Museum ini terdiri atas 3 ruangan, yaitu ruang koleksi, ruang galeri, dan studio.
Ruang Koleksi
Setelah mengisi buku tamu tepat di samping pintu ruang koleksi, saya tertarik mengamati  virtual assistance yang terletak di seberangnya. Penjelasan dari Nong Banten itu memberikan informasi peninggalan sejarah dan budaya Banten.
Pak Mumu menemani saya dan keluarga menyusuri ruang koleksi. Sepertinya kami menjadi pengunjung pertama hari itu. Jadi kunjungan terasa privat sehingga kami bisa leluasa di sana.
Di bagian kanan ruangan terdapat Pundan Berundak Lebak Cibedug yang merupakan masterpiece pada masa pra sejarah fase peradaban Megalitik. Â Punden ini disebut sebagai pundan berundak terbesar di Asia Tenggara.
Selanjutnya ada Miniatur Prasasti Munjul. Salah satu bukti bahwa Banten telah memasuki masa sejarah sekitar abad ke-6 dan bagian dari Kerajaan Taruma. Â Terdapat pula replika Arca Ganesha Pulau Panaitan.
Bukti pada zaman Kesultanan Banten salah satunya terlihat dari lukisan dan replika duta besar Banten.Â
Terdapat pula informasi tentang sejarah perjalanan panjang mata uang Banten lengkap dengan media visual, koin-koin kuno, dan  mesin cetak uang.
Di depannya ada miniatur kapal Eropa dan model rempah-rempah dalam kaca. Rempah yang ditampilkan di antaranya jahe, kayu manis, dan cengkih.Â
Di bagian tengah ruangan terdapat kerangka asli badak bercula satu dan informasinya. Serta keterangan dan display hewan endemik Banten.