Mohon tunggu...
Seno Rocky Pusop
Seno Rocky Pusop Mohon Tunggu... Penulis - @rockyjr.official17

सेनो आर पूसॉप जूनियर

Selanjutnya

Tutup

Diary

Masa-Masa Awal Kehidupan

21 Juli 2021   19:00 Diperbarui: 23 Juli 2022   13:46 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di pinggiran kota terdapat dua jembatan yang besar. Kedua jembatan itu terletak di dekat tetangga kampung kami, dan kami mempunyai hubungan keluarga dari Ibu. Sebuah tempat pemukiman kali di tanah yang besar, mereka tinggal di situ tidak jauh dari kota di “rumah dari rumah” mereka masing-masing.

Rumah kami di rawat dengan baik oleh para penghuni sebelumnya yang dari pinggiran barat dan kota lain. Pintu gerbang dan pagar di buat untuk melindungi segenap tempat tinggal kami, dengan bahan tradisional. Kebun yang sebentar lagi bisa menjadi hutan belantara menutupi belakang bagian rumah sehingga tampak makin rapi karena kehadiran kami.

Kehidupan di rumah berpusat di dapur yang bersih dan hampir di lengkapi dengan perabot sebuah meja semen kasar yang besar mendominasi ruang itu. Di meja itulah aku biasanya duduk kalau hendak di mandikan setiap minggunya. Taplak meja itu adalah sebuah kain dengan bunga yang berwarna-warni, di tengah meja itu ada sebuah termost yang besar, sangat jarang kosong karena selalu ada seseorang yang membuat Teh atau Kopi. Sebotol susu di encerkan dengan air agar menjadi lebih banyak, diletakan di dekatnya.

Ada banyak bangku-bangku kecil di dapur, lantai di ngaci dengan halus sehingga tidak menggunakan permadani atau karpet untuk menutupi lantai. Banyak peralatan masak yang bergelantungan di tembok-tembok serta banyak barang yang menjadi bagian dari pada dapur.

Sangat lumayan banyak makanan yang biasa di makan di atas meja. Dua saudara kandung laki-laki (Wany) dan Perempuan (Walyna) serta adik bungsu (Welky), jadi kami bertiga sedangkan tiga kakak kami (Yully, Marthinche, dan Seppy) mereka sekolah dan kuliah di luar Kota Wamena. Aku harus duduk di meja makan untuk menikmati makanan yang di berikan pada saya yang banyakan sayuran dan daging-dagingan. Kami minum dari mangkuk atau teh. Aku harus menaruh mangkuk ku di meja dan tiup dengan mulut karena sangat panas.

Aku adalah anak ke tujuh dari delapan bersaudara sebagai “anak yang paling unik” apapun selalu aku buat sesuka hati dan kehendak ku (karena masih terlalu polos). Ayahku bekerja sebagai seorang Ketua Lingkungan di Kantor Klasis, Ayah ku biasa pulang semalaman bahkan pernah di pukul anak pak Pdt yang mabuk. Ibuku sangat khawatir sampai tengah malam pun ibu tak bisa tidur.

Dengan selera humor yang baik dan imajinasi ku hidup. Hidup bersama keluarga dengan sederhana, adik dan kakak-kakak ku mencintai aku.

Binatang-binatang memainkan bagian yang menggembirakan dalam hidupku. Halaman belakangku penuh dengan binatang. Ibu selalu membuat kebun sayur, petatas dan bete, untuk di makan.

Akhirnya, aku mencapai sisi yang lain. Dari sini aku harus menyeberangi jembatan kayu kecil pada got. Aku pernah mengambil Keong pada got-got itu sehingga aku kenal baik jembatan got itu. Muncul keinginan ku untuk ambil Keong selalu ada hari-hari kosong aku mengambilnya.

Aku tidak akan pernah lupa pengalaman yang suka mengambil-ambil keong di got-got di tahun-tahun awal kehidupanku. Begitu banyak pertanyaan di kepala kecilku pertanyaan-pertanyaan yang belum pernah ku tanyakan.

Dari mana datangnya angin itu? Siapa yang membuat pohon begitu tinggi? Siapa yang membuat alat teknologi? Oleh pemberian hikmat siapa? Mengapa aku lahir? Bagaimana rasanya mati itu?.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun