Kematian yang kian melambung tinggi karena minimnya perhatian yang secara serius dan utuh terhadap sektor kehidupan masyarakat pada umumnya.
  6. Minimnya mendapat center position dalam pelbagai bidang: pendidikan, kesehatan,  ekonomi, sosial, Budaya, infrastruktur dan lain-lain, diatas tanahnya sendiri.

Terkait dengan persoalan kemiskinan Papua berarti kita berbicara tentang pribadi manusia. Pribadi manusia yang selalu menjadi objek kemiskinan, karena kemiskinan itu hanya berhubungan dengan pribadi manusia. 

Terlihat disini bahwasannya kondisi ketidakmampuan secara pendidikan, kesehatan, ekonomi dan sebagainya untuk memenuhi standar hidup rata-rata masyarakat di Papua. 

Fenomena seperti ini terjadi dikarenakan rendahnya pendapatan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan pokok baik papan, sandang, maupun pangan dan juga rendahnya kualitas sumber daya manusia itu sendiri.

Perlu kita garis bawahi menyangkut kemiskinan, oleh karena kita akan memasuki wilayah: perasaan, emosi maupun pola pemikiran manusia, tentu saja kita akan menjumpai bahwa kebanyakan masyarakat Papua akan cenderung menolak bila dikatakan 'miskin', hal itu wajar sebab sifat insaninya. 

Mengingat ruang lingkupnya, masalah kemiskinan sangat luas sekali karena ada dua macam kemiskinan yaitu kemiskinan secara spiritual dan kemiskinan secara material.

Banyak hal yang dapat memicu masalah kemiskinan terjadi yaitu dilihat secara kaca mata global dalam berbagai bidang yang sebagaimana sudah disebutkan diatas. 

Patut kita memahami dengan baik secara spiritualitas yang juga menyebabkan merosotnya iman percaya seseorang kepada Sang Ilahi, serta memiliki jiwa yang dahaga akan kebenaran memiliki pemahaman yang radikal dan sempit menjadi manusia yang tidak taat pada ajaran Agama.

Berbicara mengenai kemiskinan secara material, maka ceritanya asik serta semakin menjadi berbeda. Orang-orang akan merasakannya secara langsung dan barangkali secara pribadi akan merasa terancam dengan kata-kata yang kita lontarkan, karena keberdosaanlah yang membuat manusia berpikir untuk bersaing dengan orang sedangkan mereka yang tidak dapat bersaing, kehidupan mereka akan tertinggal namun kehidupan menuntut kita untuk berusaha lebih baik lagi ditengah kerasnya dunia ini.

Kemiskinan sebagai masalah sosial, menurut perspektifnya kemiskinan dimaknai sebagai kurangnya jaringan sosial dan struktur sosial yang mendukung untuk mendapatkan kesempatan-kesempatan agar produktivitasnya di Papua dapat meningkat. 

Boleh dikatakan bahwa, kemiskinan di Provinsi Papua adalah kemiskinan yang disebabkan oleh adanya faktor-faktor penghambat, sehingga mencegah dan menghalangi Masyarakat untuk memanfaatkan kesempatan-kesempatan yang tersedia.

Dalam pengertian yang lebih luas, konon kemiskinan di Provinsi Papua dapat dikonotasikan sebagai suatu kondisi ketidakmampuan baik secara individu, keluarga, maupun kelompok, sehingga kondisi ini rentan terhadap timbulnya permasalahan sosial yang lain.

Karena kemiskinan  yang dipandang sebagai kondisi masyarakat Papua yang tidak terpenuhi hak-hak dasarnya secara layak untuk menempuh dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat.

Dengan demikian, kemiskinan tidak lagi dipahami hanya sebatas ketidakmampuan dalam bidang tertentu, tetapi juga kegagalan pemenuhan hak-hak dasar dan perbedaan perlakuan bagi masyarakat Papua, dalam menjalani kehidupan secara bermartabat.

Konteks ke-Papua-an ini Perlu kita ketahui secara seksama, hidup miskin bukan hanya berarti hidup di dalam kondisi kekurangan sandang, pangan, dan papan. Akan tetapi, kemiskinan juga berarti akses yang rendah dalam sumber daya dan aset produktif untuk memperoleh kebutuhan-kebutuhan hidup, antara lain ilmu pengetahuan, informasi, teknologi, dan modal.

Penggunaan tolok ukur yang berbeda-beda dalam menakar kemiskinan di Papua, yang pastinya menghasilkan pengertian yang berbeda pula tentang siapa saja yang pantas dikatakan miskin dan tidak miskin. Untuk itu, tulisan ini dibuat hanya untuk membuka cakrawala berpikir agar jelih melihat dinamika kemiskinan di Papua.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun