Politik identitas menjadi cara yang digunakan untuk mempengaruhi pola pikir masyarakat sehingga rasa benci dan dengki muncul di tengah-tengah masyarakat.Â
Sehingga keutuhan bangsa dan negara mengalami kerusakan yang sangat besar dan membutuhkan waktu yang lama untuk memperbaikinya. Di masa sekarang, pandemi COVID-19 kembali memberikan tantangan yang besar bagi keutuhan bangsa dan negara. Oleh sebab itu, pandemi COVID-19 dapat dijadikan momentum untuk merajut kembali persatuan dan kesatuan di bangsa ini.
Banyak cara yang dilakukan oleh masyarakat dalam menanggulangi dan menyelesaikan masalah Pandemic-COVID-19 ini. Cara yang dilakukan bukan hanya dari pemerintah semata, melainkan cara yang dilakukan benar benar sampai pada "akar rumput" atau sering disebut dengan masyarakat umum.
Salah satu cara yang digunakan antara lain adalah gerakan membagikan makanan gratis kepada masyarakat yang mengalami kesulitan. Pada masa pandemi Covid-19, banyak pekerjaan yang terdampak akibat pembatasan sosial di masyarakat.Â
Akibatnya banyak orang yang mengalami kesulitan dalam mencari pendapatan untuk memenuhi kebutuhannya, terutama kebutuhan primer. Salah satu kebutuhan kebutuhan primer yang terdampak adalah makanan.Â
Oleh karena itu, banyak masyarakat baik masyarakat yang tergabung dalam golongan atau perorangan yang membagikan makanan gratis. Sebagai contoh adalah pembagian makanan gratis di Yogyakarta yang dilakukan oleh suatu lembaga kemanusiaan yang bernama Aksi Cepat Tanggap Daerah Istimewa Yogyakarta. "setiap hari, ACT mendistribusikan tidak kurang 100 boks makanan siap santap untuk masyarakat secara gratis.Â
Aksi itu berkolaborasi dengan dua warung makan di Yogyakarta, yakni Hajj Chicken dan Ayam Geprek Sa'I se Yogyakarta". [1]Selain itu terdapat juga "social movement" masayarakat terkait pembagian makanan yang dilakukan oleh masyarakat yang tidak tergabung pada lembaga kemanusiaan manapun, tetapi atas dorongan pribadi membantu masyarakat yang sedang mengalami kesulitan. Golongan masyarakat ini sangat beragam, mulai dari ibu rumah tangga, anak muda, pekrja kantoran, dan lain lain.Â
 Selain itu terdapat gerakan pemberian dukungan kepada para petugas medis sebagai garda terdepan dalam penanganan masalah ini. Dukungan yang diberikan bisa dikatakan beragam, ada masyarkat yang memberikan bantuan beupa uang maupun tenaga.Â
Lalu ada cerita dimana ada seorang anak kecil yang rela memberikan uang tabungannya digunakan untuk membantu petugas medis. "Anak laki laki berusia empat tahun membuat masyarakat tercengang karena ia yang rela memecahkan celengannya untuk berbagi kepada Tim Medis dalam menangangi pandemi Covid-19"[2].Â
Hal ini tentu dapat dijadikan bukti bahwa semua lapisan masyarakat termasuk balita pun ingin berkontribusi bagi negara. Selain itu para pengusaha swasta juga memberikan bantuan materil kepada pemerintah untuk penananganan masalah ini. Tidak lupa juga banyaknya masyarakat yang menjadikan dirinya sebagai relawan untuk membantu para petugas medis dalam bekerja.Â
 Secara tidak langsung, munculnya aksi-aksi kemanusiaan atau "social movement" dimasa Pandemic COVID-19 perlahan "mengobati" persatuan dan kesatuan bangsa ini.Â