Sarana dan prasarana pendidikan pada hakikatnya memiliki makna dan unsur yang berbeda meskipun keduanya saling berkaitan. Penunjang terselenggaranya pembelajaran salah satunya adalah terpenuhinya standar sarana dan prasana pendidikan yang ada pada suatu instansi pendidikan. Tanpa adanya sarana dan prasana pendidikan yang layak maka pembelajaran tidak akan teselenggara dengan optimal dimana hal ini akan sangat mempengaruhi kualitas dan hasil belajar peserta didik. Lalu sebenarnya apa saja sih sarana dan prasana yang ada dalam pendidikan ? Artikel ini akan mengupas tuntas aneka ragam sarana dan prasana pendidikan.Â
Permasalahan Sarana dan Prasana Pendidikan
Kurang memadainya sarana dan prasarana pendidikan dapat berdampak kepada proses pembelajaran dan hal itu juga dapat berdampak kepada kualitas pendidikan. Adanya saranana dan prasarana sangat membantu dalam kegiatan pendidikan. Sarana dan prasarana yang lengkap dan baik memberikan andil besar terhadap kemampuan siswa seperti adanya fasilitas olahraga yang lengkap dapat menjadikan siswa tertarik dan semangat dalam berolahraga hal itu dapat menumbuhkan kemampuan dalam bidang olahraga siswa.
Hambatan -- hambatan dalam proses manajemen sarana dan prasarana menurut Rahmatun (2010) dalam Nurharirah dan Effane (2022) yaitu :Â
1) Keterbatasan sumber daya manusia Sumber Daya Manusia (SDM) sangat penting dan sangat dibutuhkan dalam proses manajemen sarana prasarana. Dengan adanya tim khusus manajemen sarana dan prasarana dapat membantu manajemen sarana prasarana berjalan lebih efektif.Â
2) Keterbatasan dana yang dimiliki sekolah Dana menjadi penentu utama terwujudnya sarana prasarana yang lengkap dan berkualitas. Dengan adanya dana yang mencukupi akan mempermudah suatu lembaga pendidikan untuk membeli sarana atau perlengkapan-perlengkapan sekolah. Lembaga pendidikan akan dapat memenuhi kebutuhannya jika memiliki dana yang ukup. Namun kenyataanya masih banyak lembaga sekolah yang memiliki dana yang kurang memadai atau terbatas sehingga tidak dapat memenuhi kebutuhan lembaga pendidikan tersebut.
3) Rendahnya kesadaran guru untuk terlibat dalam manajemen sarana dan prasarana khususnya dalam perawatan. Selain adanya petugas khusus yang bertugas untuk mengatur dan mengelola sarana dan prasarana sekolah perlu kesadaran juga dari pihak-pihak lain dalam memanajemen sarana dan prasarana tersebut. Salah satunya yaitu pentingnya kesadaran guru dalam membantu proses manajemen sarana prasarana itu khususnya dalam merawat sarana dan prasarana sekolah. Â
Selain ketiga hambatan tersebut di atas, rendahnya kesadaran para peserta didik untuk menjaga fasilitas- fasilitas sekolah dan tidak adanya tindakan tegas kepada para pelanggar yang merusak fasilitas-fasilitas sekolah juga menjadi penghambat manajemen sarana prasarana. Berdasarkan pemahaman yang diberikanoleh Meimuharani, M., Nazaruddin, N., & Anggraini, I. (2019) dalam Nurharirah dan Effane (2022) bahwa hambatan yang terdapat pada sarana dan prasarana yaitu rusaknya fasilitas seperti kursi dan meja yang patah, kipas angin yang rusak, WC kurang bersih serta dinding yang dicoret-coret. Selain itu terdapat juga sampah bekas makanan dan minuman di lingkungan sekolah. Hal itu disebabkan oleh siswa yang kurang menjaga kebersihan dan fasilitas-fasilitas yang ada di sekolah.
Standar Sarana dan Prasarana Pendidikan
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana untuk Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI), Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), dan Sekolah Menengah Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA) adalah bangunan gedung memenuhi persyaratan sebagai berikut 1) Mempunyai fasilitas secukupnya untuk ventilasi udara dan pencahayaan yang memadai. 2) Memiliki sanitasi di dalam dan di luar bangunan gedung untuk memenuhi kebutuhan air bersih, pembuangan air kotor dan/atau air limbah, kotoran dan tempat sampah, serta penyaluran air hujan. 3) Bahan bangunan yang aman bagi kesehatan pengguna bangunan gedung dan tidak menimbulkan dampak negatif terhadap lingkungan standar Sarana dan Prasarana yang seharusnya.