Mohon tunggu...
Seno Rocky Pusop
Seno Rocky Pusop Mohon Tunggu... Penulis - @rockyjr.official17

सेनो आर पूसॉप जूनियर

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Kemiskinan dan Marginalisasi Rakyat Pribumi

22 Juli 2021   11:44 Diperbarui: 29 September 2023   23:45 775
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Patut kita memahami dengan baik secara spiritualitas yang juga menyebabkan merosotnya iman percaya seseorang kepada Sang Ilahi, serta memiliki jiwa yang dahaga akan kebenaran memiliki pemahaman yang radikal dan sempit menjadi manusia yang tidak taat pada ajaran Agama.

Berbicara mengenai kemiskinan secara material, maka ceritanya asik serta semakin menjadi berbeda. Orang-orang akan merasakannya secara langsung dan barangkali secara pribadi akan merasa terancam dengan kata-kata yang kita lontarkan, karena keberdosaanlah yang membuat manusia berpikir untuk bersaing dengan orang sedangkan mereka yang tidak dapat bersaing, kehidupan mereka akan tertinggal namun kehidupan menuntut kita untuk berusaha lebih baik lagi ditengah kerasnya dunia ini.

Kemiskinan sebagai masalah sosial, menurut perspektifnya kemiskinan dimaknai sebagai kurangnya jaringan sosial dan struktur sosial yang mendukung untuk mendapatkan kesempatan-kesempatan agar produktivitasnya di Papua dapat meningkat. 

Boleh dikatakan bahwa, kemiskinan di Provinsi Papua adalah kemiskinan yang disebabkan oleh adanya faktor-faktor penghambat, sehingga mencegah dan menghalangi Masyarakat untuk memanfaatkan kesempatan-kesempatan yang tersedia.

Dalam pengertian yang lebih luas, konon kemiskinan di Provinsi Papua dapat dikonotasikan sebagai suatu kondisi ketidakmampuan baik secara individu, keluarga, maupun kelompok, sehingga kondisi ini rentan terhadap timbulnya permasalahan sosial yang lain.

Karena kemiskinan  yang dipandang sebagai kondisi masyarakat Papua yang tidak terpenuhi hak-hak dasarnya secara layak untuk menempuh dan mengembangkan kehidupan yang bermartabat.

Dengan demikian, kemiskinan tidak lagi dipahami hanya sebatas ketidakmampuan dalam bidang tertentu, tetapi juga kegagalan pemenuhan hak-hak dasar dan perbedaan perlakuan bagi masyarakat Papua, dalam menjalani kehidupan secara bermartabat.

Konteks ke-Papua-an ini Perlu kita ketahui secara seksama, hidup miskin bukan hanya berarti hidup di dalam kondisi kekurangan sandang, pangan, dan papan. Akan tetapi, kemiskinan juga berarti akses yang rendah dalam sumber daya dan aset produktif untuk memperoleh kebutuhan-kebutuhan hidup, antara lain ilmu pengetahuan, informasi, teknologi, dan modal.

Penggunaan tolok ukur yang berbeda-beda dalam menakar kemiskinan di Papua, yang pastinya menghasilkan pengertian yang berbeda pula tentang siapa saja yang pantas dikatakan miskin dan tidak miskin. Untuk itu, tulisan ini dibuat hanya untuk membuka cakrawala berpikir agar jelih melihat dinamika kemiskinan di Papua.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun