Mohon tunggu...
Silviana A.W.
Silviana A.W. Mohon Tunggu... -

I'm blessed

Selanjutnya

Tutup

Foodie

Yuk, Makan Mie Instan!

13 November 2014   17:50 Diperbarui: 17 Juni 2015   17:53 531
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

2. Selain itu, kemasan mi instan yang  sering dilapisi dengan BPA yang dapat mengganggu keseimbangan estrogen sehingga meningkatkan risiko terjadinya sindrom kardio-metabolik.

4. Meningkatkan Risiko Kanker Lambung

Beberapa penelitian telah dilakukan untuk mengetahui kaitan antara kanker lambung dan konsumsi mi instan. Ditemukan bahwa konsumsi mi instan terkait dengan risiko kanker lambung yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan mi biasa.Memang sulit ditampik, makanan olah dewasa ini kebanyakan diduga kuat sebagai pencetus kanker. Seperti halnya sosis dan daging olahan lainnya. Selain itu, mi instan juga diyakini dapat menurunkan kadar gula darah pada orang dewasa yang mengkonsumsinya. Berikut penjelasannya:

5. Menurunkan Kadar Gula Dara

Dalam suatu penelitian, ditemukan bahwa konsumsi mi instan menurunkan glukosa darah pada orang dewasa sehat jika dibandingkan dengan konsumsi nasi.Sebenarnya, tidak ada larangan mutlak untuk mengkonsumsi mi instan. Prinsip utamanya adalah agar mengkonsumsi makanan secara tidak berlebihan dan bervariasi agar kebutuhan nutrisi tubuh terpenuhi dengan seimbang. Namun, dengan mengetahui konsekuensi dari konsumsi mi instan yang berlebihan maka kita dapat semakin cerdas dan bijaksana dalam memilih variasi makanan yang sehat dan berguna untuk tubuh.

Mie instan memang makanan yang sangat mudah dan sangat cepat tersaji juga sangat mudah untuk dicari. Mie instan sangat mampu menhilangkan rasa lapar kita di jam-jam genting. Namun, rasa nikmat dam rasa kenyang sesaat itu dampaknya akan merusak tubuh kita di masa mendatang. Jadi, ayo terus makan mie instan kalau mau merusak kesehatanmu "nanti".

Sumber:

Shin HJ, Cho E, Lee HJ, Fung TT, Rimm E, Rosner B, Manson JE, Wheelan K, Hu FB.Instant noodle intake and dietary patterns are associated with distinct cardiometabolic risk factors in Korea.J Nutr. 2014 Aug;144(8):1247-55.Castro JP, El-Atat FA, McFarlane SI, Aneja A, Sowers JR.Cardiometabolic syndrome: pathophysiology and treatment.CurrHypertens Rep. 2003 Oct;5(5):393-401.Juyeon Park, Jung-Sug Lee, Young Ai Jang, Hae Rang Chung,and Jeongseon Kim. A comparison of food and nutrient intake between instant noodle consumers and non-instant noodle consumers in Korean adults. Nutr Res Pract. Oct 2011; 5(5): 443–449.Ji Hyun Song, Su Jin Chung, Jun Haeng Lee, Young-Ho Kim, Dong Kyung Chang, Hee Jung Son, Jae J Kim,JongChul Rhee, and Poong-Lyul Rhee. Relationship BetweenGastroesophageal Reflux Symptoms and Dietary Factors in Korea. J NeurogastroenterolMotil. Jan 2011; 17(1): 54–60.Youm PY, Kim SH. A case - control study on dietary and other factors related to stomach cancer incidence. Korean J Nutr. 1998;31:62–71.Yoon SK, Kim MA. Glycemic responses of Korean domestic meals and diabetes meals in normal subjects. Korean J Food Nutr. 1998;11:303–311.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Foodie Selengkapnya
Lihat Foodie Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun