Gemericik hujan saat fajar menyapa
Dan lagi-lagi rinduku kembali kepermukaan
Nestapa akibat tak bertemu sekian lama
Entah hanya aku atau kau pun merasakan
Kau berjalan dengan santainya didepan hadapku
Harap kau sapa dan berbicara berdua
Kau dan aku, ya hanya kita
Namun hanya sebuah harap
Hanya sebuah wacana-wacana seperti kata penguasa
Penguasa yang kau kritisi itu
Aku rindu mas
Rindu pesanmu saat fajarku menyapa
Rindu pesanmu saat hari memaksa berganti
Rindu kamu
Aku rindu kamu
Sungguh
Percayalah
Bahkan airmataku tak ada arti untukmu
Kata rinduku seakan hanya guyonan semata
Seakan kau tak memiliki rasa yang sama walaupun kau selalu mengelak itu
Aku tersiksa karena rindu ini, Mas
Apa kau juga?
Sepertinya tidak.
Pergilah, Mas. Jika itu inginmu
Kejarlah inginmu
Aku tak apa
Selalu bahagia atas pencapaianmu
Selalu berdoa untuk semua tentangmu
Walau belati yang akan tertancap dihatiku
Walau harus mati karena rindu yang tak akan berganti temu
Pergilah,
Inshaallah ku relakan itu.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H