Mohon tunggu...
Shinta Larasati Supadi
Shinta Larasati Supadi Mohon Tunggu... Penulis - Translator, writer

Shinta Larasati Supadi

Selanjutnya

Tutup

Beauty

Serba Serbi Jerawat

1 Januari 2023   02:39 Diperbarui: 2 Januari 2023   14:54 130
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Memiliki kulit wajah yang mulus dan tanpa jerawat adalah impian sebagian besar orang. Salah satu problematika kulit yang paling sering terjadi, dan dapat dialami oleh siapa saja adalah jerawat.

 

Permasalahannya, banyak orang telah mencoba berbagai cara dan jenis obat untuk mengobati jerawat. Ada yang berhasil, namun lebih banyak yang gagal. 

Karena jerawat, ketika produksinya berlebih, akan sulit diobati. Sehingga akan menimbulkan efek buruk pada psikologis seseorang karena wajah tidak lagi mulus, merusak penampilan, serta mempengaruhi rasa percaya diri seseorang.

Beragam hal yang berhubungan dengan jerawat, mulai dari sebab, akibat, cara mengatasinya, bahkan mitos yang beredar akan kita bahas di sini. Yuk, disimak sama-sama!

Definisi dan Penyebab Timbulnya Jerawat

Sebelum melangkah lebih jauh mengenai jerawat, ada baiknya kita mengetahui terlebih dahulu definisi dari jerawat.

Jerawat adalah salah satu masalah yang terjadi akibat penyumbatan di permukaan pori--pori kulit.

Normalnya, kulit akan mengeluarkan sebum, dan meluruhkan sel-sel kulit mati setiap hari. Maka dari itu, sel kulit mati dan sebum harus dibersihkan setiap hari. 

Bila tidak dibersihkan, maka sel kulit mati dan sebum tersebut akan berkumpul dan menyumbat pori-pori. Penyumbatan inilah yang menjadi proses awal pembentukan jerawat.

Selain kebersihan kulit yang harus selalu dijaga, ada faktor-faktor lain juga yang perlu Anda ketahui, yang menjadi pemicu meningkatkan risiko seseorang mengalami timbulnya jerawat, yaitu diantaranya:

1. Faktor perubahan hormonal.

Perubahan hormon pada tubuh akan menyebabkan produksi minyak menjadi lebih banyak, dan menjadi pemicu tumbuhnya jerawat. Itulah sebabnya jerawat sering muncul pada usia pubertas atau remaja. Karena pada saat-saat tersebut, aktivitas hormon testosteron di dalam tubuh meningkat dan mengalami banyak perubahan. Salah satu efek dari perubahan tersebut adalah timbulnya jerawat.

2. Penggunaan kosmetik yang mengandung minyak dan komedogenik, terutama jika tidak dibersihkan dengan sempurna.

3. Mengkonsumsi obat-obatan, seperti pil KB, litium, kortikosteroid, obat anti kejang.

4. Stress berlebih.

Saat kita mengalami stres, hormon dalam tubuh akan menjadi tidak seimbang dan dapat memicu kulit untuk memproduksi minyak berlebih yang dapat menyebabkan jerawat.

Ragam Jenis dan Tempat Tumbuh Jerawat

Jerawat dapat tumbuh hampir di seluruh bagian tubuh, tetapi umumnya muncul di wajah, leher, bahu, dada, punggung, bahkan vagina. 

Bentuk jerawat itu sendiri bisa berbeda-beda, mulai dari komedo, bruntusan, benjolan kecil kemerahan, hingga benjolan besar dan berisi nanah.

1. Komedo (Komedo Putih/ Whiteheads dan Komedo Hitam/ Blackheads)

Komedo merupakan jenis jerawat dasar. Ketika minyak dan sel kulit bercampur dan menyumbat pori, komedo adalah hal pertama yang muncul sebelum membentuk jerawat.

Jika pori-pori menutup dan kamu melihat benjolan kecil yang berwarna putih atau berwarna daging, ini adalah komedo putih atau whiteheads. Komedo yang tertutup ini terjadi di daerah yang mengalami banyak gesekan, seperti dagu atau garis rahang.

Komedo hitam merupakan jenis jerawat yang naik ke permukaan kulit, sehingga ujung jerawat berwarna hitam. Warna hitam pada ujung jerawat disebabkan oleh pigmen kulit yang meningkat, bukan karena kotoran atau debu, sehingga tidak dapat dibersihkan.

2. Papula dan Pustula

Papula dan Pustula sama -- sama merupakan jerawat yang diakibatkan oleh peradangan pada komedo, baik komedo putih atau komedo hitam, yang dibiarkan begitu saja. Radang komedo ini kemudian menyebabkan iritasi pada sel kulit di sekitarnya.

Papula merupakan jerawat seperti benjolan kecil berwarna merah pada kulit. Sekilas Papula lebih mirip benjol daripada jerawat karena terbentuk sebagai benjolan padat dan lunak di bawah permukaan kulit

Pustula adalah jerawat yang berbentuk benjolan dasar yang merah dan ujung kepala yang putih. Isi jerawat pustula dipenuhi dengan nanah. Nanah tersebut menunjuk ke satu titik di kulit atasnya yang membentuk titik putih.

Pustula dan Papula sering muncul bersamaan dan berkumpul dalam jumlah yang banyak. Tipe jerawat ini merupakan bagian dari penyakit yang disebut sebagai jerawat inflamasi, alias jerawat yang sudah meradang. 

Sebaiknya, hindari untuk memencet atau mencongkel ujung jerawat yang berisi nanah karena dapat menyebabkan bekas jerawat yang sulit hilang.

3. Jerawat Pasir (Bruntusan)

Bruntusan merupakan jerawat bintik kecil yang belum berkembang. Jenis jerawat yang satu ini umumnya tidak terlalu terlihat, tetapi terasa ketika disentuh.

Bruntusan dapat meliputi berbagai jenis jerawat, mulai dari komedo putih, papula dan pustula.

4. Kistik (Jerawat Batu) dan Nodul

Kistik atau Jerawat Batu termasuk dalam golongan jerawat parah. Bentuknya sangat besar, lunak, dan terasa nyeri, dengan benjolan merah atau putih yang terletak agak jauh di dalam lapisan kulit. Isinya banyak nanah. Kistik dapat menyebabkan komplikasi kulit, seperti jaringan parut.

Nodul juga berupa benjolan keras, menyakitkan dan meradang yang terletak agak jauh di dalam kulit. Nodul seperti papula versi besar, tetapi tanpa bagian tengah yang jelas. Jerawat jenis ini berkembang karena pori-pori tersumbat, sehingga merusak jaringan dan sel-sel di bawah permukaan kulit. 

Akibatnya, penderita bisa mengalami komplikasi kulit berupa bintik hitam atau jaringan parut.

Menangani Serta Saran Pengobatan Jerawat

Pengobatan jerawat dapat dilakukan dengan beragam cara disesuaikan dengan tingkat keparahan kondisinya.

Ada jerawat yang bisa dihilangkan secara alami, yaitu dengan rutin mencuci area yang terkena jerawat minimal dua kali sehari dengan Cetaphil, atau dengan sabun lembut dan air hangat. 

Anda juga bisa memanfaatkan bahan--bahan alami, seperti misalnya buah mentimun yang berfungsi meredakan peradangan, atau putih telur dan madu yang bisa kamu oleskan ke wajah sebagai masker.

Selain itu, menggunakan produk skincare dan kosmetik yang non-comedogenic, menerapkan pola hidup dan makan yang sehat, dan menghindari stress juga wajib Anda lakukan untuk penanganan jerawat secara alami.

Namun Anda membutuhkan pengobatan dokter kulit apabila jerawat telah mengalami kondisi yang parah. 

Untuk kondisi yang satu ini, biasanya dokter akan menggunakan bermacam-macam metode, antara lain dengan pemberian obat oles, obat minum, atau terapi hormon. Bisa juga dengan prosedur chemical peeling, terapi laser dan ekstraksi komedo.

Setelah terlihat tanda-tanda kulit sembuh dari jerawat, perawatan kulit yang berjerawat masih diperlukan. Namun, jenis pengobatan jerawat kamu mungkin akan berubah berdasarkan kondisi saat itu. Pasalnya, tanpa perawatan setelahnya tersebut, jerawat masih tetap dapat kembali muncul dengan cepat. [Shinta Larasati Supadi]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Beauty Selengkapnya
Lihat Beauty Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun