Pada bagian ini. Aku tidak benar-benar berjanji akan melupakanmu dengan cepat. Tapi aku akan berusaha semampuku, untuk menetralkan ketidakmungkinan yang pernah merasa aku mungkinkan dulu. Sekarang aku mesti merilakan kau pelan-pelan, sebab tidak semua yang aku inginkan, harus tereksekusi menjadi kenyataan.
Pada bagian ini. Aku ingin mengatakan,
"Haruskah kau tahu bahwa aku mencintaimu?"
Bila iya. Jelaskan padaku mengapa aku harus melakukannya! Apa itu akan mengubah keputusanmu meninggalkanku?
Apa kau juga akan tetap tinggal, dan melanjutkan cerita yang belum sempat kau tamatkan. Atau kau akan memilihku sebagai kekasihmu?
Aku rasa mustahil kau melakukannya. Mungkin juga sia-sia. Bagai air yang telah keruh dalam waktu yang lama, disuling dengan alat paling mutakhir sekalipun, tetap tidak akan mengubah masa lalu air tersebut, air yang pernah keruh.
Tapi air itu juga yang memberiku pelajaran, perihal kehidupan tidak boleh jalan di tempat Hari kemarin sudah tiada, hari ini harus selalu berusaha, karena esok akan tetap berlanjut. bagaimanapun keadaannya.Â
Pada bagian ini aku juga ingin memberitahu kau lagi,
suatu hari ketika aku dan kau telah menemukan sebaik-baik kekasih yang kita cari selama ini.Â
Kuharap kau temukan seseorang yang membahagiakanmu, seseorang yang menerbitkan senyum tulus di air mukamu.Â
Seseorang yang bisa meredakan amarahmu, seseorang yang memiliki solusi prima, untuk masalah yang tak dapat kau atasi sendiri.Â
Seseorang yang mampu membuat kau bangga, akan pretasinya, pencapaiannya. Seseorang yang terus membuat kau jatuh cinta, setiap kali melihat sinar di matanya.
Seseorang yang menjadi alasan, kenapa kau bahagia. Seseorang yang terbiasa menang dan bahagia dalam hidupnya.
Dan aku? Bukanlah orangnya.
Sekali lagi, bukan aku orangnya.
Kepada kekasih yang tak pernah jadi kekasihku, 11 November 2021