Sejak 1 oktober 2023 pemerintah kembali menaikkan harga BBM Non Subsidi disertai secara serempak oleh Shell dan Vivo. Hal ini dengan alasan klasik yaitu naiknya harga minyak dunia. Tentunya hal ini akan berdampak kepada perekonoman rakyat mulai dari kenaikan harga pasar terutama bahan kebutuhan pokok masyarakat.Â
Konsekuensi dari kenaikan BBM Non Subsidi mau tak mau akan berpengaruh pada harga produk atau jasa di konsumen menjadi lebih mahal. Dengan demikan kenaikan BBM Non Subsidi tentu  akan membuat daya beli masyarakat berkurang dan hilangnya konsumen, serta bakal memicu inflasi. Sementara sisi negatif dari kenaikan BBM Non Subsidi juga akan meningkatkan biaya pada perusahaan. Ini akan menyebabkan PHK Karyawan secara besar besar dan berdampak pengangguran yang hebat di negara Indonesia tercinta.
Sementara harga terbaru BBM Non Subsidi per 1 oktober 2023 adalah sebagai berikut: Pertalite tetap Rp 10.000 per liter, Solar tetap Rp 6.800,- perliter, Pertamax naik menjadi Rp 14.000 per liter, Pertamax Turbo naik menjadi  Rp 16.600 per liter, Dexlite naik menjadi Rp 17.200 per liter, Pertamina Dex naik menjadi Rp 17.900 per liter dan Pertamax Green 95 naik menjadi Rp 16.000 per liter. Cukup memberatkan bagi rakyat kecil khususnya pengguna sepeda motor dan pengojek yang menggunakan BBM Non Subsidi.Â
Sebagai pertanyaan dari rakyat apakah pertamina dan pemerintah merugi sementara para pengelola dan pemilik pertamina mempunyai gaji sangat besar. Seharusnya pertamina dan pemerintah harus jujur kepada rakyat yang telah memilihmu menjadi pemimpin dan bukan janji saat kampanye saja. Oh nasibmu wong cilik tetap menderita selamanya dan para pembesar semakin melambung kekayaannya.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H