Kondisi inilah yang membuat sang suami tidak nyaman saat berhubungan. Dan kondisi ini menjadi salah satu penyebab proses pembuahan tidak berhasil. Karena secara fisiologis (hormon, kematangan sel telur, jumlah sperma, kelincahan sperma, dan sebagainya) kondisi kesehatan reproduksi mereka berdua tidak bermasalah.Â
Atas anjuran dari dokter akhirnya sang suami menjalani proses pemotongan ini pada usia 27 tahun. Dan saat ini, Â setelah sang suami dapat menikmati dan melakukan fungsi reproduksinya, mereka dikaruniai seorang anak laki-laki.
Tentu masih ada juga pengalaman-pengalaman sunat dewasa ini yang tidak diangkat ke permukaan, karena mal dan alasana lainnya. Jadi saat ini alasan kenapa pria non Muslim di Indonesia, akhirnya melakukan sunat baik saat anak-anak atau sudah dewasa, bkan hanya alasan agama.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H