Tercatat akhir Februari 2022 sedang ramai hashtag #StopWar di Twitter. Mungkin bagi orang awam akan bertanya-tanya memang dunia sedang kenapa sih? Apa mungkin akan ada perang dunia ketiga?Â
Wahh jika terus dipikirkan seram juga ya, secara perang bukanlah hal remeh dan pasti banyak dampak yang akan terjadi kepada negara yang sedang berperang atau bahkan negara sekitarnya yang sedang adem-adem aja.
Okee daripada khawatir lebih baik kita ketahui dulu apa penyebab keributan ini.
Desember 2021 sebuah peristiwa terjadi dan memanaskan panggung politik global. Hal ini disebabkan oleh Rusia yang menempatkan 100.000 pasukan di perbatasan Ukraina dan beberapa pakar mengatakan bahwa tindakan Rusia ini bisa saja memicu perang dunia ketiga. Semua dimulai ketika Putin meminta kepada NATO dan Amerika untuk memberhentikan semua aktifitas militer di daerah Eropa Timur. Tidak hanya itu, Putin meminta agar NATO dan Amerika berhenti merekrut anggota yang baru. Putin juga meminta agar mereka tidak ikut campur dalam segala urusan di Eropa Timur.
Tentu ketika mendengar permintaan Putin, Amerika dan NATO menolak karena mereka merasa Rusia tidak berhak untuk mengatur hal tersebut. Putin pun serius menanggapi hal tersebut hingga ia mengancam jika permintaannya dihiraukan, dia akan melakukan invasi militer besar-besaran ke Ukraina atau mengambil daerah Ukraina secara paksa untuk kembali lagi ke Rusia. Putin tidak segan-segan menyatakan siap untuk berperang.
Lalu mengapa Ukraina yang menjadi sasaran?
Untuk menjawab hal tersebut kita harus melihat apa yang terjadi 1.500 tahun yang lalu dimana ada kerajaan yang bernama Cyprus yang menjadi cikal bakal bangsa Slavia diantaranya ada Ukraina dan Rusia. Muncullah kekaisaran Rusia yang kini menjadi sebuah negara bernama Uni Soviet. Setelah perang dunia kedua berakhir, pihak barat ini menganggap Uni Soviet sebagai ancaman baru karena mereka takut Uni Soviet akan melakukan invasi besar-besaran ke Eropa dengan sumber daya yang melimpah. Untuk mencegah hal itu terjadi, dibuatlah NATO pada tahun 1949 dengan 12 negara yang menjadi penggagas diantaranya adalah Amerika dan Kanada. Sejak saat itulah muncul Blok Barat dan Blok Timur dengan terjadinya perang dingin selama puluhan tahun.Â
Saat tahun 1990 an Uni Soviet menjadi negara baru bernama Rusia dan kehilangan beberapa wilayah yang salah satunya adalah Ukraina. Bangsa Rusia sendiri berasal dari kota Kiev yang kini menjadi ibu kota Ukraina. Tentu banyak warga yang kecewa karena hal ini termasuk presiden Rusia yaitu Gorbachev. Perlu diketahui ternyata  ibunda Gorbachev berasal dari Ukraina.Â
Ketika seorang intelijen muda bernama Putin ini merasakan bahwa semua orang Ukraina dan orang Rusia adalah satu kesatuan dan seharusnya berada dalam satu negara. Dengan diangkatnya Putin menjadi presiden Rusia semakin meningkatkan hasratnya untuk merebut Ukraina kembali dan inilah alasan Putin melakukan infasi militer ke Ukraina.
Jika kita teliti lebih dalam, permasalahan ini  bukanlah permasalahan yang tiba-tiba dalam satu malam terjadi semudah membalikan telapak tangan. Permasalahan ini berakar dari peristiwa puluhan tahun lalu yang belum terselesaikan dan kini kembali meradang. Jadi sebelum melanjutkan ceritanya kira-kira gimana pendapat kalian?? Boleh kita berdiskusi di kolom komentar yaa.
Okee kita lanjut ceritanya.
Setelah Ukraina menjadi negara tersendiri, ternyata Ukraina masih belum lepas dari bayang-bayang Rusia. Mulai akhir November 2004 terjadi Revolusi Orange yang merupakan rangkaian protes masyarakat Ukraina untuk terbebas dari Rusia dan hal ini terjadi hingga Januari 2005 menghasilkan presiden baru bernama Victor Yushchenko. Tentu Rusia tidak suka dan mereka melakukan strategi yaitu filtrasi ke dalam politik dalam negerinya Ukraina yang membuahkan hasil dengan naiknya Victor Yanukovych sebagai presiden Ukraina pada tahun 2010.Â
Memang kenapa dengan naiknya Victor Yanukovych?
Tentu sangat berarti bagi Rusia karena Victor Yanukovych sangat pro terhadap Rusia berbeda dengan Victor Yushchenko yang sebaliknya. Tetapi hal ini membuat masyarakat Ukraina marah hingga terjadi kembali revolusi pada tahun 2014 dan terjadilah kekosongan kekuasaan. Rusia memanfaatkan hal ini dengan mengambil alih daerah Crimea disertai dengan pemberontakan dengan mendukung kelompok separatis yang berada di Ukraina Timur.Â
Saat ini presiden baru Ukraina yaitu Volodymyr Zelensky yang anti Rusia menyatakan keberpihakan kepada NATO dan pihak barat untuk bergabung dengan NATO. Ia tidak ingin Ukraina berada dalam bayang-bayang Rusia. NATO pun menyambutnya dengan baik karena jika Ukraina bergabung maka mereka dapat membuat pangkalan militer disana. Jelas Rusia mengamuk dan hasratnya untuk menguasai Ukraina semakin memuncak.Â
Lalu akankah konflik ini semakin besar dan meletus menjadi perang dunia ketiga? Mari kita doakan saja agar semuanya dapat terselesaikan dengan baik tanpa adanya perang yang akan merenggut banyak nyawa warga sipil yang tidak bersalah.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H