Mohon tunggu...
Simatupang Napogos
Simatupang Napogos Mohon Tunggu... Jurnalis - Penulis
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Aktif menulis dan pengamat masalah sosial. Juga menjadi Anggota PPPSU Medan Sumatera Utara

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Nasib Ekonomi Kerakyatan Setelah BBM Non Subsidi Naik Kembali Per 1 Oktober 2023

2 Oktober 2023   09:06 Diperbarui: 2 Oktober 2023   09:07 146
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sejak 1 oktober 2023 pemerintah kembali menaikkan harga BBM Non Subsidi disertai secara serempak oleh Shell dan Vivo. Hal ini dengan alasan klasik yaitu naiknya harga minyak dunia. Tentunya hal ini akan berdampak kepada perekonoman rakyat mulai dari kenaikan harga pasar terutama bahan kebutuhan pokok masyarakat. 

Konsekuensi dari kenaikan BBM Non Subsidi mau tak mau akan berpengaruh pada harga produk atau jasa di konsumen menjadi lebih mahal. Dengan demikan kenaikan BBM Non Subsidi tentu  akan membuat daya beli masyarakat berkurang dan hilangnya konsumen, serta bakal memicu inflasi. Sementara sisi negatif dari kenaikan BBM Non Subsidi juga akan meningkatkan biaya pada perusahaan. Ini akan menyebabkan PHK Karyawan secara besar besar dan berdampak pengangguran yang hebat di negara Indonesia tercinta.

Sementara harga terbaru BBM Non Subsidi per 1 oktober 2023 adalah sebagai berikut: Pertalite tetap Rp 10.000 per liter, Solar tetap Rp 6.800,- perliter, Pertamax naik menjadi Rp 14.000 per liter, Pertamax Turbo naik menjadi  Rp 16.600 per liter, Dexlite naik menjadi Rp 17.200 per liter, Pertamina Dex naik menjadi Rp 17.900 per liter dan Pertamax Green 95 naik menjadi Rp 16.000 per liter. Cukup memberatkan bagi rakyat kecil khususnya pengguna sepeda motor dan pengojek yang menggunakan BBM Non Subsidi. 

Sebagai pertanyaan dari rakyat apakah pertamina dan pemerintah merugi sementara para pengelola dan pemilik pertamina mempunyai gaji sangat besar. Seharusnya pertamina dan pemerintah harus jujur kepada rakyat yang telah memilihmu menjadi pemimpin dan bukan janji saat kampanye saja. Oh nasibmu wong cilik tetap menderita selamanya dan para pembesar semakin melambung kekayaannya. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun