Mohon tunggu...
Silvyana Puspa Anggraini
Silvyana Puspa Anggraini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi perguruan tinggi di STIE Kalpataru Cibinong, jurusan akuntansi. Memulai karir sebagai guru les.

Having an obsession on hand-writing and still improving to be a better writer.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menyelami Artikel Lebih Dalam: Kaidah Kebahasaan dalam Artikel

28 Juni 2023   23:41 Diperbarui: 28 Juni 2023   23:51 164
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
https://images.pexels.com/

Dunia sastra seakan tak pernah habis dalam menciptakan suatu karya, baik dikemas dalam bentuk fiksi maupun nonfiksi, salah satu bentuknya ialah artikel. Artikel sering kali kita jumpai di berbagai tempat atau platform, baik dalam bentuk cetak maupun digital. Sebelum kita menyelam lebih jauh kali ini, kita akan berkenalan terlebih dahulu dengan artikel.

Definisi Artikel

Berdasarkan KBBI, artikel merupakan salah satu karya tulis lengkap misalnya laporan berita atau esai dalam majalah, surat kabar dan sebagainya. Definisinya, artikel adalah karangan faktual secara lengkap dengan panjang tertentu yang dibuat untuk dipublikasikan di media daring maupun cetak. Karena artikel adalah karangan yang faktual, maka penyusunan sebuah artikel didasari oleh data-data faktual yang dapat dibuktikan kebenarannya. Secara umum tujuan dibuatnya sebuah artikel adalah untuk memengaruhi, mendidik, memberitahu, meyakinkan, serta menghibur pembacanya.

Untuk menyusun sebuah artikel yang baik, diperlukan unsur-unsur yang dapat menunjang suatu artikel, salah satunya adalah kaidah kebahasaan. Apa itu kaidah kebahasaan? Dan apa saja kaidah kebahasaan dalam artikel?

Definisi Kaidah Kebahasaan

Kaidah Kebahasaan adalah aturan-aturan yang digunakan dalam membentuk kalimat. Kaidah Kebahasaan ini dapat dijadikan sebagai ciri atau karakteristik suatu teks agar berbeda dengan jenis teks lainnya.

Kaidah Kebahasaan dalam artikel yang perlu dipelajari terdiri dari 3 jenis, yaitu :

  • Adverbia
  • Konjungsi
  • Kosa kata

Mari kita ulas satu-persatu :

Adverbia

Adverbia, atau yang lebih diketahui dengan sebutan kata keterangan adalah sebuah kata yang memberikan keterangan suatu verba, dan adjektiva. Terdapat 2 macam adverbia, yaitu :

1. Kata keterangan yang menerangkan keseluruhan kalimat.

Kata keterangan ini mencakup keterangan dalam satu kalimat utuh. Kata-kata yang termasuk kata keterangan ini berfungsi untuk menyatakan:

  • kepastian: memang, pasti, tentu
  • keraguan atau kesangsian: barangkali, mungkin, kiranya, agaknya, rupanya
  • harapan: semoga, hendaknya, mudah-mudahan
  • pengakuan: seringkali, sekali-sekali, sesekali

Contoh kalimat :

  • Seringkali seorang mahasiswa yang aktif mendapatkan nilai yang baik
  • Semoga ke depannya artikel ini akan menjadi lebih baik lagi.

2. Kata keterangan yang menerangkan sebagian unsur kalimat.

Kata keterangan ini hanya mencakup objek atau adjektiva tertentu. Kata-kata yang termasuk kata keterangan ini berfungsi untuk menyatakan :

  • waktu: sudah, telah, sedang, lagi, tengah, akan, belum, masih, baru, pernah, sempat
  • sikap batin: ingin, mau, hendak, suka, segan
  • perkenan: boleh, wajib, harus, mesti, jangan, dilarang
  • kekerapan (frekuensi): jarang, sering, kadang-kadang, sekali, dua kali
  • kualitas: amat, sangat, sekali, lebih, paling, kurang, cukup, lumayan
  • kuantitas (jumlah): banyak, sedikit, kurang, cukup, beberapa, semua, seluruh, sebagian, separuh, sekitar, kira-kira, kurang lebih
  • penyangkalan: tidak, tak, tiada, bukan
  • pengakuan: ya, betul, benar

Contoh kalimat :

  • Penyampaian aspirasi dan unjuk rasa yang digelar mahasiswa sedang terjadi pada hari ini
  • Beliau banyak sekali membantu kami dalam penyusunan artikel

 

Konjungsi

Istilah Konjungsi sendiri berarti kata hubung. Kata hubung berfungsi menghubungkan dua kalimat yang sederajat menjadi satu kalimat yang padu. Konjungsi sendiri terdiri dari 3 jenis, yaitu : Konjungsi koordinatif, korelatif, dan subordinatif. Umumnya, hanya dipelajari 2 jenis konjungsi, yaitu koordinatif dan subordinatif.

1. Konjungsi koordinatif

Merupakan kata hubung yang menghubungkan dua kalimat setara. Contohnya : dan, serta, atau, tetapi, melainkan, padahal, sedangkan

Contoh dalam kalimat :

Merah, kuning, biru bukanlah warna sekunder

Merah, kuning, biru adalah warna primer

Konjungsi yang cocok digunakan pada kalimat di atas adalah tetapi, atau melainkan

Kalimatnya akan berubah menjadi :

Merah, kuning, biru, bukanlah warna sekunder, tetapi warna primer

Atau

Merah, kuning, biru, bukanlah warna sekunder, melainkan warna primer.

2. Konjungsi subordinatif

Merupakan kata hubung yang menghubungkan dua kalimat yang tidak setara. Terdapat setidaknya 14 kategori dari konjungsi subordinatif, yaitu :

  • Konjungsi subordinatif waktu : sejak, sebelum, sesudah
  • Konjungsi subordinatif syarat : jika, kalau, apabila
  • Konjungsi subordinatif pengadaian : andai, andaikan
  • Konjungsi subordinatif tujuan : agar
  • Konjungsi subordinatif konsesif : biarpun
  • Konjungsi subordinatif pembandingan : ibarat
  • Konjungsi subordinatif sebab : karena
  • Konjungsi subordinatif hasil : sehingga
  • Konjungsi subordinatif alat : dengan
  • Konjungsi subordinatif cara : tanpa
  • Konjungsi subordinatif komplementasi : bahwa
  • Konjungsi subordinatif atributif : yang
  • Konjungsi subordinatif perbandingan : sama ... dengan

Contoh penggunaannya dalam kalimat :

Perlu adanya keseimbangan antara hak dan kewajiban

Timbul rasa tanggung jawab dalam diri seorang anak

Konjungsi yang tepat untuk kalimat di atas adalah sehingga

Maka kalimatnya akan berubah menjadi :

Perlu adanya keseimbangan antara hak dan kewajiban, sehingga timbul rasa tanggung jawab dalam diri seorang anak.

Kosa Kata

Kosa kata dalam kepenulisan sebuah artikel juga tak kalah penting, pemilihan kosa kata yang baik akan memudahkan pembaca dalam menangkap isi artikel. Perlu juga kosa kata yang sesuai dengan tema artikel yang tengah dibahas, agar terjadi kesinambungan terhadap tema dan pembahasan. Pada artikel, kosakata yang dipakai sebaiknya kosakata yang bersifat faktual terhadap data-data yang ada, serta disampaikan secara jelas dan konkret tanpa menambahkan apapun.

Penulis yang baik, adalah seorang penulis yang dapat menyampaikan pesan dan makna pada apa yang ia tulis. Jadilah penulis yang baik dengan memperhatikan unsur-unsur dalam kepenulisan suatu karya yang akan dibaca oleh banyak orang.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun