Mohon tunggu...
Bang SB
Bang SB Mohon Tunggu... Jurnalis -

Bang SB dimasa kanak kanaknya kerap jualan bakwan, menulis untuk diri sendiri, pernah jadi supir angkot nasib baik memberinya rezeki hingga mampu beli android

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Kisah Nyata: Ibu, Sakit ... Aku Lelah Ibu

1 Desember 2016   22:35 Diperbarui: 2 Desember 2016   00:53 965
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bupati dan rombonganya masuk kerumah dan menyapa amri, dan seorang gadis muda yang juga tadi ada didalam mobil dinas itu memeriksa amri, menuliskan sesuatu dan memberikannya kepada beliau. Tak berapa lama, bupati muda itu menelpon seseorang, rahma tidak tahu juga. 

Selesai amri diperiksa dokter itu,  bupati itu mengelus amri, mengajaknya cerita, meskipun amrinya hanya menjawab dengan jawaban yang tidak jelas. Karena dia menjawab bersamaan dengan menahan sakitnya rongrongan penyakit di badannya.

Beliau menoleh ke rahma, tenang ya ibu, ibu kemasi barang barang, sebentar lagi, ibu berangkat ke rumah sakit di berastagi ujarnya.

Teruslah berdoa dan berpengharapan ibu katanya.

Tak berapa lama, Helikopter meraung raung di atas rumah rahma dan turun di tanah lapang kota kecil itu, beberapa rombongan membopong amri, mengangkatnya ke mobil dinasnya dan membawanya ke tanah lapang itu.

[caption caption="Ilustrasi"]

[/caption]

Rahma terus menangis, dan mengucap syukur, dalam hati dia berdoa, Terima kasih Tuhan, telah engkau kirimkan orang yang bersedia membantuku, doa rahma dalam hatinya

Sampai di tanah lapang, rahma, amri, dokter muda yang memeriksa amri, naik ke heli itu, Helicopter itu terbang menembus angkasa, disambut dengan suara burung burung yang riang gembira di langit yang cerah.

Jika ada disekitarmu yang sedang sakit dan tidak mampu, tugasmu sebagai manusia adalah membawanya kerumah sakit, meskipun karena itu kamu harus berhutang pada orang lain. (Dr. JR Saragih, SH, MM)

-------
Kisah nyata, 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun