Kohlberg mengembangkan teorinya melalui penelitian longitudinal yang melibatkan studi terhadap anak-anak, remaja, dan orang dewasa. Ia menggunakan dilema moral sebagai metode utama untuk menguji tahap-tahap perkembangan moral. Dilema moral ini adalah situasi yang menantang individu untuk membuat keputusan tentang apa yang benar dan salah berdasarkan nilai-nilai moral.
Salah satu contoh dilema moral yang terkenal adalah Dilema Heinz: "Heinz memiliki istri yang sakit dan membutuhkan obat mahal yang tidak dapat dia beli. Apakah Heinz harus mencuri obat tersebut untuk menyelamatkan hidup istrinya?" Kohlberg meminta peserta untuk menjawab pertanyaan ini dan kemudian menganalisis alasan di balik keputusan mereka, yang membantunya mengidentifikasi tahap perkembangan moral mereka.
7. Perkembangan Moral pada Dewasa
Kohlberg mengklaim bahwa meskipun sebagian besar orang mencapai tahap konvensional pada masa remaja, hanya sebagian kecil yang melanjutkan hingga tahap pasca-konvensional sebagai orang dewasa.
Beberapa faktor yang dapat memengaruhi kemajuan ke tingkat moral yang lebih tinggi meliputi:
-Pendidikan dan pengalaman hidup.
-Refleksi diri dan pengalaman pribadi yang menantang norma atau hukum.
-Lingkungan sosial yang menuntut pertimbangan moral lebih mendalam.
Pada banyak orang dewasa, terutama yang berfokus pada tingkat konvensional, keputusan moral sering kali dipengaruhi oleh kewajiban sosial dan kewajiban yang ada dalam hukum dan aturan.
8. Kritik Terhadap Model Kohlberg
Selain kritik dari Carol Gilligan mengenai bias gender, terdapat kritik lainnya mengenai teori Kohlberg: