Mohon tunggu...
Silviana Eka Dewi Hapsari
Silviana Eka Dewi Hapsari Mohon Tunggu... Guru - Guru Sosiologi

Berusaha yang terbaik

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Terbungkam

7 November 2017   14:03 Diperbarui: 7 November 2017   14:06 427
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Di mana keadilan yang selama ini diagungkan

Di mana kesucian yang selama ini disembah

Hanya karena satu makhluk Tuhan, kita dibungkam

Bergerak atau mati, pilihannya.

Dia ternyata lupa atas kebaikan Tuhan

Akan uluran tangan kebaikan

Saat dia terpuruk di sebuah jurang

Hingga penyesalan tak lagi termaafkan

Sebab menista kesucian pendidikan

Menjunjung sebuah kemunafikan

Dan membuat lainnya mati terbungkam

Almamater ini adalah sebuah amanah

Dari mereka yang tersiksa jalannya

Yang sukar menyeruakan kebenaran

Hingga akhirnya kami memberanikan diri

Tercabik ribuan jeruji tirani

Mengikuti apa kata hati nurani

Maka bergerak lah kalian yang memegang Almamater 

Untuk menghentikan kicau khianat mereka

Yang terbungkus merdu dan memukau.

Karya: Kak Aldo, Alya, dan Silvi.

ps: Puisi ini dibuat untuk tetrikal yang diadakan pada demonstrasi didepan Rektorat UNJ dalam agenda tujuh gugatan (TUGU) untuk UNJ lebih baik.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun