Mohon tunggu...
Siman
Siman Mohon Tunggu... Guru - Tidak Ada Kata Terlambat untuk Belajar, Setiap Langkah adalah Ibadah

Guru

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pembentukan Karakter Anak melalui Latihan Puasa Sejak Dini

4 April 2022   22:55 Diperbarui: 4 April 2022   22:56 331
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Berpuasa sarat akan pendidikan karakter, maka anak perlu dilatih menjalankan ibadah puasa sejak dini. Pendidikan karakter merupakan upaya menanamkan nlai-nilai terpuji pada anak berupa perilaku beribadah maupun perilaku  sosial. Penanaman perilaku dapat dimulai dari lingkungan keluarga, lingkungan sekolah maupun lingkungan masyarakat. Menurut Ary Kristiyani (2014: 252) pendidikan dilakukan sepanjang hayat. Pembekalan pendidikan dimulai pada anak usia dini. Pendidikan dapat diberikan di lingkungan formal dan nonformal. Lingkungan nonformal, seperti keluarga dan masyarakat menjadi titik awal penanaman pendidikan pada anak.

Penanaman karakter pada anak dapat dilakukan melalui nasihat,  pembiasaan dan keteladanan. Salah satu penanaman karakter pada anak usia dini dapat dilakukan dengan menjalankan ibadah puasa.

Mengapa demikian?

Ibadah puasa mengandung nilai-nilai pendidikan karakter seperti;

Nilai Kejujuran

Menurut Kamus besar bahasa Indonesia sikap jujur berarti lurus hati; tidak berbohong (misalnya dengan berkata apa adanya); tidak curang (misalnya dalam permainan, dengan mengikuti aturan yang berlaku). Menjalankan Ibadah puasa  merupakan perintah Allah Swt. Bukan sekadar karena perintah orang lain, bukan karena tanggung jawab kepada orang lain, misalnya atasan, atau pimpinan. Melainkan perintah karena Allah SWT semata. Apabila anak telah dibiasakan menjalankan ibadah puasa sejak dini maka akan menjadi karakter yang baik karena berbuat baik tidak harus diawasi atau karena perintah orang lain melainkan menyadari bahwa tingkah lakunya akan diawasi oleh Allah swt.

Misalnya, jika anak tidak jujur maka  anak bisa saja mengaku berpuasa, padahal tanpa sepengetahuan orang tuanya atau orang lain ia telah berbuka. Oleh karena itu anak yang terbiasa curang atau tidak jujur tentu tidak akan dipercaya oleh teman dan lingkungan. Akan tetapi anak yang jujur maka ketika tidak ada orang lain yang mengawasipun tidak akan berbuka karena merasa diawasi Allah Swt.

Nilai Kedisiplinan

Sikap disiplin adalah ketaatan (kepatuhan) kepada peraturan (tata tertib dan sebagainya). Ibadah puasa sangat tepat untuk menanamkan nilai- nilai disiplin pada anak. Ibadah pusa dilakukan dengan menerapkan disiplin yang tinggi. Misalnya pusa dimulai dengan niat, kemudian harus dilakukan dengan menahan makan dan minum sampai pada waktu yang telah ditentukan. Misalnya, dalam menjalankan ibadah puasa Ramadhan, anak akan belajar patuh pada waktu sahur dan buka.

Nilai Empati 

Orang yang berpuasa akan merasakan lapar dahaga, tentu ini memberi pelajaran kepada anak, bagaimana ikut berempati dengan penderitaan orang lain. Rasa empati dapat menimbulkan sikap sosial yang tinggi. Misalnya pembagian takjil, sedekah, zakat merupakan perilaku nyata dari sikap toleransi, empati dan peduli terhadap penderitaan orang ain.

Nilai Kesabaran

Orang yang berpuasa akan dibiasakan menahan melakukan hal-hal yang tidak baik. Misalnya orang berpuasa dilarang marah-marah, menggunjing dan berburuk sangka. Namun dianjurkan bersifat sabar dalam menghadapi perbuatan orang lain. Misalkan ada orang yang menggunjing atau memfitnah kita, kita harus  sabar karena kita sedang dalam keadaan menjalankan puasa. Sikap ini dapat menjadikan diri lebih tabah dan sabar. Dengan demikian anak yang terlatih menahan diri, sabar tidak mudah terprovokasi terhadap hal-hal yang belum jelas kebenarannya.

Nilai Kesederhanaan

Ketika waktu berbuka puasa sudah tiba kita minum dan makan sedikit saja telah merasakan nikmatnya makanan yang sedikit tersebut. Kemudian kita makan dan minum secukupnya tidak perlu berlebihan. "makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan." (QS. Al a'rof: 31)

Keinginan untuk makan banyak dan bermacam-macam sebetulnya hanya hawa nafsu saja.  Makanan yang berkelebihan   belum tentu baik untuk kesehatan. Justru kelebihan makanan bergizi dapat menimbulkan berbagai penyakit seperti kolestrol, tekanan darah tinggi, jantung dan lain-lain.

Kesimpulannya sikap kejujuran, disiplin, empati, sabar, hidup sederhana merupakan karakter yang penting dibiasakan kepada anak sejak dini.   Seorang anak yang semakin bersikap baik maka bukan saja orang tua yang bahagia melainkan akan semakin disenangi oleh teman yang lain.

Dengan demikian penanaman karakter pada anak perlu dilaksanakan secara terus-menerus agar menjadi sebuah kebiasaan. Orang dewasa, guru atau orang tua  perlu memberi contoh baik berupa ucapan maupun tindakan.  Penanaman karakter pada anak perlu proses  karena itu pendidikan karakter harus dilakukan sejak usia dini melalui pembiasaan-pembiasaan. Membiasakan menjalankan ibadah puasa sejak dini merupakan hal yang baik dan seharusnya dilakukan oleh orang tua.  

Harapannya ketika dewasa, anak menjadi generasi yang berkarakter.Tentu saja orang tua perlu bijak dalam melatih menjalankan ibadah puasa pada anak usia dini. Orang tua perlu memperhatikan umur, kemampuan, kesehatan pengetahuan, pengalaman anak. Orang tua tidak harus memaksakan kehendak supaya anak berpuasa.  Kalau dipandang  masih berat, belum mampu maka anak perlu diberi pengertian. Dan dapat dilakukan dengan cara bertahap. Mulai setengah hari, satu hari, dua hari dan seterusnya hingga anak mampu menjalankan puasa secara penuh. Semoga bermanfaat.

 Ditulis dari berbagai sumber

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun