Mohon tunggu...
Silvia Okta Pratama
Silvia Okta Pratama Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa PLSFIPUNP

mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Perkembangan Era Digital bagi Remaja

21 Juni 2021   20:31 Diperbarui: 21 Juni 2021   20:55 289
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Anak atau remaja yang mengakses internet secara tidak terkendali mempunyai beberapa potensi risiko. Pasalnya, mereka sangat berpeluang berinteraksi dengan orang yang mungkin bisa membahayakan dirinya. Misal, terpapar konten penyimpangan sosial, terhubung dengan pedophilia, terpapar konten pornografi/kekerasan/kebencian dan hoax, tereksploitasi secara komersial, terganggu privasinya, dan terhubung dengan orang yang tidak dikehendaki. Masalahnya, tidak terkendalinya anak dan remaja dalam mengakses internet berawal dari dalam keluarga sendiri. Awalnya kehadiran teknologi digital di rumah disambut antusias oleh seluruh anggota keluarga. Tetapi lama kelamaan anak dan remaja membiarkan dirinya hidup dalam dunia maya yang dianggapnya lebih menarik ketimbang dunia nyata.

Penting bagi orangtua melakukan pengawasan untuk dapat mengurangi dampak negatif teknologi digital. Melansir Forum Sahabat Keluarga Kemendikbud, ada beberapa upaya dapat dilakukan orangtua sendiri agar dapat menanamkan literasi digital sehingga lebih banyak manfaat yang dapat diraih dan meminimalkan dampak negatif teknologi digital.

  • Meningkatkan pengetahuan orangtua Orangtua seharusnya tahu situs-situs apakah yang memberi manfaat di internet bagi anggota keluarga dan situs apa yang justru akan merugikan bagi mereka. Dengan demikian orangtua dapat mengarahkan anggota keluarga untuk menggunakan akses internet secara sehat.
  • Kondisi ini harus dipahami para orangtua di lingkungan keluarga. Mereka tidak bisa menghindari tuntutan jaman untuk selalu menambah pengetahuan mereka tentang teknologi digital. Jika hal ini tidak dilakukan, orangtua akan kesulitan untuk memberikan tuntunan bagi anak-anak mereka dan tidak bisa melindungi mereka dari dampak negatif penggunaan teknologi digital. Dengan kata lain orangtua perlu belajar memahami teknologi digital secara terus menerus.
  • Komitmen teknologi digital sehat Komitmen yang tinggi dari segenap anggota keluarga terutama orangtua pada tata cara menggunakan teknologi digital patut mendapat perhatian lebih. Orangtua seharusnya bisa membuat aturan yang dipatuhi bersama dalam penggunaan teknologi digital. Misalnya seluruh anggota keluarga tidak boleh menggunakan gawai pada saat makan, atau tidak membuka situs yang tidak bermanfaat, membatasi jam penggunaan gawai terutama pada saat jam belajar anak-anak. Penegakan aturan ini haruslah diawali dari para orang tua sendiri. Seringkali kita bisa melihat orangtua berusaha menerapkan aturan ketat penggunaan teknologi digital pada anak-anaknya tetapi justru mereka sendiri yang selalu melanggarnya. Hal ini akan menyebabkan kurangnya respek dari anak-anak terhadap orang tuanya.

  • Menyediakan keragaman aktivitas rekreasi Pada awalnya ketergantungan seseorang pada teknologi digital seringkali dimulai dari aktivitas rekreasi. Banyak ketergantungan pada gawai diawali dengan bermain game komputer, berinteraksi dengan teman-teman melalui media sosial, dan aktivitas rekreatif lainnya. Sudah menjadi hakikat manusia untuk memberikan kenyamanan bagi tubuh ataupun pikirannya melalui aktivitas rekreasi. Kebutuhan terhadap aktivitas rekreasi ini perlu difasilitasi di dalam keluarga dengan menyediakan beragam jenisnya. Dengan adanya aktivitas rekreasi yang beragam, misalnya olahraga atau liburan bersama, maka teknologi digital tidak lagi menjadi satu-satunya pilihan. Seringkali kita mendengar orang tua mengeluhkan waktu dan biaya yang dibutuhkan untuk melakukan aktivitas rekresi bersama. Tanpa disadari hal ini menjadi awal dari ketergantungan pada gawai dan teknologi digital lainnya.

  •   Peningkatan kepedulian masyarakat Ditinjau dari segi interaksi antar manusia, dunia digital sebenarnya sama saja dengan dunia nyata. Segala norma dan etika yang berlaku di dunia nyata sepatutnya pula diterapkan di dunia digital. Kita tidak bisa seenaknya menyerang pribadi orang lain di dunia maya tanpa konsekuensi yang harus siap kita terima seperti di dunia nyata. Memang disayangkan kemampuan dunia digital untuk menyembunyikan identitas (anonymous) seringkali disalahgunakan untuk melakukan tindakan yang tidak sesuai norma yang berlaku di masyarakat tanpa harus khawatir konsekuensi yang dihadapi. Caci maki atau kata-kata kasar sering kita lihat di berbagai media sosial ditulis dengan bebas oleh akun yang identitasnya tidak jelas. Untuk mencegah hal ini sebenarnya sudah ada pendekatan secara hukum melalui UU ITE. Semua pengguna internet seharusnya sadar tidak ada jejak digital yang tidak mungkin terlacak bahkan dengan menggunakan akun anonim sekalipun. Walaupun demikian tidak mungkin penegak hukum di Indonesia bisa memproses seluruh orang yang melakukan berbagai pelanggaran etika atau norma di internet. Para penegak hukum akan lebih berfokus pada pihak-pihak yang jelas-jelas melakukan pelanggaran hukum atau menunggu adanya laporan terlebih dahulu. Penyedia layanan media sosial, admin komunitas daring, atau pihak-pihak yang memiliki kekuatan untuk menegur atau memberikan sanksi bagi seseorang yang melanggar norma dan etika di dunia maya harus turut serta dalam berbagai tindakan penyadaran ini. Demikianlah beberapa upaya yang dapat diterapkan dalam menumbuhkan literasi digital di keluarga. Banyak upaya lain yang bisa dilakukan baik dari internal keluarga, yaitu orangtua sebagai pemimpin pada sebuah keluarga ataupun dari eksternal seperti masyarakat dan pemerintah. Salah satu tujuan yang ingin kita capai tentu kita berharap anggota keluarga di Indonesia dapat menjadi seorang manusia yang kompeten, beradab dan beretika tidak hanya di dunia nyata tetapi juga di dunia digital.

BAB III

PENUTUP

  • Kesimpulan

Perkembangan era digital juga terus berjalan tanpa bisa dihentikan. Karena sebenarnya masyarakat sendiri yang meminta dan menuntut segala sesuatu menjadi lebih praktis dan efisien. Namun tentu ada beberapa dampak yang akan diterima dengan era digital tersebut. Dampak tersebut ibaratkan 2 mata logam yang mempunyai 2 sisi yang berbeda, sehingga dapat dikatakan memiliki dampak positif dan negative .

Pada kondisi anak --anak atau remaja merupakan kondisi yang rentan akan kurangnya  kontorol dari diri sendiri, pada perkembangan era digital ini membuat anak-anak/ remaja sukar untuk lebih memiliki dampak negative dari era digital yang terus berlangsung ini, halm ini dikarenakan factor psikologis mereka.

Peran sector pendidikan informal (pendidikan keluarga) menjadi kunci untuk dapat membantu anak-anak/ remaja untuk mengendalikan diri dalam menghadapi era digital ini, terutama pada kondisi pandemic covid 19 ini. Pada saat covid ini diharapkan dengan banyaknya interkasi anak-anak/ remaja dengan orang tua menjadikan peran pendidikan informal dapat lebih terjadi. Namun, perlu diwaspadai ! jika peran tersebut tidak teerlaksana maka dampak negative dari era digital memiliki peluang besar terjadi dikarenakan kondisi covod , dimana anak-anak/ remaja hampir setiap hari menggunakan fasilitas era digital.

  • Saran 
  • Makalah berjudul "Perkembangan Era Digital Bagi Remaja ". Ini kami buat berdasarkan sumber-sumber yang ada. Sehingga perlulah bagi kami, untuk memberikan saran yang membantu supaya makalah ini mendekati lebih baik . Atas perhatian anda semuanya, kami ucapkan terimakasih.


DAFTAR PUSTAKA


https://divedigital.id/apa-itu-era-digital/. Diakses pada 20 Juni 2021

Herlina, Dyna, Benni Setiawan dan Gilang Jiwana. 2018. Digital Parenting : Mendidik Anak di Era Digital. Yogyakarta : Samudra Biru.

https://www.diadona.id/family/pengertian-remaja-menurut-para-ahli-dan-who-200530i.html. Diakses pada 20 Juni 2021

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun