Mohon tunggu...
Silvia Rizky
Silvia Rizky Mohon Tunggu... Mahasiswa - Silvia

Mari Membaca!!!!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Artikel Perkembangan Ekonomi Global

15 November 2021   18:20 Diperbarui: 15 November 2021   18:21 465
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

PERKEMBANGAN EKONOMI GLOBAL

Seperti  kita ketahui, baik negara maju maupun negara berkembang menghadapi  perkembangan ekonomi yang berbeda. Fakta ini dapat dilihat dari perspektif perdagangan domestik, regional dan internasional. Krisis ekonomi global yang terjadi  beberapa waktu lalu benar-benar memperburuk situasi ekonomi di jagat raya ini.

Dalam perkembangan sejarah, filsafat ternyata menjadi dasar dari konsep ekonomi yang berurutan. Ketika berkembangnya konsep-konsep baru menggantikan konsep-konsep lama seringkali mengalami masa transisi yang panjang, sehingga hal ini di satu sisi disebabkan oleh perubahan gaya hidup masyarakat  dan di sisi lain didorong oleh tantangan peluang baru yang terjadi di masyarakat dan menimbulkan beberapa konsep perkembangan ekonomi global.

Saat ini, keraguan pihak baik dikalangan ekonom sendiri ataupun ilmuwan sosial lainnya seperti sosiolog dan antropolog sangat merisaukan filosofi pemikiran ekonomi. Dirasakan secara luas bahwa secara filosofis, ilmu ekonomi dan model-model ekonomi yang dibangun sangat kering dari pijakan moral dan etik, terlepas sama sekali dari lingkungan sosial budaya dimana masyarakat berperilaku dalam menjalankan aktivitas ekonomi. 

Prinsip berfikir rasional telah mengiring proses pembangunan menjadi tidak berkesinambungan, kurang manusiawi dan kurang peduli pada aspek moral. Bagi kita orang Indonesia yang dikenal sebagai masyarakat yang agamis, ekonomi syariah membiarkan kondisi yang demikian terus berkembang dapat dikatakan se-bagai suatu hal yang sangat naif, karena semakin menjauhkan manusia dari hakekat kehidupan yang sesungguhnya. Perilaku manusia cenderung serakah dalam memaksimalkan pencapaian tujuannya. 

Senada dengan ini, seseorang yang berbuat tidak etik seperti korupsi, kolusi, merampas hak rakyat kecil akan lepas dari hukum negara berkat kekayaan, kedudukan, atau kekuasaannya. Tapi dari sisi dimensi vertikal, dia tidak akan lepas dari hukuman Tuhan dan harus di pertanggungjawabkannya. Sosok manusia yang diinginkan dengan alur berfikir ini adalah manusia etik bukan manusia ekonomi.

Berdasarkan logika berfikir di atas , konsep pemikiran ilmu ekonomi pada masa depan harus membangun construct , bukan model . Format ini lah yang di anggap relevan yang didasarkan atas asumsi yang realistik, etik, bagi pengembangan ilmu ekonomi pada masa depan, karena dapat melahirkan manusia etik.

Memperhatikan arus utama ekonomi yang telah menodai pemi-kiran sebagian besar para ekonom dewasa ini adalah suatu tantangan yang bersifat struktural dan kelembagaan. Pada prinsipnya, kemauan keras dan tanggung jawab moral terletak pada ekonom senior. 

Upaya kelembagaan itu harus dimulai dari upaya merevisi kurikulum fakultas atau jurusan ekonomi pada setiap sekolah, institut dan universitas, agar mengembangkan ekonomi islam dan perbankan syariah sudah harus dimasukkan disiplin ilmu sosial lain yang relatif dekat dengan ilmu ekonomi seperti sosiologi ekonomi, antropologi ekonomi, ekonomi Islam , hukum ekonomi , islam , psikologi, agama dan politik, dan ekonomi institusi. 

Hal ini tidak berarti setiap ekonom harus menguasai seluruh sub disiplin ilmu sosial, melainkan hanya penguasaan ilmu tersebut sepanjang ada hubungannya dengan ilmu ekonomi.

Pengembangan konsep bisnis telah mengalami perubahan besar terkait dengan filosofi yang mendasari pengembangan konsep bisnis. Konsep ekonomi pada awalnya didirikan atas dasar dari filosofi moral etika. Periode  ini berlanjut dari abad XV-XVIII. Pengembangan selanjutnya terlepas dari pijakan filsafat moral etik, lebih banyak diwarnai filsafat positif rasional dan pendekatannyalebih mekanis. Filosofi ini melihat sistem ekonomi sebagai komoditas saja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun