"Nah, bagaimana?" Ibu dan Ayah tak sabar ingin mendengar komentar Raffi.
"Mmmm..., ya gimana ya. Â Ini sih ngga enak. Â Tapiii...."
"Tapi apa?" tanya Ayah penasaran.
Raffi memejamkan mata sambil merasakan kunyahan sate di mulutnya.
"Ngg.... Ini sih enak banget!" ujarnya tergelak.
"Huuuu...., kena prank deh kita !" ujar Ayah tertawa.
Raffi pun kembali mengambil tusukan sate berikutnya. Â Ia mengunyahnya dengan lahap.
"Senang banget lihat anak Ayah jadi suka makan sate. Â Ini sate bebek pertama Raffi!" ujar Ibu.
"Iya dong, namanya juga wong Cilegon!" balas Ayah.
Raffi tersenyum memandang kedua orang tuanya.
"Lho..., lho..., lhooo, sate bebekku mana?" Kok tinggal tiga tusuk aja?" Kak Nanda yang baru muncul kebingungan. Â Piring satenya tampak hampir kosong.