"Perasaan macam apa ini, rasanya semakin hari bukan lagi rasa kagum yang aku rasakan" ucapku dalam hati.
Beberapa hari setelahnya, tiba-tiba dia mengajak ku untuk kembali ke kos bersamaan. Kebetulan ternyata jarak kos kita yang ada di dekat kampus itu tidak jauh. Bukan tanpa alasan dia mengajak ku untuk barengan, karena pada saat aku izin untuk pulang ke kos kepada sekertaris untuk mengambil barang, ternyata Hanafi juga izin untuk kembali ke kos untuk mengambil barang.
Alhasil, kita jadi pergi barsama untuk kembali ke Kos. Kita berangkat dari posko sekitar pukul 10.00 siang setelah aku melakukan kegiatan di sekolahan.
Aku semakin merasa tidak baik-baik saja, jantungku tidak aman. Sepanjang perjalanan tak henti-henti nya jantungku berdebar. Karena rasanya sangat mustahil sekali bisa sampai sejauh ini. Meskipun itu hal yang terlihat biasa, namun bagi ku hal tersebut merupakan fist experience yang sebelumnya tidak pernah ada dalam bayanganku, apalagi bersama dengan orang yang aku kagumi dan memang sedari awal aku sama sekali tidak berharap lebih untuk bisa sedekat ini dengan dia.
Sepanjang perjalanan yang aku kira akan diam dan hening, ternyata tidak. Dia banyak memberitahu ku tentang jalanan yang kita lewati, dia banyak bertanya dan bercerita juga kepadaku.
Setelah menempuh perjalanan kurang lebih 50 menit an dari posko KKN, akhirnya kita sampai di kota daerah kampus dan dia mengantarku sampai depan kos.
"Hati-hati yaa, nanti kabarin kalo sudah sampai di kos kamu" ucapku setelah aku turun dari motor nya.
"Iyaa siap" jawabnya sambil menutup kaca helm yang di pakainya.
Kita kembali ke posko KKN pada sore hari, kita berangkat sekitar pukul 16.00. Pada saat hampir sampai di daerah posko tiba-tiba Hanafi mengajak ku untuk mampir sebentar melihat danau yang ada di dekat posko.
"Ayo kita mampir lihat danau dulu, yang kemarin katanya teman-teman bagus itu" ucapnya pada saat mengajak ku mampir di danau.
"Ayo dah, tapi jangan lama-lama ya soalnya sudah jam segini nanti keburu maghrib" jelasku.