Mohon tunggu...
Silvia putri sendafa
Silvia putri sendafa Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa FIS UNJ

Manusia biasa tak luput dari dosa

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Optimalisasi Partisipasi Pemuda melalui Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat Dalam Membangun Indonesia Emas 2045

20 Oktober 2021   12:53 Diperbarui: 20 Oktober 2021   12:58 210
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Oleh : Silvia Putri Sendafa

(Mahasiswa Pendidikan Sosiologi FIS UNJ)

Kenapa harus pemuda ? Siapa sebenarnya pemuda itu?

Menurut Undang-Undang No 40 Tahun 2009 Tentang Kepemudaan, Pemuda adalah warga negara Indonesia yang memasuki periode penting pertumbuhan dan perkembangan yang berusia 16 sampai 30 tahun. Sedangkan dalam aspek sosiologis, Pemuda merupakan individu yang diwarnai dengan aturan, norma, dan nilai yang tergabung dalam entitas masyarakat diluar kehendak kebebasan dirinya sebagai individu.

Dalam menyongsong Generasi Emas 2045, Indonesia mengalami bonus demografi, dimana  proporsi populasi kelompok usia produktif yang lebih besar dibandingkan populasi kelompok usia tidak produktif. Saat ini Indonesia berpeluang dalam mewujudkan pertumbuhan di berbagai bidang seperti, ekonomi, pendidikan, kesehatan, kesejahteraan, pekerjaan, dan partisipasi politik.

Peran pemuda sesuai dengan visi Indonesia Tahun 2045 dengan 4 (empat) pilar, diantaranya; 1). Pembangunan manusia serta penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi, 2). Pembangunan ekonomi berkelanjutan, 3). Pemerataan pembangunan, serta 4). Pemantapan ketahanan nasional dan tata kelola kepemerintahan. Salah satu dalam visi tersebut dapat dilakukan dengan pembangunan pemuda dan pemberdayaan masyarakat.

Peran pemuda menjadi penting dalam hal ini, dibuktikan dari kualitas pemuda tersebut dalam membentuk pemuda religius, cerdas, produktif, handal, kritis, kreatif dan komprehensif. Maka perlu adanya pembangunan pemuda yang dapat dilihat dari Indeks Pembangunan Pemuda (IPP) guna memudahkan proses penilaian tingkat keberhasilan pembangunan pemuda Indonesia. 

IPP ini disusun berdasarkan tiga lapisan dominan pembangunan pemuda, yaitu Lapisan Pembangunan Individu yang meliputi bidang pendidikan, kesehatan dan kesejahteraan; Lapisan Pembangunan Penghidupan dan Kesejahteraan yang meliputi, lapangan dan kesempatan kerja; dan Lapisan Partisipasi dalam berbagai bidang kehidupan yang meliputi, partisipasi dan kepemimpinan, gender dan diskriminasi.

Secara umum pemuda juga memiliki peranan dalam masyarakat yang dibedakan menjadi dua hal: 1). Peranan pemuda didasarkan pada penyesuaian diri dengan lingkungan. Pemuda berperan sebagai penerus tradisi baik nilai, norma ataupun budaya dalam lingkungan setempat. Penyesuaian ini dilakukan terhadap pembaharuan yang masuk dalam lingkungan tersebut sehingga berpotensi dalam melahirkan perubahan dalam masyarakat. 2). Peranan pemuda yang menolak untuk menyesuaikan diri dengan lingkunganya. 

Dalam hal ini pemuda dibagi menjadi tiga sikap yaitu; Pertama, Pemuda pembangkit, yakni pemuda yang menguraikan masalah sosial yang terjadi dalam masyarakat, dimana secara tidak langsung ikut mengubah masyarakat dan kebudayaanya. Kedua, Pemuda nakal, yakni pemuda yang tidak berniat untuk melakukan perubahan baik budaya ataupun lingkungan masyarakatnya. Ketiga, Pemuda Radikal yakni pemuda yang memiliki keinginan besar untuk mengubah masyarakat dengan cara radikal dan revolusioner.

Jika dilihat dari teori Tindakan Sosial Weber, Tindakan sosial merupakan tindakan individu yang mempunyai makna atau arti subyektif bagi dirinya dan diarahkan kepada tindakan orang lain. Jika dikaitkan dengan peran pemuda yang turut berpartisipasi dalam kegiatan peberdayaan masyarakat. Tindakan tersebut dapat dikategorikan sebagai bagian dari tindakan sosial. 

Dimana dalam konsepsi tindakan sosial, individu tersebut melakukan suatu tindakan  terdapat motiv atau tujuan yang akan dicapai yang dibagi oleh Weber termasuk dalam Tindakan Rasional Instrumental. 

Dapat diketahui dalam tindakan rasional tersebut menghasilkan tiga segi yaitu, Pertama, Reproduksi kultural dimana rasionalitas tersebut menjamin munculnya situasi baru dalam kelangsungan tradisi dan pengetahuan yang memadai dalam kehidupan sehari-hari, Kedua, Integrasi sosial, menghasilkan situasi baru yang dapat menjamin koordinasi tindakan antarpersonal dan mempertahankan identitas kelompok. Ketiga, Sosialisasi, dengan ini dapat ditujukan terciptanya situasi baru untuk generasi mendatang dengan penyelasaran individu dan bentuk kehidupan kolektif.

Tindakan yang dilakukan oleh para pemuda dalam hal ini dapat disoroti berupa pemberdayaan masyarakat. Pemberdayaan masyarakat merupakan tindakan sosial dalam mengorganisasikan diri untuk perencanaan yang membentuk tindakan kolektif dalam memecahkan masalah sosial  dan memenuhi kebutuhan sosialnya dengan pemanfaatan potensi yang dimiliki. (Gunawan, 2009:102). Adapun bentuk pemberdayaan masyarakat tersebut dikategorikan dalam beberapa bidang meliputi, bidang ekonomi, kesehatan, pendidikan, dan agama.

Bentuk partisipasi pemuda dalam pemberdayaan masyarakat berkenaan dengan 4 (empat) pilar visi Indonesia Tahun 2045 diantaranya, 

1). Pembangunan SDM dan penguasaan iptek. Dikarenkan  tingkat populasi kelompok usia produktif yang lebih besar yang mana didominasi oleh pemuda, dalam bentuk pembangunan SDM tersebut dapat diarahkan pada pemberdayaan pemuda melalui kegiatan organisasi kepemudaan seperti karang taruna di wilayah Desa/kelurahan. Karang taruna merupakan sebuah organisasi berbasis kepemudaan terhadap permasalahan sosial di lingkungan masyarakat, yang berupaya menjadi wadah dan sarana pengembangan setiap anggota terutama generasi muda. 

2). Pembangunan ekonomi berkelanjutan, dalam hal ini pemuda dapat berkontribusi baik pemikiran ataupun tindakan sebagai penyalur aspirasi ataupun yang mengkoordinasikan untuk  pembangunan ekonomi yang lebih agresif dapat di realisasikan dengan membangun infrastruktur yang mendorong pembangunan ekonomi yang lebih maju. 

3) Pemerataan pembangunan, yang dirorientasikan untuk mengatasi segala bentuk kesenjangan, dengan ini pembangunan harus menjamin pemerataan antarwilayah, antardaerah, antarsektor, antarkota dan desa, maupun antarpusat dan daerah. 4). Pemantapan ketahanan nasional dan tata kelola kepemerintahan, dalam hal ini pembangunan nasional berorientasi pada terciptanya sistem politik nasional yang efektif, demokratis, stabil, berlandaskan hukum dan hak asasi manusia. Stabilitas disini berupaya untuk mewujudkan pertahanan dan keamanan nasional sebagai landasan untuk menegakan kedaulatan negara dan integrasi nasional.

Pentingnya pengoptimalan peranan pemuda sebagai motor penggerak perubahan dapat ditingkatkan melalui pembangunan pemuda sesuai dengan 4 (Empat) pilar visi Indonesia Emas 2045. 

Sosialisasi dalam hal ini memiliki pengaruh penting untuk membentuk kesadaran individu ataupun kolektif bagi masyarakat terutama untuk para pemuda dalam meningkatkan minat serta berpartisipasi aktif dalam kegiatan pemberdayaan masyarakat.Tentunya dalam hal tersebut para pemuda perlu adanya dukungan dari  berbagai pihak baik pemerintah ataupun masyarakat itu sendiri untuk membawa perubahan pembangunan Indonesia yang lebih progresif.  

 

DAFTAR PUSTAKA

Direktorat Keluarga, Perempuan, Anak, Pemuda dan Olahraga Kementerian PP/Bappenas.2020.Indeks Pembangunan Pemuda Indonesia 2019. Jakarta;Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/ Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas).

Hadiyanti Puji.2008.STRATEGI PEMBERDAYAAN MASYARAKAT MELALUI PROGRAM KETERAMPILAN PRODUKTIF DI PKBM RAWASARI, JAKARTA TIMUR. Perspektif Ilmu Pendidikan.Vol. 17.

Hamid Hendrawati.2018.MANAJEMEN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT. Makasar; DE LA MACCA

In'am Asichul. 2020.Peranan Pemuda dalam Pendidikan Sosial Kemasyarakatan.INTIZAM: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam Volume 3, Nomor 2.

Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan.2017.Peta Jalan Generasi Emas Indonesia 2045.

Pratama Febri Fajar, Rahmat.2018.Peran Karang Taruna Dalam Mewujudkan Tanggung Jawab Sosial Pemuda Sebagai Gerakan Warga Negara. Jurnal Civics: Media Kajian Kewarganegaraan. Vol. 15. No 2.

Umanailo M Chairul Basrun.2019. Max Weber.Researchgate.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun