Mohon tunggu...
Silvi Anggraini
Silvi Anggraini Mohon Tunggu... Mahasiswa - Universitas Negeri Medan

Pendididika Fisika 22 A

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Penyebab dan Faktor Penyebab Terjadinya Pengangguran Terdidik di Era Globalisasi

12 Desember 2023   07:43 Diperbarui: 12 Desember 2023   07:56 214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pengangguran adalah istilah untuk orang yang tidak bekerja sama sekali, sedang mencari pekerjaan, bekerja kurang dari dua hari dalam seminggu, atau  sedang berusaha mendapatkan pekerjaan yang layak.

Pengangguran biasanya disebabkan karena jumlah pekerja atau  pencari kerja tidak sebanding dengan jumlah pekerjaan yang tersedia dan diterima (wikipedia.org, 2011).

Survei Ketenagakerjaan (BPS 1999) mendefinisikan pengangguran sebagai angkatan kerja yang tidak bekerja tetapi sedang mencari pekerjaan, atau orang yang  mencari pekerjaan penuh waktu. Pengangguran terdidik (BPS, 2014)

Pengangguran terdidik adalah para pencari kerja yang mempunyai pendidikan tinggi atau pendidikan tinggi atau seseorang yang mempunyai pendidikan tinggi atau pendidikan tinggi yang sedang mencari pekerjaan/mempersiapkan usaha/yang tidak mencari kerja karena dia melakukannya, merasa tidak mampu (bukan karena cacat fisik) / yang sudah mempunyai pekerjaan namun belum memulai.  

Menurut (Mankiw, 2007), pengangguran terdidik adalah seseorang yang sedang mencari pekerjaan atau belum bekerja, namun mempunyai pendidikan menengah atau pendidikan tinggi. Sementara itu, menurut Dinas Pengangguran, terdapat penganggur terpelajar yang belum bekerja atau sedang mencari pekerjaan atau sudah mendaftar kerja, namun belum menyelesaikan pendidikan sekolah menengah atas atau pendidikan tinggi. Pengangguran terpelajar menurunkan produksi sehingga tingkat kesejahteraan masyarakat turun. Pengangguran terpelajar dapat mengurangi penerimaan pajak pemerintah akibat aktivitas ekonomi yang diakibatkan oleh pengangguran. Pengangguran terdidik dapat menyebabkan pendapatan sebelumnya digunakan untuk hidup, sedangkan pengangguran terdidik dapat mengurangi pendapatan dan menyebabkan hilangnya mata pencaharian. Selain itu, pengangguran terampil dapat melemahkan keterampilan karena keterampilan dapat berkembang jika selalu diasah (Mankiw, 2007).

Dari pendapat-pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pengangguran terdidik adalah seseorang yang telah memperoleh pendidikan dan ingin memperoleh pekerjaan, namun belum mempunyainya. Pengangguran terpelajar biasanya adalah kelas menengah atas yang menjamin kelangsungan hidupnya meski menganggur. Pengangguran terdidik erat kaitannya dengan permasalahan pendidikan di negara-negara berkembang secara umum, termasuk permasalahan yang berkaitan dengan kualitas pendidikan, kapasitas fakultas, fasilitas, dan pandangan masyarakat.  

Indikator pengangguran terdidik:   

a. Sebagai perbandingan, digunakan tingkat partisipasi tenaga kerja (LPR).
b. Jumlah angkatan kerja yang usia kerjanya berada pada kelompok yang sama.  

TPAK dapat dilaporkan untuk seluruh penduduk usia kerja dan juga dapat dilaporkan untuk kelompok penduduk tertentu seperti  laki-laki, perempuan, pekerja terpelajar, dan lain-lain.

Menurut (Junaidi, 2016), pengangguran terdidik hanya terjadi ketika lulusan mengalami masa tunggu (masa pencarian kerja), yang dikenal dengan pengangguran friksional. Lamanya masa tunggu pun berbeda-beda sesuai dengan tingkat pendidikan.

Ada kecenderungan  semakin tinggi tingkat pendidikan tenaga kerja maka waktu tunggunya semakin lama. Peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui tingkat pendidikan dan tingkat upah diharapkan dapat mengurangi jumlah pengangguran jika tersedia lapangan kerja formal. Hal ini disebabkan semakin tinggi kualitas seseorang (tenaga kerja), maka semakin luas pula kesempatan untuk bekerja. Pada umumnya  bekerja di  perkotaan (white collar) atau pekerjaan  bergengsi memerlukan tenaga kerja (tenaga kerja) yang berkualitas, terampil dan sehat agar mampu melaksanakan tugas secara efektif dan efisien.  

Pengangguran  masih menjadi permasalahan utama di Indonesia, karena hampir  seluruh wilayah  Indonesia mempunyai permasalahan ketenagakerjaan yang sama, salah satunya adalah pengangguran khususnya pengangguran terdidik. Diantara sekian banyak daerah yang mempunyai permasalahan ketenagakerjaan di Indonesia, Kota Padang juga merupakan daerah yang mempunyai permasalahan ketenagakerjaan yang sama, seperti pengangguran, khususnya pengangguran terdidik (Mada, Mohamed, 2015) Pengangguran terpelajar biasanya dipengaruhi oleh jumlah penduduk, pertumbuhan ekonomi dan upah, meskipun demikian mereka tidak  dapat dibuktikan sepenuhnya.  

Jumlah pengangguran terdidik di Indonesia semakin meningkat setiap tahunnya, hal ini dikarenakan jumlah  lulusan baru dari berbagai perguruan tinggi baik swasta maupun negeri semakin meningkat.

(Hidayatullah, 2018) berpendapat bahwa penyebab utama pengangguran pendidikan di Indonesia adalah perencanaan pembangunan pendidikan yang tidak sebanding dengan perkembangan kesempatan kerja. Perencanaan pendidikan yang cukup kuat terlihat dari belum adanya kesesuaian antara tawaran dan lulusan lembaga pendidikan. Tingginya pengangguran berketerampilan juga disebabkan oleh masih adanya  pencari kerja yang masih memilih  pekerjaan yang diminatinya, dan kualitas tenaga kerja terlatih yang kurang memenuhi kebutuhan pemberi kerja. Artinya, lulusan universitas belum bisa menerima pekerjaan tersebut.2005. pengangguran terpelajar mencapai tingkat terendah - 395.538 pengangguran. Rendahnya angka pengangguran pada tahun ini disebabkan karena jumlah pengangguran laki-laki lebih banyak dibandingkan perempuan.  Salah satu faktor yang mempengaruhi pengangguran terdidik adalah pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi adalah perkembangan produksi barang dan jasa suatu wilayah ekonomi pada tahun tertentu dibandingkan dengan nilai tahun sebelumnya, yang dihitung berdasarkan PDB atau produk domestik bruto atas dasar harga konstan (BPS, 2021). Mankiw (2007) mengatakan  pertumbuhan ekonomi mempunyai hubungan negatif dengan pengangguran sebagaimana dijelaskan oleh hukum Okun.

Faktor lain yang  mempengaruhi pengangguran terdidik adalah investasi. Investasi dapat diartikan sebagai menginvestasikan uang atau dana dan mengharapkan  keuntungan tertentu dengan uang atau dana yang diinvestasikan (Umam, 2018). Kaitan antara investasi dan pengangguran adalah investasi tidak hanya menciptakan permintaan, namun juga meningkatkan kapasitas produksi. Artinya semakin besar kapasitas produksi maka semakin banyak pula tenaga kerja yang dibutuhkan dengan asumsi lapangan kerja penuh. Hal ini dikarenakan investasi merupakan penambah faktor produksi, dimana tenaga kerja merupakan salah satu  faktor produksinya.

Dengan demikian, perekonomian secara keseluruhan dapat menyerap tenaga kerja sebanyak-banyaknya dan pangsa lapangan kerja  meningkat sehingga menurunkan tingkat pengangguran (Dewi, 2019). Pengeluaran investasi berpotensi meningkatkan kesempatan kerja, ketika permintaan  barang dan jasa meningkat maka akan menyebabkan peningkatan  permintaan tenaga kerja yang berujung pada penurunan tingkat pengangguran (Kurniawan, 2014).

Faktor lain yang mempengaruhi pengangguran terdidik adalah inflasi. Ketika inflasi terjadi  maka daya beli masyarakat melemah sehingga mengurangi jumlah barang dan jasa yang diproduksi oleh perusahaan, selain pertumbuhan ekonomi, investasi dan inflasi, pengangguran dengan pendidikan juga dipengaruhi oleh  pertumbuhan penduduk. Penduduk diartikan sebagai penduduk yang mendiami suatu daerah atau wilayah selama enam bulan atau sekurang-kurangnya  enam bulan dan berniat menetap di wilayah atau tempat itu (BPS, 2021) Menurut Subandi (2011), pertumbuhan penduduk diartikan sebagai perubahan jumlah. jumlah penduduk suatu daerah pada saat tertentu dibandingkan dengan waktu sebelumnya. Pertumbuhan penduduk di wilayah tersebut semakin meningkat.

Untuk mengatasi permasalahan pengangguran terdidik, diperlukan upaya dari berbagai pihak, baik dari pemerintah, dunia usaha, maupun masyarakat.

Berikut adalah beberapa solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi pengangguran terdidik:

1.Peningkatan kualitas pendidikan

Pemerintah perlu meningkatkan kualitas pendidikan, baik dari sisi kurikulum, sarana dan prasarana, maupun kualitas tenaga pengajar. Kurikulum pendidikan perlu disesuaikan dengan kebutuhan pasar kerja, sehingga lulusan pendidikan memiliki kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan industri.

2.Pengembangan pelatihan kerja

Pemerintah perlu mengembangkan pelatihan kerja yang dapat meningkatkan keterampilan dan kompetensi pencari kerja, termasuk pengangguran terdidik. Pelatihan kerja dapat dilakukan oleh pemerintah, dunia usaha, maupun lembaga pelatihan kerja lainnya.

3. Penciptaan lapangan kerja

Pemerintah perlu menciptakan lapangan kerja baru melalui berbagai kebijakan, seperti investasi, promosi ekspor, dan pengembangan UMKM.

4. Pemberdayaan pengangguran terdidik . Pemerintah perlu memberikan pelatihan dan pendampingan kepada pengangguran terdidik untuk mengembangkan usaha sendiri.

Selain upaya-upaya di atas, diperlukan juga kesadaran dari masyarakat untuk mengubah paradigma dari pekerja menjadi wirausahawan. Dengan menjadi wirausahawan, pengangguran terdidik dapat menciptakan lapangan kerja baru bagi dirinya sendiri dan orang lain.

Berikut adalah beberapa contoh program yang dapat dilakukan untuk mengatasi pengangguran terdidik di Indonesia:

1. Program Kartu Prakerja. Program ini memberikan pelatihan kerja dan insentif bagi pencari kerja, termasuk pengangguran terdidik.

2. Program Desa Vokasi. Program ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan dan kompetensi masyarakat di desa, termasuk pengangguran terdidik.

3. Program Wirausaha Muda Mandiri (WMM). Program ini memberikan bantuan modal dan pendampingan bagi para wirausahawan pemula, termasuk pengangguran terdidik.

Dengan upaya-upaya yang komprehensif dan berkelanjutan, diharapkan permasalahan pengangguran terdidik di Indonesia dapat diatasi.

DAFTAR PUSTAKA

Isnaini, N. S. N., & Lestari, R. (2016). Kecemasan pada pengangguran terdidik lulusan universitas. Indigenous: Jurnal Ilmiah Psikologi, 13(1).

Pratama, F. W., & Setyowati, E. (2022). Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi pengangguran terdidik lulusan Universitas di Indonesia tahun 2005-2021. Ekonomis:Journal of Economics and Business, 6(2), 662-667.

Rahmania, M., & tria Wulandari, E. (2018). Analisis Faktor yang Mempengaruhi Pengangguran Terdidik di Kota Padang. Eklektik: Jurnal Pendidikan Ekonomi Dan Kewirausahaan,1(2), 114-126.

Sanisah, Siti. (2010). Pendidikan Tinggi dan Pengangguran Terbuka: Sebuah Dilema. Jurnal Lentera Pendidikan Volume 13 Nomor 2 Desember 2010.

Artikel ini merupakan Tugas Rekayasa Ide Mata Kuliah Pendidikan Kewarganegaraan yang disusun oleh Tim Penulis Kelompok 7 PSPF A 2022 Abby Abadi | Eva Lastika Naomi Situmorang | Silvi Anggraini | Siska Wina Pinayungan

Dosen Pengampu: Ibu Dra. Junita Friska, S.Pd., M.Pd

Program Studi Pendidikan Fisika

Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam

Universitas Negeri Medan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun