Hai teman-teman kembali lagi pada tulisan-tulisan yang pastinya bermanfaat ini, nah penulis pada kesempatan ini mau membahas tentang apa ya? emmm pastinya sudah bisa ditebak duluan nih dari judulnya ya iya betul sekali dilihat dari judulnya penulis akan membahas tentang alat permainan edukatif untuk mengembangkan aspek kognitif anak.Â
Teman-teman pernah tidak berfikir atau pernah ditanya nih sama anak-anak pada umumnya tentang bagaimana air hujan bisa jatuh ke bumi, bagaimana pesawat terbang bisa terbang diawan, bagaimana gunung bisa meletus dan masih banyak pertanyaan lainnya.Â
Sejatinya dahulu sebelum kita mengenal apa yang ada disekitar kita waktu masa kanak-kanak juga bertanya seperti itu pula jadi seolah-olah selalu ingin taunya itu tinggi dan ketika sudah terjawab pasti anak masih menanyakan lagi sehingga rasa ingin taunya itu harus terselesaikan.
Sebagian dari orangtua dengan kurangnya ilmu yang dimiliki pasti tidak sengaja untuk mengatakan yang tidak baik bisa jadi karena orangtua lelah untuk menjawab pertanyaan si anak misalnya "sudah tanyakan saja ke gurumu nanti juga dijelaskan atau sana-sana nanti saja masih sibuk beres-beres" contoh tersebut apabila orangtua menyadari apa yang dikatakannya membuat anak sedih dan mengingat-ingat apa yang dikatakan membekas didalam otaknya sedangkan anak sebenarnya hanya ingin mengetahui lebih luas dari apa yang diketahuinya.Â
Seharusnya ketika orangtua memiliki kontrol emosional yang baik tidak akan  berkata seperti itu akan tetapi misalnya "baik nak nanti ibu jelaskan ya tapi ibu harus menyelesaikan pekerjaan rumah dahulu, apakah mau membantu ibu?" dari perkataan yang baik anak akan menerimanya juga dengan baik tanpa harus melukai perasaannya. Anak itu peniru yang baik dan memiliki karakter yang unik sehingga apa yang dilakukan orangtuanya ia akan berfikir dan menirukannya, berhubungan dengan yang telah dibahas tersebut ternyata kita sedang membicarakan tentang kognitif anak apakah tean-teman telah memahaminya?
Baik apabila masih belum memahaminya mari kita diskusikan kembali bagaimana kognitif anak terjadi dan berkaitan dengan alat permainan edukatif bagaimana si cara membuat alat permainan edukatif untuk mengembangkan kognitif anak. Pertama penting untuk membicarakan tentang perkembangan kognitif sebelum mengetahui alat permainan edukatifnya ya teman-teman, perkembangan kognitif menurut teman-teman apa si?
Langsung saja ya perkembangan kognitif merupakan suatu keampuan untuk berfikir, mengingat, menyelesaikan suatu masalah atau proses memahami informasi yang berhubungan dengan sebab akibat melalui memori otak.Â
Perkembangan kognitif antara orang dewasa dengan anak-anak sangatlah berbeda sehingga adanya tahapan perkembangan kognitif itu sendiri dari bayi hingga dewasa diantaranya yang dapat diketahui menurut Jean Piaget ada empat:
a. Perkembangan kognitif pada usia 0-2 tahun
perkembangan ini biasanya disebut dengan sensori motorik dimana prosesnya anak dapat memhaami sesuatu yang ada disekitarnya melalui panca inderanya apa yang dilihatnya, apa yang didengarnya, dan menyentuh benda.
b. Perkembangan kognitif pada usia 2-7 tahun
perkembangan ini biasanya disebut dengan pra operasional dimana anak dapat berfikir secara simbolik artinya anak masih belum bisa menggunakan logikanya untuk berfikir dengan baik.
c. Perkembangan kognitif pada usia 7-11 tahun
perkembangan ini biasanya disebut dengan operasional kongkret dimana anak dapat dikatakan mampu untuk berfikir secara logis dan dapat menyelesaikan masalah yang dihadapinya, kemmapuan dalam menalar sudah baik.
d. Perkembangan kognitif pada usia 12 tahun keatas
perkembangan ini biasanya disebut dengan operasional formal dimana tingkat berfikirnya sudah berkembang dengan pesat atau secara abstrak apapun masalah yang dihadapi dapat diselesaikan dengan jalan yang kreatif dari tahapan sebelumnya.
Dari sini teman-teman dapat memahami perkembangan kognitif anak itu apa saja setiap tahapan usianya, dan berkaitan dengan alat permainan edukatifnya juga sesuai dengan tahapan tersebut pastinya diawali dengan permainan yang sederhana untuk usia dasar dan nantinya permainan tersebut dapat ditingkatkan kesulitannya untuk mengembangkan aspek kognitifnya.Â
Sebelum penulis memberikan contoh permainannya alangkah perlu diketahui kriteria yang dibuat untuk alat permainan edukatif yaitu tentunya bertujuan untuk mengasah kemampuan kognitif anak, sesuai tingkat usia, aman, terdapat unsur pendidikan dan menarik.
Contoh alat permainan edukatif untuk mengembangkan kemampuan kognitif anak yaitu:
a. Mengenal angka melalui papan karet gelang
Permainan ini bertujuan untuk mengenalkan anak tentang angka dan cara berhitung sederhan walaupun anak usia dini belum saatnya untuk belajar calistung akan tetapi boleh saja menstimulus anak dengan cara mengenalkan angka-angka dan berhitung supaya anak siap untuk belajar dikemudian harinya ia sudah mengenali angka-angka. Adapun alat dan bahannya yaitu:
- kertas karton atau kardus yang telah digunting menjadi kotak berukuran sedang/besar juga boleh
- lem tembak atau double tipe
- tutup botol minuman bekas didalamnya ditulisi angka
- karet gelang secukupnya
- buatlah dadu dari sisa karton atau kerdus
Cara membuatnya yakni siapkan kertas karton atau kardus yang telah dibentuk dan tempelkan tutup botol pada papan kardus atau karton dengan lem, selanjutnya karet gelang dipakai untuk memainkan alat permainan edukatif yang telah dibuatnya misalnya ketika dadu dilemparkan dan terlihat titik tiga pada dau tersebut pada papan angka sehingga terlihat membentuk sebuah persegi dan angka apa saja didalam persegi yang ditarik oleh karet tersebut contoh saja 1234.Â
Begitulah alat permainan edukatifnya teman-teman dari permainan tersebut kita belajar bentuk dan mengenal angka-angka selain itu juga dapat dilakukannya kembali contohnya terdapat dua bentuk persegi dan segitiga nah dari situ bisa ditambahkan ada berapa botol yang dikareti dalam dua bentuk tersebut 4 tuutup botol ditambah 3 tutup botol kemudian dijumlahkan menjadi 7 tutup botol.Â
Bagaimana teman-teman sudah mulai ingin berkreasi ya, mari dicoba ya semoga sedikit ini membuahkan keberkahan ilmnya apabila ada kesalahan mohon ma'af kita bertemu kembali ditulisan selanjutnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H