"Mba, ada es teh tinggal satu. Buat Mba aja ya, Bu Dewi ngga usah dikasih. Soalnya Dia kan ga suka minum es teh!"
Bunyi sebuah pesan WA dari seorang rekan kerja masuk ke ponsel saya. Â Saya pun iseng menunjukannya ke Mbak Dewi yang kebetulan berada di samping saya.
Mba Dewi langsung tergelak membacanya. "Teman-teman udah segitu hapalnya ya?" katanya sambil tertawa.
Saya mengangguk. Memang teman saya ini kegigihannya dalam menghadapi godaan minuman manis patut diacungi jempol.
 Tidak hanya es teh yang menggoda, ia juga menghindari minuman kemasan seperti jus atau sejenisnya.
Bahkan mie ayam, gorengan, dan bakso pun sudah lama ia tinggalkan. Tidak seperti saya, yang masih tak kuasa menolak kala disodori bakwan, hehehe.
Saya kenal beberapa teman yang mulai mengurangi konsumsi gula dan garam. Baik itu makanan dan minuman kemasan maupun siap saji.
 Setelah saya amati, ada tiga hal yang membuat mereka teringat untuk terlepas dari ketagihan gula dan garam. Apa saja itu? Lanjut baca, ya!
Ingat Pengalaman Buruk
Ada teman bercertia tentang  penyakit yang diidap salah saru anggota keluarganya selama bertahun-tahun. Itu membuatnya berhati-hati menjaga konsumsi makanan.
Untuk saya pribadi, ada satu peristiwa yang membekas, belasan tahun lalu. Saya pernah tergiur minum minuman sachet rasa stroberi di kantin sekolah.Â
Harganya sangat murah. Cuma seribuan. Saya pun memesan, lengkap dengan es. Minum es di cuaca panas, lengkap sudah nikmatnya.
Namun, itu tidak berlangsung lama. Malamnya tenggorokan saya sakit. Seperti banyak duri di dalamnya. Badan juga demam. Setelah tiga hari tak kunjung membaik, saya pun ke dokter.Â
Dokter menyatakan saya terkena radang tenggorokan. Saya pun harus merogoh kocek sebesar 300 ribu untuk menebus obat-obatan. Harga yang cukup mahal bagi saya. Karena es seharga 1.000 saya harus membeli obat seharga 300 kali lipatnya hehehe. Â Hikmahnya, saya kapok jajan minuman manis.
Â
Ingat Motivasi Awal
Saya kagum pada seorang teman yang bilang alasannya mengurangi konsumsi gula dan garam. Tentu ditambah olahraga teratur. Menurutnya, ia ingin selalu sehat supaya bisa mendampingi suami dan anak-anaknya.
Ada juga yang menabung sehat supaya saat naik haji nanti (estimasi umur 60 tahun) ia bisa lancar mengikuti semua rangkaian ibadahnya. Keren, kan?
Ingat Pesan/Postingan Menggugah
Saya tidak tahu siapa pemilik asli kata-kata ini. Saya mendengarnya dari seorang teman. Kata-katanya kurang lebih seperti ini.
Kita seringkali berusaha tidak zalim terhadap orang lain. Namun, seringkali kita lupa bahwa kita sering  zalim pada diri sendiri.  Dengan makan dan minum minuman "sampah."
 Aduh, mendengarnya cukup membuat hati saya makjlebb! Bener banget!
Untuk postingan menggugah, Â teman-teman saya banyak yang mendapatkan pencerahan dari akun instagram seorang ustad, penulis, sekaligus dokter, yaitu dr. Zaidul Akbar.
 Lewat postingannya beliau banyak menginspirasi orang akan pentingnya hidup sehat, resep-resep sehatnya dalam buku Jurus Sehat Ala Rasulullah (JSR) , atau seven day challenge.
Akun-akun ajakan sehat lainnya pun banyak bertebaran di media sosial. Tentunya itu bisa sedikitnya menjadi rem untuk menjaga konsumsi gula dan garam kita.
***
Nah, itu tadi tiga hal yang bisa Anda ingat-ingat jika ingin terbebas dari ketagihan gula dan garam. Semoga bermanfaat!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H