Mohon tunggu...
Silvana Maulina
Silvana Maulina Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Menulis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Artikel Utama

Eksplorasi Kampung Kungfu di Kawasan Kapasan, Surabaya

2 Juli 2024   09:37 Diperbarui: 7 Juli 2024   05:49 682
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kota Surabaya sebagai salah satu kota terbesar di Indonesia pada perkembangannya banyak didiami oleh penduduk dari berbagai etnis. Pada masa pemerintahan Hindia Belanda Kota Surabaya menjadi Kota Pelabuhan dan Kota Perdagangan yang menarik perhatian bagi para imigran asing untuk singga di Surabaya pada masa itu salah satu nya, yaitu Etnis Tionghoa. 

Pada masa itu etnis Tionghoa menempati kawasan pecinan yang berada di sisi timur sungai kalimas hingga termasuk ke Jalan Kapasan. Kampung Kungfu merupakan salah satu dari pemukiman etnis Tionghoa yang berada di Jalan Kapasan. Kampung ini sangat dikenal pada masa kolonial karena upaya perlawanan yang dilakukan oleh penduduk etnis Tionghoa di Kampung tersebut terhadap Kolonial Belanda.

Kampung Kungfu ini berada di belakang Klenteng Boen Bio di Jalan Kapasan Dalam I, RT 02 RW 08, Kecamatan Simokerto, Kota Surabaya. Kampung Kungfu ini dulunya merupakan kawasan hutan -- hutan yang banyak ditumbuhi oleh pohon Randu (kapas) hingga kemudian kawasan ini dikenal dengan nama Kapasan. 

Menurut penuturan dari Suk Dony Djhung, yang merupakan seorang keturunan Tionghoa dan bertempat tinggal di Kampung Kungfu sejak kecil, pada awalnya di Kampung ini terdapat 2 orang Major yang berasal dari Tiongkok, yaitu The Eng Bian dan Tjoa Swie Bie keduanya sangat disegani dan sangat dipercaya oleh Belanda untuk mengurusi permukiman Kampung ini. 

The Eng Bian dikenal sebagai seorang yang baik karena dia yang menyediakan penampungan bagi pendatang dari Tiongkok. Para pendatang dari Tiongkok yang menetap di Kampung ini rata -- rata memiliki keahlian akan bela diri kungfu hingga kampung ini bernama Kampung Kungfu, namun meski memiliki keahlian kungfu mereka menggunakannya untuk melawan orang -- orang Belanda yang mulai mengusik mereka selain itu mereka juga memiliki pedoman "Indonesia tetap Indonesia" hingga orang -- orang ini mendapat julukan "Buaya Kapasan" . 

Pemerintah Belanda pada masa itu tidak mampu menaklukan Kampung Kungfu hingga membuat politik pecah belah menjadikan kawasan Kapasan sebagai kampung chinese. Selain memiliki keahlian Kungfu orang -- orang Tiongkok yang menetap di Kampung ini juga Jago dalam kesenian Barongsai. 

Di Kampung Kungfu ini terdapat bangunan bersejarah, yaitu Balai Tong Yien We. Balai ini memiliki kedalam 2,5 meter pada masa Kolonial Belanda balai ini dijadikan oleh pejuang arek - arek suroboyo sebagai tempat penyitaan senjata - senjata Belanda, selain itu mereka yang terluka karena tembak atau sakit oleh orang - orang Tionghoa juga dibawa ke balai tong yien we untuk disembuhkan. 

Pada masa sekarang balai ini menjadi area tertutup dan tanah sedalam 2,5 meter tersebut sudah tertimbun tanah selain itu di balai ini juga terdapat granat. Selain Balai Tong yien we, di Kampung Kungfu juga terdapat punden kapasan dalam yang merupakan suatu brntuk kepercayaan dari masyarakat setempat mengenai dayang dari kampung ini.

Masyarakat di Kampung Kungfu ini seiring berjalannya waktu mengalami perubahan dari segi agama. Agama yang dianut oleh masyarakat di Kampung Kungfu sangat beragam tidak hanya Konghucu melainkan juga Islam, Kristen, Katolik, Buddha, dll. Meskipun terdapat keberagaman agama mereka saling menghormati dan menghargai antar sesama hal ini terlihat dari penuturan Suk Dony Djhung, bahwasanya selain merayakan kegiatan imlek mereka juga turut merayakan natalan dan hari raya idul fitri serta saling berbagi antar sesama.

Kampung Kungfu di Surabaya memiliki peran yang sangat penting dan multifaset bagi masyarakat sekitar. Selain menjadi pusat latihan seni bela diri, kampung ini berfungsi sebagai penjaga warisan budaya, pusat edukasi, daya tarik wisata, serta penggerak ekonomi lokal. Kampung Kungfu merupakan salah satu penjaga warisan budaya Tionghoa di Surabaya. 

kegiatan kungfu dan barongsai masih dilestarikan dan rutin dilakukan di Klenteng Boen Bio, masyarakat dapat mengenal dan belajar seni bela diri tradisional Tionghoa. Ini membantu melestarikan budaya yang kaya dan memperkenalkannya kepada generasi muda, sehingga tradisi ini tidak hilang ditelan waktu. 

Selain kungfu dan barongsai di Kampung Kungfu terdapat kebudayaan yang masih dilakukan hingga saat ini salah satunya yaitu sedekah bumi. Sedekah bumi ini merupakan hasil akulturasi dari budaya Tionghoa dan Jawa. Sedekah bumi di Kampung Kungfu ini dilakukan secara turun - temurun sejak zaman Belanda dan dirayakan pada tanggal Kelahiran Nabi Konghucu.

Latihan kungfu tidak hanya mengajarkan teknik bela diri, tetapi juga menanamkan nilai-nilai disiplin, ketekunan, dan rasa hormat. Anak-anak dan remaja yang berpartisipasi dalam latihan ini belajar pentingnya kerja keras dan konsistensi, yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. 

Kampung Kungfu juga menjadi salah satu daya tarik wisata di Pecinan Surabaya. Wisatawan yang datang dapat menyaksikan demonstrasi kungfu, mengikuti pelatihan singkat, atau sekadar menikmati suasana kampung yang unik. Hal ini memberikan dampak positif terhadap perekonomian lokal, karena meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan dan pendapatan dari sektor pariwisata.

Kampung Kungfu ini juga menjadi tempat berkumpul bagi masyarakat dari berbagai latar belakang untuk berlatih dan berbagi pengalaman. Ini memperkuat ikatan sosial dan membangun rasa kebersamaan di antara penduduk sekitar. Selain itu, kegiatan-kegiatan komunitas yang diadakan di kampung ini juga berperan dalam mempererat hubungan antar warga. 

Dengan adanya Kampung Kungfu, berbagai usaha lokal seperti toko peralatan beladiri, warung makan, dan penginapan turut berkembang. Kegiatan ini mendorong pertumbuhan ekonomi mikro di daerah Pecinan, menciptakan lapangan kerja, dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar. 

Kedai Kungfu (sumber: dokumen pribadi)
Kedai Kungfu (sumber: dokumen pribadi)

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun