Mohon tunggu...
Silvany Dianita
Silvany Dianita Mohon Tunggu... Psikolog - Pranata Humas Ahli Muda BPSDM Kemendagri dan Psikolog Klinis

When you care for yourself first, the world will also find your worthy of care.

Selanjutnya

Tutup

Artificial intelligence Artikel Utama

Apakah Curhat dengan AI Lebih Efektif?

29 Desember 2024   13:00 Diperbarui: 30 Desember 2024   10:39 155
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi artificial intelligence (AI).(iStockphoto/David Gyung)

Dalam beberapa tahun terakhir, kecerdasan buatan (AI) telah menjadi salah satu teknologi yang paling signifikan dalam transformasi berbagai bidang kehidupan, termasuk kesehatan mental. AI tidak hanya menjadi alat untuk analisis data atau otomatisasi, tetapi juga mulai memainkan peran sebagai mitra interaktif untuk mendukung kesejahteraan emosional. 

Salah satu perkembangan yang menarik adalah munculnya AI sebagai mitra curhat yang memberikan dukungan emosional secara real-time. Teknologi ini dirancang untuk menjawab kebutuhan individu yang mencari bantuan dalam suasana yang aman, nyaman, dan anonim.

Platform seperti ChatGPT, Woebot, Wysa, dan Replika telah menjadi populer karena menawarkan kemudahan akses yang tak terbatas oleh waktu dan lokasi. ChatGPT, misalnya, mampu menjawab pertanyaan atau membantu pengguna memproses emosi mereka melalui percakapan berbasis teks yang intuitif. 

Woebot mengintegrasikan teknik terapi perilaku kognitif (Cognitive Behavioral Therapy/CBT) untuk memberikan dukungan psikologis dalam format yang ringan dan mudah dipahami. 

Wysa, di sisi lain, menawarkan pendekatan yang lebih personal dengan alat bantu yang dirancang khusus untuk mengelola stres dan kecemasan. Sementara itu, Replika lebih menekankan pada hubungan emosional yang dirancang menyerupai "teman virtual" yang dapat memahami dan merespons perasaan pengguna.

Tren ini mencerminkan perubahan mendasar dalam cara orang mencari dukungan untuk kesehatan mental mereka. Dengan adanya AI, pengguna tidak perlu lagi merasa takut dihakimi atau terbatas oleh biaya mahal terapi tradisional. Anonimitas yang ditawarkan juga menjadi salah satu faktor utama yang membuat layanan ini semakin diminati, terutama di kalangan generasi muda yang lebih akrab dengan teknologi digital.

Namun, di balik kemudahan dan inovasi yang ditawarkan, muncul pertanyaan penting: apakah curhat dengan AI benar-benar efektif dibandingkan dengan terapi manusia yang memiliki pendekatan empati dan pemahaman emosional yang mendalam? 

Sebagai alat berbasis algoritma, AI memang mampu memberikan respons cepat dan konsisten. Namun, beberapa ahli mempertanyakan sejauh mana AI dapat memahami kompleksitas perasaan manusia yang sering kali tidak hanya membutuhkan solusi, tetapi juga pengakuan dan dukungan emosional yang tulus.

Hambatan dalam Penggunaan AI untuk Kesehatan Mental

Sumber: Freepik.com
Sumber: Freepik.com

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Artificial intelligence Selengkapnya
Lihat Artificial intelligence Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun