Mohon tunggu...
SILVIA RIZKY
SILVIA RIZKY Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

silvia rizky aulia lestari

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menerapkan Pendidikan pada Generasi Z di Era Digital

15 Desember 2022   15:14 Diperbarui: 15 Desember 2022   15:34 186
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

MENERAPKAN PENDIDIKAN PADA GENERASI Z DI ERA DIGITAL

Oleh : Silvia Rizky Aulia Lestari

Pendidikan di era generasi z ini berbeda dengan generasi sebelumnya, karena era ini tumbuh di dunia yang serba digital dan canggih, sebagian besar dari mereka juga telah bermain gadget sejak kecil. Pendidikan di era ini dipandang sebagai pengembangan tiga kompotensi besar abad ke-21, yakni kompetensi berfikir, bertindak dan hidup di dunia. Kompetensi berfikir meliputi berfikir kritis, berfikir kreatif, dan memecahkan masalah. Kompetensi bertindak meliputi komunikasi, kolaborasi, literasi digital, dan literasi teknologi (Geenstein 2012). 

Untuk mengajar di era ini, para pendidik dituntut untuk bisa belajar dan berubah mengikuti kemajuan teknologi, guru yang tidak berani berinovasi pasti akan sulit beradaptasi dengan teknologi informasi yang sekarang. Tidak hanya guru, orang tua pun ikut serta dalam perkembangan teknologi ini. orang tua perlu memahami nilai utama di dunia ini. ada tiga nilai penting : kreatifitas, kolaborasi dan berfikir kritis (Kurnia dan Engelbertus Wendratama, 2017). Gaya belajar di era ini dengan cara belajar cepat, memproses informasi secara cepat. 

Aktivitas browsing dan reading informasi (Gilster, 1997) memiliki perbedaan terutama pada pengalaman yang diperoleh dari aktivitas tersebut. Seseorang mendapatkan infoemasi dai buku, memiliki experience berbeda Ketika pengguna membaca buku dengan melakukan browsing informasi di internet.

Generasi Z adalah generasi yang dari kecil mereka berinteraksi dengan kemajuan teknologi. Terlahir antara tahun 1995 sampai 2012, mereka tidak meraskan kehidupan tanpa teknologi dan internet. Adanya kemajuan teknologi yang pesat melalui internet telah mempengaruhi kehidupan generasi z, mereka yang berkomunikasi melalui gadget, mencari informasi lewat internet, berbelanja melalui gadget, bahkan pembelajaranpun bisa dilakukan melalui gadget.

Greenstein (2012), mengemukakan bahwa Pendidikan di era revolusi 4.0 dipandang sebagai pengembangan tiga kompetensi besar abad ke-21, yakni kompetensi berpikir, bertindak dan hidup di dunia. Kopetensi berpikir meliputi berpikir kritis, berpikir kreatif, dan pemecahan masalah. Kompetensi brtindak meliputi komunikasi, kolaborasi, literasi digital dan literasi teknologi. Sedangkan kompetensi hidup di dunia meliputi inisiatif, mengarahkan diri, pemahaman global serta tanggung jawab sosial (Firman, 2019). Era ini menuntut perubahan yang fundamental dalam proses pembelajaran.

 Beberapa penelitian yang berkaitan dengan pembelajaran dengan pemanfaatan teknologi juga semakin banyak. Contohnya pendekatan belajar dengan menggunakan e-learning untuk generasi z ini. Kementrian Riset dan Perguruan Tinggi juga mulai menggalakkan penggunaan e-learning ini. bertepatan dengan peringatan hari Pendidikan Nasional tahun 2018, Mentri Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi Prof. Muhammad Nasir meluncurkan e-learning/Hybrid learning melalui SPADA Indonesia. 

Peluncuran e-learning/Hybrid learning ini juga unutk menjamin kualitas Pendidikan tinggi secara merata di Indonesia. Menristek juga berjarap semua civitas akademika dan masyarakat umum memiliki kemampuan menggunakan teknologi.

E-Learning merupakan suatu istilah yang dapat kita temukan dalam dunia computer atau internet. Kata e-learning terdiri dari 2 (dua) bagian yaitu "e" berarti "elektronik" dan "learning" yang berarti "pembelajaran". Jadi kata e-learning dapat diartikan sebagai suatu system pembelajaran yang menggunakan perangkat elektronik sebagai media pembelajarannya. (Rahmasari & Rismiati, 2013 : 27). Selanjutnya dikatakan bahwa system e-learning diharapkan bukan sekedar menggantikan metode dan materi pengajaran konvensional tetapi dapat  juga menambahkan metode maupun strategi baru dalam proses pembelajaran.

Di generasi ini pembelajaran digital biasa disebut e-learning. Elliott Masie, cisco and comellia (2000) menjelaskan, e-learning adalah pembelajaran dimana bahan pembelajaran disampaikan melalui media elektronik seperti internet, satelit, TV, CD-Rom, dan lain-lain. Pendapat ini juga didukung oleh Martin Jenkins and Janet Hanson, Generic center (2003) bahwa e-learning adalah proses belajar yang difasilitasi dan didukung melalui pemanfaatan teknologi informasi komunikasi. 

E-Learning merupakan proses instruksi atau pembelajaran yang melibatkan penggunaan alat elektronik dalam menciptakan, mengembangkan, menilai dan memudahkan proses belajar mengajar dimana pelajar sebagai pusatnya serta dilakukan secara interaktif kapanpun dan dimanapun. Dalam proses interaksi yang dilakukan pendidik dengan peserta didik era digital saat ini memiliki perbedaan dengan generasi sebelumnya dimana proses pemebelajaran interaksi langsung tergeser oleh proses pembelajaran digital.      

Untuk menjadi pendidik di era digital butuh adanya usaha yang lebih keras karena terkadang perbedaan perkembangan ini menjadikan hubungan guru dan siswa menjadi tidak maksimal. Seorang pendidik harus memiliki kemampuan menyajikan materi baru dengan sangat baik, karena jika tidak akan membuat para peserta didiknya merasa bosan. Pendidik juga harus terbiasa beradaptasi menggunakan media digital. Inovasi pengajar perlu ditingkatkan agar mencapai hasil belajar yang maksimal. 

Saat ini peserta didik dari berbagai jenjang dapat menemukan apa saja yang ia mau dengan pendekatan e-learning. Model ini memiliki intensitas yang tak terbatas dan seolah tidak ada dinding sekat ruang kelas dan materi pelajaran. Kemajuan teknologi dalam Pendidikan ini idealnya dapat dimanfaatkan oleh pendidik dalam meningkatkan potensi peserta didik. Dengan bekal penguasaan teknologi informasi ini dapat dijadikan nilah lebih.

Pembiasaan belajar secara mandiri perlu juga dikembangkan pada generasi ini, peserta didik harus bisa menstimulasi tanggung jawab, kreativitas dan membangun kemampuan berpikir logis dan kritis. Dengan adanya pendekatan ini aktivitas peserta didik di era digital akan menemukan satu pola yang terstruktur dan dapat berkesinambungan dengan adanya teknologi ini.  

Proses pembelajaran dikelas sangat diharuskan untuk melibatkan generasi ini menggunakan media digital. Hal pertama yang dilakukan untuk generasi ini adalah bagaimana kita mampu mengedukasi sifat egoisme mereka seraya membangun sifat kolaboratif. Dengan adanya digital media mereka memiliki potensi untuk menjadi kreatif dan mempunyai apresiasi yang tinggi terhadap inovasi dibanding dengan generasi -- generasi sebelumnya. 

Trilling dan Fadel (2009) mengemukakan pembelajaran abad 21 berorientasi pada gaya hidup digital, alat berfikir, penelitian pembelajaran dan cara keraj pengetahuan yakni dengan memiliki kemampuan kolaborasi dengan tim dengan alat yang berbeda -- beda, penguatan alat berpikir merupakan kemampuan dengan menggunakan teknologi, alat digital, dan layanan, dan gaya hidup digital merupakan kemampuan untuk menggunakan dan menyesuaikan dengan era digital.

Generasi Z masih membutuhkan bimbingan dari pengajarnya, karena generasi Z cenderung kurang berpikir Panjang dan mencari kesenangan. Secara umum pembelajaran dengan teknologi ini lebih banyak manfatnya untuk mrningkatkan kemampuan pengetahuan atau kognitif. Tetapi juga terlalu banyak mengandalkan pembelajaran dengan teknologi pada generasi z hanya akan membuat tingkat ketergantungan mereka terhadap media digital semakin tinggi, jadi masih perlu bimbingan dari pengajar atau pun orang tua.

Orang tua dapat menerapkan pola asuh yang efektif jika mengetahui apa yang harus di buat untuk mendidik anak di era digital ini. berdasarkan hal -- hal yang dikemukakan ini, orang tua dapat menerapkan model atau pol pengasuhan yang bersifat arif, positif, efektif, konstruktif dan transformative. Pola asuh orang tua atau parenting yang utama adalah effective parenting atau pola asuh yang efektif (Zaini, 2019 : 109). Pola asuh ini bukan hanya bagaimana mendidik anak yang efektif tetapi ini berkaitan erat dengan mentalitas pola pikir.

Dapat disimpulkan bahwa Generasi Z adalah generasi yang dari kecil mereka berinteraksi dengan kemajuan teknologi. Terlahir antara tahun 1995 sampai 2012, mereka tidak meraskan kehidupan tanpa teknologi dan internet. Adanya kemajuan teknologi yang pesat melalui internet telah mempengaruhi kehidupan generasi z, mereka yang berkomunikasi melalui gadget, mencari informasi lewat internet, berbelanja melalui gadget, bahkan pembelajaranpun bisa dilakukan melalui gadget. 

Pendidikan di era ini mengikuti perkembangan teknologi e-learning, kata e-learning dapat diartikan sebagai suatu system pembelajaran yang menggunakan perangkat elektronik sebagai media pembelajarannya. Pembiasaan belajar secara mandiri perlu juga dikembangkan pada generasi ini, peserta didik harus bisa menstimulasi tanggung jawab, kreativitas dan membangun kemampuan berpikir logis dan kritis. 

Trilling dan Fadel (2009) mengemukakan pembelajaran abad 21 berorientasi pada gaya hidup digital, alat berfikir, penelitian pembelajaran dan cara keraj pengetahuan yakni dengan memiliki kemampuan kolaborasi dengan tim dengan alat yang berbeda -- beda, penguatan alat berpikir merupakan kemampuan dengan menggunakan teknologi, alat digital, dan layanan, dan gaya hidup digital merupakan kemampuan untuk menggunakan dan menyesuaikan dengan era digital.

Saran untuk menerapkan Pendidikan pada generasi Z di era digital adalah, generasi ini masih harus membutuhkan bimbingan dari para pendidik karena perkembangan teknologi yang berkembang pesat dan mempermudahkan segalanya menjadi instan berpengaruh juga pada pola pikirnya. Generasi z cenderung kurang berpikir panjang, ingin instan, rentang perhatian yang pendek dan kemampuan validasi informasi yang rendah. Untuk peningkatannya juga generasi Z masih sangat membutuhkan banyak praktek langsung di dunia nyata, dan penggunaan teknologi untuk mencari informasi yang aktual tentang yang terjadi di Indonesia maupun di dunia luar. 

Dan juga ada tantangan tersendiri untuk para pendidik yang belum optimal, maka dari itu semua pihak pemerintahan, Lembaga Pendidikan tenaga kependidikan Bersama dengan masyarakat juga berperan penting dan aktif untuk melaksanakan kemajuan perkembangan teknologi media digital ini yang mendukung Pendidikan, sehingga generasi Z menghasilkan generasi yang kreatif, inovatif dan berkarakter.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun