Mohon tunggu...
Silvie Mariana
Silvie Mariana Mohon Tunggu... Guru - Guru SD

Penulis buku 30 Suplemen Menulis untuk Guru Penulis

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Ketupat Kacang, Sajian Khas Keluarga yang Jadi Primadona!

15 April 2024   12:53 Diperbarui: 15 April 2024   14:00 917
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ketupat Kacang (sumber:dokpri)

Begitu istimewanya momen lebaran. Ia menjadi ajang kumpul keluarga dan handai taulan. Apalagi sambil menyantap hidangan khasnya.

Opor ayam dan ketupat menjadi hidangan identik lebaran. Ditambah lauk dan sayur lain khas tiap daerah. Atau juga hidangan istimewa, resep keluarga turun temurun.

Tak lengkap rasanya lebaran tak ada ketupat. Begitu pula dengan kami. Namun, ada yang istimewa dari ketupat keluarga kami.

Ialah ketupat kacang. Selalu jadi primadona. Mengapa dan bagaimana membuatnya? Baca terus, ulasan berikut!

Cerita Ketupat Kacang Sang Primadona

Saya mengenal ketupat kacang dari Ibu. Beliau meneruskan resep ini dari almarhumah neneknya.

Saat Ibu masih kecil, nenek dan warga kampungnya di Lebak, Banten memasak ketupat kacang untuk dibawa ke masjid.  Ketupat kacang dimasak saat Ramadan, biasanya saat malam isi dan kosong atau disebut malam genap ganjil 10 hari terakhir Ramadan.

Orang-orang yang menghidupkan masjid malam-malam ini bisa membawa pulang ketupat kacang, sajian dari warga.

Ketupat kacang berbeda dengan ketupat biasa. Rasanya gurih. Perpaduan antara beras, kacang tunggak, dan parutan kelapa.

"Zaman dahulu susah cari makanan. Jadi ketupat kacang dibuat supaya bisa dimakan tanpa lauk, " ujar Ibu.

Memang benar, tanpa tambahan lauk apapun, ketupat ini mampu menggoyang lidah.

Ibu kemudian meneruskan memasak ketupat kacang untuk keluarga kami. Selain Hari Raya Idulfitri dan Idul Adha, beliau sering membuatnya saat momen Maulid Nabi dan qunutan atau malam ke-15 Ramadan.

Ketupat kacang menjadi ciri khas sajian dari rumah kami. Kerabat, sahabat, dan tetangga sudah mengenal betul ketupat kacang buatan ibu. Saat riungan di masjid, warga sering "berebut" ketupat ini.

"Kupat Bu Haji mah beda," ujarnya.

Ibu tidak mengubah resep ketupat kacang ini. Bahkan, proses masaknya yang menggunakan tungku dan kayu bakar pun masih beliau pertahankan.  Aromanya khas kalau pakai kayu bakar, ujar beliau.

Memang benar sih. Meskipun cara masak itu cukup menyulitkan bagi saya, hehehe.

Perbedaan Ketupat kacang dengan Lepet

Sering orang mengira ketupat kacang ini sama dengan lepet atau leupeut. Namun, sebenarnya beda.

 Lepet yang berbentuk panjang seperti lontong, terbuat dari nasi ketan, kacang tunggak, dan daging kelapa yang diiris. Rasanya gurih, agak lengket, dan ada efek krunchy dari irisan daging kelapa. 

Pembungkus lepet menggunakan daun kelapa atau daun aren. Lepet juga isiannya harus padat.

Ketupat kacang dibuat seperti ketupat biasa, tetapi dengan isian yang berbeda. Lengkapnya, mari kita simak bersama!

Resep Ketupat Kacang

Bahan-bahan

  • Urung ketupat
  • Kacang tunggak 1/2 kg. Direndam semalaman
  • Beras 6 liter, cuci bersih
  • Kelapa parut 2 butir
  •  Garam secukupnya
  • Daun pandang 5 helai (tergantung selera)

Cara membuat

  • Campur beras, kacang, garam, dan kelapa parut dalam wadah besar.
  • Isi campuran ke urung ketupat sampai memenuhi  3/4  bagian dalam urung ketupat.
  • Siapkan air setengah panci besar bersama 5 helai daun pandan (sesuai selera)
  • Masukkan ketupat isi beras sampai terendam
  • Tutup rapat panci
  • Rebus sambil terus dicek airnya. Tambah air tiap 1 jam sekali.  Ketupat harus selalu terendam
  • Rebus sekitar 5-8 jam.
  • Angkat ketupat jika telah matang, tiriskan.

Catatan

Sesuaikan takaran beras dengan banyaknya ketupat yang akan dibuat.

***

Ketupat kacang bisa dinikmati sendirian atau dengan pelengkapnya. Rasanya yang gurih menambah cita rasa opor atau hidangan lainnya.

Bagaimana pembaca Kompasiana, tertarik mencoba? Selamat mencoba dan menikmati Ketupat Kacang, Sang Primadona!

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun